"Merry christmas Tzuyu" ucap Jihyo seraya memeluk sang empunya nama yang berbaring di sebelahnya. Hari ini adalah hari natal. Mereka berdua, bersama Eyang, Bude Ratih, Momo, dan Mina merayakan natal bersama. Besok di tanggal 26 Desember, kedua orang tua Tzuyu dan Papa Jihyo baru akan datang.
"Hari ini seru banget!" Ucap Jihyo lagi. "Iya kan?"
"Iya sayang" Balas Tzuyu seraya mengelus puncak kepala Jihyo
"Apaan sih geli sayang-sayangan!"
"Hih, ya udah deh!" Tzuyu mencibir, kemudian mengulang nada ucapannya tadi dengan kata yang berbeda "Iya bunda...."
"Heh noooo! Aku nggak setua itu Tzuyu!"
"Iya kamu memang nggak setua itu, tapi kan kamu memang calon bunda!"
"Oh gitu ya? Kalo gitu kamu calon apa?" Jihyo balas bertanya.
"Aku?" Tzuyu menunjuk dirinya sendiri. Jihyo mengangguk "Aku mah calonnya kamu! Hiyaaaaa"
Jihyo langsung mencubit pelan lengan Tzuyu "Apaan sih receh banget!"
"Aw sakit tau kamu mah nyubitnya!"
"Eh maaf-maaf sayang"
"Eh apa tadi? apa tadi?"
"Keceplosan!"
"Hahahaha"
"Nggak usah ketawa ih!" Kali ini Jihyo memukul lengan Tzuyu
"Hahaha. Ampun-ampun. Sini-sini peluk lagi!" Ucap Tzuyu. Jihyo menurut. Ia kembali masuk ke dalam pelukan Tzuyu, menyembunyikan wajah merahnya sendiri ke ceruk leher pacarnya.
"Aku masih lucu deh denger kamu ngomong aku kamu! Padahal dulu kan paling anti, tapi kok sekarang mau aja hehehe" Ucap Jihyo seraya menggambar lingkaran semu di lengan Tzuyu.
"Ya gimana dong terjadi secara alamiah! Bawaannya kalo deket kamu pengen jadi anak baik terus, nggak pengen jadi anak nakal! Ngomong kasar aja malu hehehe"
"Bagus dong! Jadi makin sayang nih kalo kayak gini!"
"Iya lah harus!" Ucap Tzuyu "Btw sayang, besok mama papa dateng. Om Jinyoung juga dateng ya?"
"Iya hooh"
"Berarti kita nggak bisa mesra-mesraan kayak gini dong?"
"Hahaha iya"
"Kalo aku kangen gimana?" Tanya Tzuyu
"Sok bingung! Padahal nanti juga tetep aja masuk ke kamarku!"
Tzuyu terkekeh "Hahaha iya tau aja!"
Jihyo ikut terkekeh. Lalu mereka diam karena sibuk menikmati rasa nyaman saat mendekap tubuh masing-masing. Jihyo tiba-tiba mendongak, menatap Tzuyu, lalu bertanya
"Kamu mau kuliah di mana, Tzu?"
Tzuyu diam sebentar. Ia tau cepat atau lambat Jihyo akan bertanya. Dan ia juga tau ia harus segera memutuskan karena sebentar lagi ia akan masuk sekolah dan memulai hari baru di semester 2 kelas 12. Tapi sampai sekarang ia pun masih bingung. Ia tak mengerti apa maunya dan apa bakatnya.
"Bingung!" Jawab Tzuyu akhirnya. Jihyo menghela napas panjang. Jadi diam lama pun jawabannya bingung? Meskipun begitu ia tetap memahami Tzuyu. Ia tau pacarnya ini memang masih labil. Jadi ia pikir ia harus membantunya.
"Gini deh. Kamu paling suka pelajaran apa?"
"Nggak ada!"
"Satupun?"
"Iya"
"Serius?"
"Hm... Ada sih, bahasa inggris"
"Nah itu.... Terus apalagi?"
"Aku pernah les bahasa mandarin juga"
"Hm terus-terus?"
"Ya udah nggak terus-terus. Bingung!"
"Ih Tzuyu...." Jihyo menggerutu "Kamu anak IPA kan ya?"
"IPS sayang"
"Oh.... IPS... Paling besar nilai apa? Geografi? Sejarah? Ekonomi?"
"Ekonomi sih"
"Ambil prodi akutansi aja atau nggak manajemen bisnis" saran Jihyo
"Hmm... Di UNG?"
"Ya terserah, boleh aja!"
"Nilai raportku jelek, nggak bakal bisa lewat SNMPTN"
"Ya berjuang lewat SBMPTN dong!" Seru Jihyo. Tzuyu diam saja. "Besok kita pergi ya, beli buku SBM!"
"Heh? Besok?"
"Ini udah Desember, lho! Mau kapan lagi"
"Iya deh aku nurut aja sama nyonya Chou!"
"Yey! Okay deh ayo tidur! Good night"
"Good night!"
Dalam hati Tzuyu mengumpat. Ia tau liburannya sebenarnya sudah berakhir malam ini. Besok Jihyo akan mulai menjejalinya dengan buku dan soal. Huh. Sulitnya pacaran dengan orang pintar.
___________
17-10-2020
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Cousin (Jitzu)
Teen FictionTzuyu terpaksa harus menghabiskan liburan semester di kampung halaman papanya. Tanpa sinyal tanpa kemewahan. Ini semua karena ia tertangkap basah mengunjungi club malam bersama teman-teman sekaligus pacar pertamanya, Elkie. Lalu di kampung ia berte...