Chapter 19: Taehyung

2K 412 107
                                    

Aku nggak ingat udah berapa lama cerita ini nggak update, but trust me, aku punya prioritas, dan sayangnya cerita ini harus aku kesampingkan. Jadi, maaf sekaligus makasih buat yang udah nunggu. I really appreciate that. Aku mungkin belum bisa update cepat, tapi kayak janjiku di awal, cerita ini bakal tamat di sini kok, dan kemungkinan bakal jadi fanfiction terakhir yang kutamatkan di sini.

Anyway, selamat membaca. Merry Christmas!

regards,
(bukan) santa

-

Outré

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Outré

"Yakin sudah baikan?"

Aku memandangi Adri yang sedang duduk tegak di meja, memandangi diri sendiri lewat cermin meja rias. "Sudah kok."

"Sebaiknya kau bawa obatmu. Untuk jaga-jaga," aku mengingatkan.

Dari cermin bisa kulihat dia mengernyit, tapi akhirnya mengangguk. "Oke."

Secepat itu percakapan kami berakhir.

Sejak dua hari lalu, Adri jadi lebih diam dari biasanya. Bukannya aku ingin dia jadi sosok cerewet dan mengomentari semua hal, hanya saja ini agak ....

Masalah sebenarnya bukan itu. Tanpa perlu ditanya, aku sudah bisa menduga penyebab jarak ini. itu semua gara-gara aku. Kurasa selalu begitu. Dan semuanya seakan menjadi tambah konyol karena aku sama sekali tidak bisa menjelaskan apa-apa.

Waktu itu, aku memang ingin menciumnya. Tidak ada penjelasan lebih lanjut. Sudah pasti mengakui hal itu terang-terangan hanya akan memperburuk keadaan.

Aku yakin seharusnya tidak begitu. Semuanya masih terasa sama. Tidak ada dorongan, keinginan, apalagi merasa diri terpancing. Aku masih tetap aku. Satu-satunya hal yang bisa dicerna otakku hanyalah bagaimana melihat Adri terbaring lesu di kasur, suaranya yang parau tapi sok tangguh, juga bibirnya yang pucat. Semua ciri-ciri orang sakit ada padanya. Catatan tambahan, mencium orang sakit juga tidak akan membawa perubahan apa pun. Justru lebih memungkinkan untuk menularkan penyakit secara oral ketimbang berbagi imun tubuh.

Jadi, penjelasan logis macam apa yang bisa bisa kuberikan untuk kebodohanku yang satu itu?

Namun, jika diperhatikan lebih cermat, selain lebih sedikit bicara, tidak ada hal lain yang berubah. Adri juga sama sekali tidak mengungkit masalah itu. Lagi pula, ciuman itu tidak terjadi. Apa hanya aku yang mencemaskan hal ini?

"Aku bisa naik bus, Taehyung." Suaranya kembali terdengar, kali ini dia beranjak dan berbalik ke arahku. Pakaian yang kami beli tempo hari kini melekat di tubuhnya, diikuti sedikit rona buatan dari make up yang entah apa namanya dan juga polesan di bibir yang terlihat sedikit mengilap. "Menurutmu ini tidak berlebihan, kan?"

Aku mengangguk saja, karena memang tidak. Kalau perlu berkomentar, aku suka penampilannya hari ini. Dia bukan hanya rapi, tetapi terlihat sehat seperti biasanya.

My Not So Dumb WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang