- Sequel "My Sugar" -
Ini kisah Jimin yang udah bisa dapetin si kating manis pujaan hati. Si kating manis yang ternyata punya segudang rahasia besar.
Siapa sangka, sosok dingin Suga berubah jadi tambah manis di mata Jimin.
Saat si manis Suga sudah p...
Hari ini kosong, nggak ada jadwal pemotretan. Sudah beberapa bulan dia disibukkan dengan jadwal pemotretan yang bukan seperti 'part time' pada umumnya, kali ini Jimin sudah bisa bernafas lega karna jadwal resmi sudah ditentukan. Cukup mengambil jadwal tiga kali seminggu, semoga saja ini jadi awal yang baik untuk tidurnya yang kembali teratur.
Kuliahnya juga lagi nggak terlalu padet, jam tiga sore Jimin udah singgah aja di apart kesayangan.
Duduk di depan komputer, Jimin berselancar di dunia maya yang ternyata udah banyak akun-akun fans yang dibuat untuk dukung karirnya bareng Taehyung.
"Wahh, banyak juga nih fans gue buat ikut tawuran."
Jimin liat-liat lagi, di akun sosmed official Van Entertaiment juga udah kesebar foto-foto Jimin sebagai warna baru didunia permodelan. Bahkan, followers instagram dan twitter Jimin pun bertambah pesat, siap bersaing dengan Kai tentunya.
Mendadak famous kalo kata Taehyung.
Nggak lama, pintu kamar kebuka, ada sosok si manis di sana yang baru pulang kuliah. Dia bawa kanvas yang sudah berwarna biru di tangan kanan dan ransel yang disampirkan pada pundak kiri.
Jimin memutar kursi, wajahnya tersenyum hangat menyambut kedatangan si pacar yang keliatan capek banget. "Sayang, sini peluk."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jimin merentangkan tangan, otomatis Suga langsung menghambur ke dalam pelukan Jimin setelah meletakkan barang-barangnya.
Dibawanya Suga ke pangkuan Jimin, lalu dipeluknya dengan sayang, sayang sekali.
Dekapan Jimin memang bikin tenang. Secapek apapun kalo udah dipeluk Jimin, capeknya bakal ilang.
Bikin candu,
"Mau makan, hm?"
Suga menggeleng. "Udah, kamu?"
"Aku juga udah,"
Dibelainya rambut si manis, masih dalam pangkuan, tapi Jimin membawanya pindah ke ranjang. Biar lebih enak katanya.
Maksudnya lebih nyaman,
Masih memilih terdiam dengan berpelukan manja, keduanya larut pada kenyamanan yang diberikan oleh masing-masing keduanya.
Hingga suara Suga menginterupsi keheningan yang tercipta. "Jim?"
"Hmm?"
Masih dengan dagu yang bertumpu pada bahu kokoh Jimin, kembali Suga mengekuarkan suara.
"Aku juga mau kerja,"
Gumaman Suga bikin Jimin melepas pelukan dan menatapnya bingung, alisnya ditekuk, lalu Jimin nanya. "Ngelindur?"
Suga menggeleng, "Nggak aneh-aneh, cuma bantu-bantu di cafe temenku. Boleh?"
Ini bedanya Jimin dan Suga, kalo Jimin buat ngomong kek begini susahnya minta ampun. Kalo Suga, dia bakal langsung ke intinya. Tapi justru itu malah bikin kaget Jimin yang belum siap buat pernyataan yang tiba-tiba.