Bagian 16

239 16 0
                                    


"Sebaiknya Bapak masuk dulu, nanti saya bikinin minum dan bawain baju ganti biar Bapak gak masuk angin." Ucap gadis itu datar, belum juga Reyhan menjawab gadis itu sudah masuk nyelonong begitu saja. Tadinya Reyhan mau nolak dan langsung pulang saja ke rumah Baru saja karena ia sudah rindu sekali dengan masakan buatan Bundanya itu ditambah lagi dia harus segera kembali ke kantor menyelesaikan pekerjaannya yang tidak bisa ditunda tunda lagi. Tapi gak enak juga harus nolak niat baik gadis itu, lupakan sebentar soal pekerjaan tapi maksud lupakan itu bukan berarti tidak bertanggung jawab dan melalaikan. Tidak masalah nantinya ia harus lembur, itu sudah biasa tapi kalau sikap manis gadis itu tidak biasa, tentu berefek besar pada dirinya, karena bisa menambah energi fositif untuknya.

Reyhan perlahan masuk ke dalam rumah yang terbilang mewah ini tetapi sayang cukup sepi. terlihat wanita paruh baya yang  menghampirinya sembari membawa handuk kecil dan juga baju

"Mari masuk Mas. Saya disuruh Neng Disa nganterin handuk sama baju ini, Mas nya diganti dulu aja, kamar mandinya dari sini lurus aja nanti tinggal belok kiri." Oceh wanita paruh baya itu ramah sambil menyerahkan baju dan handuknya

"Oh iya. Terimakasih."
.
.
.

Seteleh selesai membersihkan diri, Disa bercermin melihat pantulan dirinya yang selalu makan banyak tapi tetap saja badannya kurus haha sudah lupakan. Dan tidak lupa juga memakai kerudung instan untuk menutupi rambutnya, gadis itu langsung turun ke bawah mampir ke dapur terlebih dahulu untuk membuatkan minum untuknya dan polisi itu.

"Mau bibi bantu neng." Tawar Bi inah ketika melihat gadis itu sedang membuat minum

"Gapapa, gausah bi. Oh iya bibi udah kasih baju sama handuknya kan?"

"Udah neng, pacarnya ya neng?"

Disa terlonjak kaget
"Hah? Pacar siapa? Y-ya bukan lah bibi ada ada aja, cuman temen kok."

"Gapapa kali pacar juga neng, ganteng kok cocok sama neng Disa." Goda Bi inah sontak membuat pipi Disa bersemu merah

"A-apaan sih bi. Gak, gak cocok. Dia udah tua bi sementara Disa kan masih muda." Oceh Disa

"Jodoh itu gak Mandang usia neng."

"Ya... tetep aja Disa gak mau! udahlah bibi ngaco deh." Disa pergi meninggalkan Bi Inah sebelum Bibinya itu makan gencar menggodanya

Terlihat Pria itu sedang sibuk dengan handphone digenggaman nya, pria itu sudah mengganti bajunya yang terlihat lebih santai. Entahlah kenapa Disa lebih suka melihat pria itu berpakaian santai daripada memakai seragamnya itu.

"Pak diminum dulu." Ucap Disa sontak menghentikan aktifitas Reyhan yang sedang melirik kerjaan di handphonenya

Disa duduk dihadapan Reyhan

"Terimakasih." Reyhan pun meminum dan kembali berkata "Baju yang saya pakai ini bukan punya kamu kan?"

"Itu punya saudara saya, kebetulan dia sering nginap dan banyak juga baju yang dia tinggalin di sini."

"Emang gapapa saya pakai?"

"Gapapa, asal di balikin lagi." Perkataan Disa mengundang Reyhan tertawa kecil

"Emm... Bapak kenapa sih kok selalu baik sama saya?" Tanya Disa tanpa basa basi dan yang ditanya mengerutkan keningnya lalu bertanya balik

"Salah kalau saya baik sama kamu?"

"E-enggak, gak ada yang salah tapi saya merasa gak enak. Bapak selalu baik sama saya padahal kan saya selalu cuek sama Bapak."

"Saya bakal lebih senang kalau saya jadi orang yang selalu bisa kamu andalkan."

Edisshafana SuharaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang