Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
alun - alun, gresik kota baru ( GKB )
Lampu - lampu di ujung kota Gresik sudah mulai menyala, matahari sudah tenggelam dan akan segera di gantikan oleh bulan yang akan memancarkan cahayanya bersama dengan bintang. Dan disini, di salah satu bangku taman alun - alun, Claudia masih senantiasa duduk sembari memegang sebungkus plastik es yang isinya sudah habis. Suara Adzan Maghrib terdengar, Claudia pun mau tak mau harus meninggalkan alun - alun, kata orang pamali jika seorang anak gadis berada di luar rumah saat Maghrib, iya— claudia masih takut dengan hantu berjenis Genderuwo, wewe gombel, dan kuntilanak yang bisa kapan saja muncul di hadapannya.
Saat sudah berada di perumahan dimana dia tinggal, matanya menatap ke arah seseorang berpakaian serba putih, yang wajahnya tak bisa Claudia lihat dengan jelas, claudia menyipitkan matanya— yang sudah sipit, menatap orang itu yang semakin dekat ke arahnya, Claudia baru sadar ini masih Maghrib, berbagai pikirin negative pun bermunculan di otaknya, dia ingin segera lari, tapi kakinya membeku begitu saja. Claudia memutuskan untuk memejamkan matanya, tidak ingin melihat wajah mengerikan— atau benar dia memang hantu yang ingin menakuti Claudia.
"claudia? ini udah maghrib kok ga dirumah?" suara itu— suara yang Claudia kenal jelas orangnya, neyshateman Claudia dari SD sampai SMP sekarang— iya sebentar lagi mereka berdua kaan menginjak bangku SMA, berdua di sekolah yang sama dan berharap mereka satu kelas, agar bisa duduk sebangku kembali.
"anu ney— tadi gue habis dari alun - alun, biasa cari udara, terus pulang eh ketemu lo. sorry juga tadi gue lihat lo gue kira kuntilanak" Jawab Claudia sambil terkekeh pelan, lalu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Neysha yang tau kalau Claudia itu tipikal orang yang penakut tapi hobinya nonton film horor, jadi Neysha hanya tertawa, dia sebenarnya ingin tertawa lebih keras dari ini, tapi sekarang sudah sore— takutnya beberapa orang terganggu karena suara tawa Neysha yang dibilang cukup keras.
"udah gih, balik ntar ketemu kuntilanak beneran loh" kata Neysha yang berusaha menggoda Claudia. Dengan cepat Claudia berlari memasuki rumahnya, tidak ingin berurusan dengan hantu, membayangkannya saja dia sudah merinding, apa lagi benar - benar terjadi— lagian hantu itu tidak akan menampakkan diri tanpa sebab kan?.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jen tuku pentol di sik ae"
Jendra yang tengah fokus dengan ponselnya menatap ke arah Binar sembari menganggukkan kepalanya, lalu memasukkan ponselnya kedalam saku celananya. Pandangannya lurus melihat Binar yang sedang berlari keluar perumahan.
Sore setelah Maghrib selesai, dua sahabat itu ingin bertukar cerita sembari menikmati keindahan kota Gresik di tengah malam, rencananya mereka juga akan membahas visualisasi dari SMA yang akan menjadi tempat belajar mereka di tahun pertama, membayangkan wajah kakak kelas yang kata Binar 'menyeramkan' karena terlalu banyak menonton sinetron di televisi.
Jendra sendiri sedang mengukir senyum di wajahnya, senyuman yang dapat membuat matanya menghilang, lucu memang, bahkan kalau bersama Binar, seorang Jendra yang dikenal 'seram' itu seketika bisa menjadi seseorang yang berbeda.
Binar berhenti di depan pedagang pentol "mas, 5 ribu ya, campur pake goreng, jangan lupa bumbunya campur juga ga pake saos tomat" . Setelah memesan Binar menatap Jendra yang masih berjalan malas ke arahnya.
"Cepet ah jen lama banget" protes Binar, Jendra hanya menunjukkan ekspresi menjengkelkan yang membuat Binar ingin melemparkan sandalnya tepat di wajah Jendra sekarang juga.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sekarang di alun - alun, Gajun, Chandra, dan Setya sedang bertukar canda dan tawa di bawah pohon yang lebat, tidak perduli banyak orang yang menatap mereka karena tertawa terlalu kencang, yang terpenting mereka bisa tertawa sebelum OSPEK besok pagi di tahun ajaran pertama masuk SMA mereka.
"haduh anjir ketawa kan gue, ohiya kira - kira Binar sama Jendra satu SMA ga besok sama kita?" tanya Gajun tiba - tiba, yang membuat tawa dua orang di depannya terhenti lalu berpikir sejenak.
"Ga tau gue, tapi kata si Rama kalau Binar satu SMA sama kita. Ya lo tau kan Jun, kalau ada Binar pasti ada juga Jendra" jawab Setya, yang hanya di jawab anggukan oleh kedua orang itu, lalu mereka melanjutkan tawa yang sempat terhenti karena pertanyaan Gajun tadi.
Sedangkan di sisi lain, seorang gadis sedang duduk dengan sepatu roda yang masih melekat di kakinya, dia masih ingin bermain dengan sepatu rodanya, namun dia terlalu lelah untuk berdiri.
"nih, fanta float" kata Fadil sembari memberikan sebotol gelas plastik dengan isi yang masih penuh. Di ketahui pemuda kelahiran Jakarta Selatan itu baru saja pergi sejenak ke McDonald's untuk membelikan temannya itu minuman penghilang haus, tentu saja dengan uang Amanda, mana mau dia membelikan minuman yang terbilang cukup tidak bersahabat harganya.
Amanda menerima minuman itu dengan senyum yang mengembang, "lain kali, kalau capek berhenti dulu, gausah sok sok an kayak orang iyes aja lo" kata Fadil, namun perkataan itu tidak di gubris sama sekali oleh Amanda.
"seneng seneng dulu hari ini, besok udah masuk sekolah, lo lihat itu mereka bertiga gila bersama sebelum masuk sekolah, biarin seneng dulu, belum tentu besok kita masih bisa seneng seneng" jawab Manda, setelahnya dia menyeruput minumannya lalu kembali ber sepatu roda dengan beberapa orang, jujur saja Fadil sendiri saja sudah bingung kenapa Amanda susah untuk diajak beristirahat sejenak, lagi pula besok juga masih ada waktu untuk mereka bermain sepatu roda, maksudnya — setelah pulang sekolah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.