Bagian 26

194 13 2
                                    


"Neng dibawah ada Mas Revan."

"Oh iya, nanti Disa ke turun bawah, suruh tunggu sebentar Bi." Wanita itu mengangguk dan berlalu turun ke bawah lagi

Sesuai dengan janjinya. Malam ini Ia akan dinner bersama Revan untuk memenuhi keinginananya. Sebenarnya agak sedikit malas sih karena akhir akhir ini mood nya sedang dalam mode tidak baik. Tapi ia juga tidak enak kalau harus menolak ajakan dinner nya.

Malam ini ia mengenakan tunik hitam bermotif bunga beserta celana jeans kulot berwarna putih tulang dan juga kerudung pashmina yang sewarna dengan celananya, ditambah dengan sedikit polesan bedak bayi dan lipbam agar bibirnya tidak terlihat pucat. Gadis itu menyambar tas kecilnya yang tergelatak di meja nakas lalu ia segera berlalu turun kebawah.

Sesampainya dibawah ia mengerutkan keningnya dan tidak menemukan keberadaan Revan, kemana pria itu? Gadis itu keluar rumah dan langkahnya terhenti ketika mendengar suara seseorang yang sedang berbicara

"Rencana kita pasti berhasil, tunggu saja tanggal mainnya."

"Revan." Panggil Disa membuat Revan buru buru mematikan teleponnya dan memasukan ke dalam saku celana

"D-disa, sejak kapan disitu?" Ucapnya gelagapan ketika mendapati Disa berada dibelakangnya

"Lo punya rencana apa?" Revan menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal. Ah sial! Apakah Disa mendengar semua pembicaraanya?

"Oh i-itu rencanaaa, rencana liburan bareng temen temen." Disa ber oh ria dan tidak berniat bertanya lebih jauh lagi, tetapi kenapa firasatnya mengatakan bahwa Revan sedang berbohong

"Udah siap? Yuk kita berangkat." .

"Yuk."
.
.
.

Tidak membutuhkan waktu lama mereka telah sampai disebuah restoran mewah cepat saji, restoran yang di pilih Revan, Disa tidak tau menau soal itu, meraka masuk ke dalam restoran itu secara beriringan, mereka seperti layaknya sepasang kekasih, bagaimana tidak. Baju mereka mecing, Revan memakai kemaja hitam sama dengan Disa namun bedanya baju yang Disa pakai ada motif bunganya. Namun tetap saja kelihatan seperti serasi.

"Lho kok sepi?" Tanya Disa ketika masuk ke dalam restoran tidak ada orang lain

"Sengaja gue boxing " Disa cukup kaget. Revan nge boxing restoran se mewah ini? Yakin sih pasti banyak uang yang keluar

"Kenapa harus di boxing? Jadi banyak ngehamburin uang kan."

"Gue pengen dinner kita malam ini gak ada yang ganggu." Disa hanya bisa menghela napasnya

"Silahkan. Tuan putri." Revan menarik kursi yang akan di duduki Disa, jujur Disa tidak  suka dengan perlakuan Revan yang seperti ini

"Revan. Gue juga bisa sendiri kali." Protes Disa

"Kan biar romantis." Ucap Revan sembari duduk dihadapan Disa

"Terserah deh."

"Susah memang buat ajak Lo romantis." Disa tidak menanggapinya lagi, ia menengok ke arah samping kirinya, ia bisa melihat ramainya ibu kota dibawah sana, jalanan yang selalu macet setiap harinya, suara klakson yang sudah seperti irama musik, lampu malam yang kerlap kerlip, angin malam yang cukup dingin dan juga bulan yang menerangi malamnya. Kenapa ia jadi merindukan seseorang yang bertemunya dua hari yang lalu, seseorang yang memberinya bunga matahari dan juga boneka panda besar yang sangat lucu. Setelah itu pria itu belum menghubunginya lagi, Disa bisa memahami pasti pria itu sangat sibuk. Padahal baru dua hari tapi kenapa ia sudah rindu? Ya tuhan ada apa dengan Disa?

Edisshafana SuharaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang