10 - kosong delapan-delapan, nyambungnya kapan-kapan

36 16 3
                                    

Happy reading guys...
Jangan lupa vote and coment yang kocak yaww

                              ~

"Hey yuu wasap gengs, kembali bertemu lagi dengan saya Fandi naks cogan tingkat tangga atas, wkwkwk. Dan saya ucapkan selamat buat bang Alze yang telah menjuarai satu, jangan lupa nanti traktiran nya ditunggu ya bang. Mm.. kalo dengan saudara kake tuir gimana, mau menawarkan lagi mbak-mbak jualan pinggir emperan?" ucap Fandi dengan gaya alay nya.

"Hm, alay lu Fan" balas Alze.

Kean menyahut, "Gue nggak mau endors, percuma nggak dibayar sama mbak-mbak jualan pinggir emperan"

"Alay-alay gini juga sahabat elu njim. Kalo nggak ada gue, pasti elu pada kangen berat. Hahaha kake tuir kasian amat sih" ledek Fandi.

"Udah-udah diem, panas nih. Coba lu ke pintu tengok ada bu Ephi atau nggak, kalo nggak beliin gue minum sana Fan" suruh Alze.

"Gue juga dong, oke. Bentar-bentar gue cek dulu" ucap Fandi yang sedang menuju pintu kelas.

Sambung Fandi, "Nggak ada gaes, aman terkendali. Ya udah sini mana duit"

"Nih, Kean sekalian" kata Alze.

"Hm oke-oke" jawab Fandi.

"Tengkyu bro" ucap Kean.

"Hm" jawab Alze dan Fandi serempak.

Fandi keluar dari kelas menuju kantin dengan berjalan mengendap-ngendap, karena katanya takut ketauan guru killer nya.

Fandi tengak-tengok menghadap ke samping kanan, samping kiri, dan belakang terus-menerus. Ia begitu, karena pernah kepergok oleh guru killer nya pada saat ke kantin, jadi Ia sedikit trauma.

Tidak fokus berjalan melihat ke depan, sampai-sampai Ia tidak menyadari bahwa di depannya ada seorang perempuan yang sedang menyapu latar kelas.

Sehingga Ia menabrak perempuan tersebut, sampai perempuan tersebut teriak histeris karena saking kaget nya.

Karena, perempuan nya juga dalam keadaan melamun saat menyapu, jadi Ia begitu.

"Aaa--" teriak perempuan itu.

Fandi mendengar perempuan itu teriak, Ia reflek membungkam mulut dia dengan kedua tangan nya, sehingga kini mereka saling bertatap-tatap an dengan jarak sangat dekat hanya beberapa senti. Ia membungkam mulut nya, agar tidak terdengar oleh siswa maupun guru lain.

Tak lama kemudian suara teriak-an nya pun berhenti, Fandi segera melepaskan tangan dari bungkaman nya, dan meminta maaf.

Fandi berucap, "Ehehe maaf yah, soalnya gue nggak fokus liat depan jadi nggak sengaja nabrak lo"

Perempuan itu menjawab, "Eh iya nggak papa kak, gue juga nggak fokus nyapu, lagi nglamun juga tadi. Maaf juga kak"

"Ooh oke-oke, btw boleh kenalan nggak?" tanya Fandi.

"Mm.. boleh kak, gue Laona" perempuan itu adalah Laona.

"Ooh iya. Salam kenal Laona, kalo gue Fandi" ucap Fandi.

"Oke kak"

"Ya udah gue pergi dulu yak, sekali lagi maaf gue nggak sengaja nabrak lo" ucap Fandi karena merasa bersalah.

"Iya nggak papa kak, gue juga minta maaf"

"Oke-oke"

"Mmm kalo boleh, gue minta nomer WA-nya elo dong" sambung Fandi. Pepet terus sampe dapet Fan, wkwk.

"Oke kak. Nih catet kak, kosong delapan-delapan"

"Bentar-bentar, gue catet dipikiran dulu. Terus-terus berapa lagi?

ALZETTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang