Bagian 20

266 13 1
                                    


Disa ikut tertawa lepas ketika mendengar cerita dari Kak Aldi dosen muda itu, kalau sudah bersama dengan teman sefrekuensinya ini, semua yang ada dipikirannya seakan hilang begitu saja. Padahal dari tadi Disa curi curi pegang handphone untuk menghubungi Mamanya, tapi tetap saja masih tidak ada jawaban. Sekarang mereka sedang berada di sebuah cafe bernuansa klasik setelah dari butik tadi. Namun handphone yang baru saja ia masukkan ke dalam tas itu berbunyi nyaring dengan cepat Disa mengambil handphone itu dan langsung memijit tombol hijau tanpa melihat terlebih dulu siapa yang menelpon.

"Hallo, Mama."  Yang ada dipikirannya sekarang hanya Mamanya seorang

Seseorang yang disebrang sana mengerutkan kening dan terdiam cukup lama

"Mama...sebenarnya Mama dimana sekarang?"

"Tolong jangan tinggalin Disa Ma. Disa gak mau sendirian." Ucapnya lirih, sontak membuat mereka semua yang ada di sana bertanya bertanya kepada Disa yang sedang menelpon dengan Mamanya itu

"Fana, ini aku, Kak Dwi." Ada apa dengan gadis kecilnya. Kenapa ia mengira Mamanya yang menelpon dan kenapa gadis kecilnya itu seakan takut ditinggalkan oleh Mamanya. Sementara Disa sedikit kaget dan juga sedih, ia kira Mamanya yang menelpon

"Maaf Kak, kirain Mama yang telpon."

"Fana lagi ada masalah ya?" 

"Enggak kok." Jawab Disa bohong

"Lagi dimana?"

"Lagi diluar. Emangnya kenapa Kak?"

"Tadinya Kakak mau kerumah sekalian pengen ketemu sama Tante Rani. Karena kamu lagi gak dirumah lain kali aja Kakak ke rumahnya."

"Lagian Mama juga lagi gak ada dirumah."

"Yaudah deh, kamu lagi dimana? Biar nanti pulangnya Kakak jemput."

"Gak usah Kak."

"Bener?"

"Iya bener, soalnya Fana bawa motor."

"Oh gitu, yaudah hati hati ya bawa motornya jangan ngebut awas! Kalau ada apa apa telpon Kakak."  Disa mengganguk tersenyum

"Siapppp."

Sesudah selesai telpon Disa diberikan berbagai pertanyaan oleh teman temanya.

"Disa Ada apa? Tadi Lo bilang jangan tinggalin tingalian gituh. Emang Tante Rani kemana?" Manda yang pertama kali bertanya

"Iya, Tante Rani kemana? Timpal Elni

"Terus tadi yang telpon Lo siapa?" Tanya Revan

"Kalau Lo ada masalah cerita." Oceh Aldi

Disa masih diam, ditatapnya wajah mereka satu persatu satu dan air matanya lolos keluar begitu saja

"Bisa gak kalian nanya nya satu satu! Gue bingung jawabnya." Disa mengusap air matanya yang jatuh tidak tepat waktu

"Okey okey, Lo cerita aja."

Apakah ia harus menceritakan tentang masalahnya? Apakah ia harus menceritakan tentang kecurigaan kepada Papanya selama ini? Ah tidak! Rasanya itu sama aja ia mengumbar aib orang tuanya sendiri. Bukannya Disa tidak percaya kepada teman temannya itu, Disa hanya tidak ingin menambah beban kepada mereka dengan ia bercerita tentang masalahnya. Ini masalah pribadinya biarlah jadi urusan nya. Dengan berkumpul seperti ini saja dan tertawa bersama sudah cukup membuat ia lupa sejenak akan masalahnya.

"Gue baik baik aja kok. Cuman sedikit sedih aja gituh gue ditinggal sendiri dirumah."

"Emang Tante Rani kemana?" Tanya Elni

Edisshafana SuharaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang