Kita nggak usah kuliah aja, Jihyo

1.3K 196 52
                                    

Hari pelaksanaan UTBK akhirnya datang. Hari ini hari yang penting bagi Tzuyu. Tadi sebelum berangkat ia sudah sarapan. Kata Jihyo sebaiknya jangan banyak-banyak, nanti mengantuk. Dan Tzuyu nurut. Jihyo gemas liat Tzuyu yang nurut dan grogi gitu ketika akan ujian.

Sekarang hari sudah sore, Jihyo kembali menjemput Tzuyu yang sudah melaksanakan ujiannya di gedung tempat ia mengantar tadi. Tzuyu masuk ke mobil lalu membuka maskernya dan terlihatlah tampang datarnya. Ia juga menyemprotkan tangannya dengan hand sanitizer.

"Hey" sapa Jihyo.

"Hm"

"How was your exam?" Tanya Jihyo dengan nada ceria. Tzuyu melirik Jihyo dengan sebal.

"Nggak liat ini ada asep di kepalaku?" Tanya Tzuyu sarkas. Jihyo terkekeh lalu malah sok-sokan mengipas atas kepala Tzuyu dengan tangannya.

"Ya engga usah dikipasin juga!" Tzuyu menggenggam tangan Jihyo lalu hendak menggigitnya karena greget. Tetapi Jihyo dengan sigap menarik tangannya.

"Ey galak amat sih main gigit!"  Sekarang Tzuyu yang terkekeh.

"Pulang nih?" Jihyo bertanya sambil memakai sabuk pengaman dan maskernya. "Nggak pengen beli apa dulu gitu?"

"Eum....Pengen happy meal!" Ucap Tzuyu sambil cemberut. Jihyo mengernyit heran melihat perubahan sikap Tzuyu yang mendadak seperti bayi ini. Apalagi permintaannya itu juga merupakan menu anak-anak di salah satu restoran cepat saji yang biasanya bonus mainan.

"Happy meal?" Tanya Jihyo sekali lagi. Tzuyu mengangguk. Bibirnya semakin cemberut. Dan itu terlihat imut. Jihyo hampir saja kehabisan napas karena melihat pacarnya yang mendadak jadi bertingkah imut. Ini nggak pernah terjadi sekalipun selama mereka pacaran. Jadi hari ini sebenarnya Jihyo beruntung. Ia buru-buru menghadap depan lagi dan menjalankan mobilnya. Bisa gawat kalau hadap Tzuyu terus.

"Kamu kalo lagi banyak pikiran emang berubah jadi bayi ya?" Tanya Jihyo seraya senyum-senyum sendiri, beruntung tersamarkan oleh masker jadi Tzuyu tak bisa melihatnya. Tzuyu ikutan memakai maskernya lalu menatap Jihyo dalam.

"Engga bukan! Aku bukan bayi dan nggak berubah jadi bayi. Ayo bikin aja!" Ucap Tzuyu asal. Jihyo terkekeh. Ingin marahpun sudah nggak kuat karena terlanjur tertawa duluan. Memang pacarnya itu setengah gila dan selalu random kapanpun dan di manapun.

Jadi Jihyo pasrah. Mau gimana lagi? Kalau ditegur juga percuma karena Tzuyu selalu punya jawaban lain yang bakalan semakin random. "Terserah lah terserah hahaha"

Mobil berjalan. Tiba-tiba Tzuyu menggenggam tangan kiri Jihyo yang berada di atas parseneling. Menggenggamnya lembut dan membuat jantung Jihyo berdegup kencang.

Ini hanya pegangan tangan biasa tapi orang gila mana yang memegang tangan pacarnya di atas parseneling gigi mobil? Sedikit bahaya sebenarnya.

"Tzu, ini mindahnya gimana?" Tanya Jihyo. Mobilnya sudah menggerang minta dipindah ke gigi empat.

"Kamu injek koplingnya, terus biar aku yang mindah gigi!"

Jihyo nurut, dengan sigap Tzuyu juga memindahkan parseneling ke tempat yang semestinya. Iya, dengan tangan masih menggenggam tangan Jihyo. Dan ternyata berhasil. Wah impresive.

"Kan berhasil! Ayo kita main film fast and furious aja Jihyo, nggak usah kuliah! Udah cocok!"

"Hadeh udah gila dunia ini, bung!"

___________
05-10-2020

My Dearest Cousin (Jitzu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang