Bagian 22

218 12 2
                                    


"Berhenti! Jangan sakiti dia!!" Ucap suara bariton itu sambil mengarahkan pistolnya

Disa membuka matanya ketika mendengar suara yang tak asing itu

"R-reyhan." Ucap Disa sedikit kaget

"Kau lagi kau lagi! Polisi berengsek! Bagaimana bisa kau masuk ke sini?!"

"Gampang bagi saya untuk mengalahkan anak buahmu yang tidak ada apa apanya itu!" Reyhan maju mendekati mereka namun laki laki itu mengancamnya

"Kau maju satu langkah lagi, ku bunuh gadis ini!!" Laki laki itu mengarahkan pistolnya tepat dikepala Disa sementara Disa tidak bisa apa apa tangan dan kakinya masih terikat kuat. Dia hanya bisa menangis.

"Simpan pistolmu dibawah!!! Kalau tidak pelatuk ini akan ku tarik!!"

"Cepat simpan!!!"

"Okeh. Fine!!" Reyhan menyimpan pistolnya dibawah. Reyhan tidak bodoh ia mempunyai pistol cadangan disaku jaketnya yang tersembunyi untuk jaga jaga. Namun tiba tiba ada yang menyerangnya dari belakang sambil membawa pisau untuk melukainya. Reyhan yang tau ada orang dibelakangnya ia langsung berbalik hampir saja pisau itu mengenai lehernya dengan segera Reyhan menepisnya dengan tangan, tangannya tergores pisau tajam itu, diambilnya pisau itu dan di buang ke sembarang arah lalu ia kalahkan orang itu dengan beladiri nya.

Reyhan sedikit meringis kesakitan dengan luka ditelapak tangannya, dengan cepat ia mengeluarkan kain yang ada di sakunya untuk menutupi darah yang terus keluar.

"Lepaskan gadis itu atau kau akan masuk penjara lebih lama lagi!!" Ucap Reyhan

"Hahaha, saya tidak akan melepaskan gadis ini sebelum gadis ini mati! Dalam hitungan ke tiga pelatuk ini akan ku tarik dan kauuuu! Kau akan menyaksikan langsung gadis kesayanganmu ini mati!!" Reyhan terus memikirkan cara untuk mengambil pistol ditangan laki laki berengsek itu. Sementara Disa menangis histeris, dia sungguh takut, badannya sudah bergetar hebat, napasnya seakan tetahan. Namun Tiba tiba terdengar beberapa kali suara tembakan dari luar, laki laki itu sedikit lengah, mungkin karena mendengar suara tembakan berkali kali itu. Reyhan pun berjalan hati hati mendekati pria itu dan Reyhan menendang bagian sensitifnya, diambilnya pistol. itu dan

Dorrr!

Dorrr!

Dua tembakan sekaligus berhasil Reyhan tembakan tepat dikaki laki laki itu. Reyhan berjalan menghampiri pria yang terkapar dilantai itu dan mengambil pistolnya yang tadi ia simpan dibawah.

"Ini nggak seberapa. Kau masih beruntung karena saya masih punya rasa kasihan kepadamu."

Mata elang Reyhan melihat ada laki laki yang bersembunyi di balik tembok, Reyhan bisa melihatnya dari bayangan. Laki laki itu terlihat sedang memasukan peluru ke dalam pistolnya dan mengarahkannya tepat di kepala Disa. Dengan cepat Reyhan berlari menghindari tembakan itu agar tidak mengenai gadisnya.

"Disa!"

Dorrr!

Peluru itu berhasil mendarat tepat ditangan Reyhan yang kemarin baru saja terkena tembakan sekarang tangannya mengalami tembakan yang kedua kalinya. Cukup sakit. Reyhan meringis kesakitan.

"T-tangan kamu." Ucap Disa lirih dan kaget melihat tangan kekar pria itu terkena tembakan dan mengeluarkan banyak darah hanya demi melindungi dirinya. Lagi lagi pria itu melindunginya. Harusnya tembakan itu mengenai dirinya bukan pria ini.

"It's oke. Gapapa." Reyhan tersenyum sambil melepas ikatan tangan dan kaki Disa

"Pak Reyhan, apakah baik baik saja?" Masuklah dua orang polisi muda dengan membawa senjata lengkap

Edisshafana SuharaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang