PROLOG

372 28 26
                                    

Happy reading guys...
Jangan lupa vote and coment yang kocak yaww                

                              ~

"Ta, wangi nih pakaian gue" Laona pamer bau wanginya ke Etta, yang sedang berkutat dengan kesibukan tersendiri. Sehingga, dia tidak menyadari bahwa kelasnya ramai hanya karena meminta Parfume milik Leny.

"Eh iya La, kok wangi sii. Bau Parfume nya semerbak lagi, minta Parfume mana?" sahut Etta, sembari mencium-cium bau Parfume yang melekat dipakaian Laona.

"Noh, minta sama Leny"

Etta mengikuti arah yang di tunjukkan oleh Laona dengan tangannya, sehingga Ia mengikuti arah tangannya hingga 180 derajat, Eh ralat maksudnya 90 derajat.

Benar saja Ia melihat Leny di kerumuni oleh banyak wanita yang meminta Parfume nya. Ia segera berjalan menghampiri Leny, dan tak mau kalah saing dengan Laona yang memamerkan bau wanginya tadi. Tau lah ya anak perempuan gimana, wkwk.

"Len, minta dong Parfume nya masa gue nggak dikasih sii. medit amat jadi orang" protes Etta, dengan nada memaksa saat meminta Parfume ke Leny.

"Etdaah, Parfume gue bentar lagi habis ishh. Satu kelas masa minta nya ke gue semua" Leny berucap dengan perasaan sedikit kesal. yang sedang memegang Parfume miliknya, serta melihat isi botol Parfume yang telah terkuras banyak.

"Ish, gue kan belum minta. Minta yak minta dong, boleh ya Len sedikit kok nggak banyak" Etta merajuk.

"Ya udah nih, tapi sedikit ajah nggak usah banyak-banyak"

"Iyaa Leny yang cantikk, tikk tikk tikk bunyi hujan di atas genting" Ledek Etta, disertai dengan ketawa saat menyanyikan lagu hujan versi anak-anak.

Kemudian, Etta segera menyemprotkan Parfume tersebut ke bagian pakaiannya tertentu.

"Nih, Makasih Leny cantikk nan baik hati. Ah udah yuk ke kantin udah pada demo nih cacing-cacing diperut" kata Etta sembari mengembalikan botol Parfume nya, dan asal menyelonong keluar duluan dari kelas menuju ke kantin, serta meninggalkan kedua temannya yang masih di kelas.

Saat itu juga kedua temannya segera mengikuti Etta yang jalan duluan, sehingga mereka berusaha untuk mensejajarkan perjalanan mereka menuju kantin.

Tetapi, karena tadi meminta Parfume Leny menyemprotnya agak banyak, menjadikan Etta kurang PD. Padahal Etta bilang mintanya sedikit, tapi semprotnya sampe ke mana-mana, jadi banyak deh.

                             ▪▪▪

Di lain sisi terdapat tiga laki-laki yang duduk di depan kelasnya, dan sedang asik-asiknya berbicara, entah itu penting atau tidak. Tetapi bagi laki-laki itulah sangat penting, apalagi kalo bukan tentang Game.

"Ze, nih kemarin gue udah ngalahin lo kan. Dasar payah lo" ucap Fandi, sembari senyum miringnya tanda mengejek Alze. karena kemarin Fandi main Game nya menang dari Alze, Ya walaupun yang ngajak main dulu itu Alze.

"Ah elah Fan, kemarin gue tuh tangan nya pegel jadi nggak bisa buat ngalahin lo. Kemarin juga gue nggarap tugas Fisika tuh, pusing pala gue nih" Alze mengelak tidak mau disebut kalahan, sembari memegang kepalanya yang pusing, karena Rumus Fisika membuat otak Alze Ruwett bundett. Eh ralat, tapi sebenernya si itu cuma akal-akal an Alze ajah biar keliatan beneran pusing di depan Fandi, sebenarnya Fisika itu pelajaran kesukaan Alze.

"Banyak alesan aja lo Ze. Oya otak lo kan emang pinter kalo Fisika, mana mungkin Seorang Alzefan Gibram Arinton pusing mikirin Fisika. nyontek ya Ze Fisikanya, kan lo pinter" ucap Fandi memohon ke Alze, agar dicontekin hasil jawaban Fisikanya.

"Iya lo tuh Ze, kalo kalah ajah ngelaknya pinter banget. Tapi, gue nyonto juga ya Ze Fisikanya, masa iya gue engga" kata Kean.

"Hmm.. kalo ada maunya ajah muji-muji gue, dasar lo Fan. iya-iya nanti gue contoin semua lu pada" cibir Alze, dengan raut wajah datar.

                             ▪▪▪

Kemudian di saat waktu bersamaan, ada tiga perempuan sedang berjalan menuju kantin, dan terlihat kalau mereka jalannya berdampingan. Menuju kantinnya tidak memakan waktu lama, karena kelasnya dekat dengan kantin hanya selisih satu kelas. Dan mereka melewati tiga laki-laki tadi yang sedang duduk di depan kelasnya.

"Misi kak" ucap Etta dan kedua temannya serempak, yang sedikit menundukan kepalanya saat melewati kakak kelas yang sedang duduk di depan kelasnya.

Karena, sebenarnya Etta dan kedua temannya itu orangnya baik, sopan, ramah, dan pemalu. tapi, kalo udah ketemu teman-temannya yang akrab suka malu-maluin.

Dan dibalas anggukan oleh ketiga laki-laki tersebut.

Tetapi, sepeninggal kepergian Etta dan kedua temannya ada yang merespond bau wanginya.

"Kok wangi banget sih" salah satu laki-laki tersebut menutup hidungnya, serta mengkibas-kibaskan tangannya. tidak dengan dua laki-laki yang tidak menyium bau Parfum semerbaknya itu, mungkin tertutup rapat hidungnya. Suara itu masih bisa terdengar oleh Etta, tidak pada kedua temannya.

Tetapi, Etta bersikap biasa saja seolah-olah tidak mendengar perkataan laki-laki tersebut, padahal Ia mendengar dengan jelas.

Apa iya wangi banget? gue semprotnya banyak juga sih, tapi nggak terlalu juga. tapi apa iya wangi banget?,-batin Etta.

Etta bertanya, ke Rensiska yang berada di sampingnya, "Ren, apa iya gue wangi banget?, Perasaan gue nyemprotnya nggak terlalu banyak,"

Rensiska menjawab, "Iya Ta, wangi banget sumpeh gilee gue juga baru nyadar. Eitss katanya minta sedikit, kok wangi banget sii?"

"Iya pengin banyak ajah biar nggak bau lah tapi nggak terlalu banyak kok, karna bau itu nggak enak apa lagi bau tai hahaha. Jangan bilang Leny oke nanti nyrocos deh panjang lebar," seketika ngakak bareng ketika mendengar ucapan Etta. boong dikit boleh ya, ups hhe.

"Serah lu Ta, hahaha."





Maaf kalo banyak typo, soalnya sambil belajar😁

Btw sambil belajar bikin cerita WP, bukan belajar mengikhlaskan dia walaupun bersama orang lain, huhu sakit :):

Satu vote dari kalian pahala bagiku untukmu^^

ALZETTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang