08 - kok kamu nangis, kenapa?

46 17 6
                                    

Happy reading guys...
Jangan lupa vote and coment yang kocak yaww

                              ~

SMA N Citra Bangsa memborong piala kejuaran nya dari masing-masing Lomba, yang menjuarai yaitu dari :
▪Cabang Lomba LCCI putra/putri juara satu
▪Cabang Lomba Murottal putra juara satu
▪Cabang Lomba Murottal putri juara satu
▪Cabang Lomba Tahfidzul Qur'an putra juara satu
▪Cabang Lomba Tahfidzul Qur'an putri juara dua
▪Cabang Lomba Kaligrafi putri juara dua
▪Cabang Lomba pidato islami putra juara tiga
▪Cabang Lomba Adzan juara harapan satu.

Mendapatkan piala nya lumayan banyak, pantas mereka mendapatkan juara Umum.

Dari pak guru dan bu guru yang berada di tempat perlombaan, menyuruh kepada siswa yang mendapatkan piala nya boleh dibawa pulang terlebih dahulu, dan pada hari senin nya dibawa kembali ke sekolah.

▪▪▪

Sesampainya di depan rumah, Etta memiliki ide cemerlang yang menyangkut di otak nya.

Gak seru nih kalo semisal gue langsung nunjukin piala ini, mending gue pura-pura sedih aja kali yak, pura-pura gak juara dan gue sangat sedih. Kan, jam segini ayah sama kak Devit udah pulang, ehem-ehem cekk cekk hikss hikss ahihihi permulaan dulu, maaf bu, ayah, kak Devit ehehehe ,-batin dan suara lirih Etta.

"Assalamu'alaikum ibu" Etta berucap dengan ekspresi tidak semangat, alias lesu kusut. Inget itu hanya akting.

"Wa'alaikumsalam" ucap mereka serempak yang berada diruang tv.

Etta menghampiri mereka yang berada diruang tv. Namun, mereka tidak sadar dengan ekspresi Etta saat ini.

Beberapa menit kemudian baru sadar...

Ayah bertanya, "Etta, kenapa kamu kok kusut gitu?"

"Mmm, iya nih yah capek banget" ucap Etta, masih dengan akting nya.

"Ya udah sini-sini duduk dulu"

Etta menuruti ayahnya untuk duduk sejenak bersama ketiga human tersebut.

"Ngomong-ngomong, gimana tadi waktu diperlombaan?" tanya ibu.

Etta menyahut, "Hmm, ya gitu bu"

"Gitu gimana maksudnya, sayang?

"Hikss hikss hikss" Etta menangis dengan nada sedikit pelan. Ingatkan lagi itu hanya akting, wkwk.

"Kok kamu nangis, kenapa? Juara atau engga?" kini ayah yang bertanya.

"Hikss hikss hikss" dengan nada sedikit ditinggi kan.

"Lah kok malah tambah tinggi, gimana nih bu, Devit" ucap ayah sedikit cemas.

"Coba jelasin kenapa sayang, kok bisa nangis?" tanya ibu.

"Bu, ayah, kak. Hikss hikss hikss" dalam hati Etta merasa ingin ketawa sekencang-kencangnya. Dasar Etta ga ada akhlak, hadeh.

"Etta kenapa kok nangis terus, coba jelasin sama ibu, ayah, kak Devit. Kan ibu khawatir kalo kamu nangis terus, sayang. Kamu juara atau engga, coba dijawab?" ibu Etta mulai sangat khawatir bungg, ahahaha. Bener-bener Etta ga ada akhlak, bisa-bisa nya nge-prank orang tua sama kakak nya sendiri.

Devit bertanya ke Etta, yang sudah sangat penasaran, "Elu kenapa dek, kok nangis sih?"

"Bu, ayah, kak Devit. Aku terharu, hikss hikss hikss" Etta parah bener, bisa-bisa nya masih bikin mereka penasaran, hadeh.

"Terharu kenapa, Etta?!" ucap ketiga human tersebut dengan serempak.

"Hikss hikss hikss. Kok kalian gitu sih sama Etta?" Etta berucap sedikit terkejut. Mampos kan lu Ta, author ikut greget nih woii hrr.

Ayah bertanya lagi dan lagi, "Lah Etta bikin penasaran sama kita, jadi kita kan bingung kenapa Etta nangis habis pulang Lomba. Ada apa yang terjadi?"

"Hikss hikss hikss, alhamdulillah Etta juara satu Lomba Murottal. Ya allah terimakasih engkau telah mengabulkan do'a hambamu ini, Etta sangat terharu ya allah" berucap dengan tampang tak berdosa, sembari mengangkat kedua tangan nya seperti seolah-olah sedang berdo'a.

Ibu berucap, "Astaghfirullah Etta kirain ada apa sampe kamu nangis gitu, bikin cemas kita semua"

"Hadeh" ucap ayah dan Devit serempak sembari tangannya menepuk dahi.

"Hehehe, maaf semua" Etta berucap disertai cengiran kudanya.

"Hmmm" ucap ketiga human dengan serempak.

"Alhamdulillah kalo kamu juara satu, selamat ya sayang" ucap ibu pada Etta.

"Selamat ya sayang kamu dapet juara satu" ucap ayah.

"Selamat ya Etta tuiiiit tiuuut, hmm tapi tumben waras" ucap Devit sedikit meledek.

Etta membalas, "Makasih bu, ayah. kak Devit Iri bilang boss, wlee"

"Oya nih piala sama piagam nya, bagus kan piala nya. Alhamdulillah ini piala pertamaku hasil usaha sendiri. Memang yah orang bijak bener kalo ngomong, 'Usaha tidak pernah mengkhianati hasil'" sambung Etta, yang sedang mengeluarkan piala dan piagam dari dalam tas nya.

Ayah mengatakan, "Wah bagus piala nya tuh, alhamdulillah kamu bisa dapet"

"Iya bagus tuh, sayang" kata ibu.

"Alhamdulillah gak sia-sia. Tapi, kata pak Danang bilang kalo piala nya bukan buat sendiri tapi dipajang di lemari sekolah khusus piala, jadinya ini gak buat aku sendiri, kalo pengin punya piala harus di duplikat dulu katanya bu, ayah. Tapi, aku boleh kan duplikat piala nya?" kata Etta.

Melinda puspa menjawab, "Iya boleh, sayang"

"Makasih bu"

"Iya boleh, sayang. Nanti kalo punya banyak piala, ayah beliin lemari khusus piala juga biar kamu seneng atas usaha nya kamu sendiri yang ngga sia-sia itu" kata ayah.

"Aaaa makasih ayah, baik deh" ucap Etta dengan girang.

"Iyah sama-sama, sayang" balas ayah.

Btw kurang seru, nge-prank keluarga sendiri. Orangnya terlalu serius jadi susah bercandaan, hadeh. Tapi kalo sama kak Devit gue satu server, soalnya sama-sama humoris, wkwk.-batin Etta

▪▪▪

"Assalamu'alaikum bu" ucap seorang laki-laki.

"Wa'alaikumsalam, alhamdulillah anak ibu udah pulang" jawab ibu, dari laki-laki tersebut.

"Iya bu, alhamdulillah"

"Gimana tadi diperlombaan, juara atau engga?"

Laki-laki tersebut menjawab, "Alhamdulillah juara bu, tapi piala nya ngga dibawa, soalnya dibawa sama anak perempuan"

"Alhamdulillah kalo juara, ooh ya gitu ngga papa. Ngomong-ngomong juara berapa?" tanya ibu.

"Alhamdulillah juara satu, bu"

"Waah anak ibu hebat alhamdulillah dapet juara satu, selamat yah atas kejuaraannya ibu bangga sama kamu. Ya udah yuk ke tempat makan, ibu udah siapin makanan spesial buat Alze" ajak ibu, kepada laki-laki tersebut. Laki-laki tersebut adalah Alze.

Alze membalas, "Iya bu makasih, ayuk bu hehe."

Satu vote dari kalian pahala bagiku untukmu^^

ALZETTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang