[Ps: sori gaes, seharusnya up tadi pagi tapi saya lupa hehe :3 //peace]
Sekeliling tampak sepi, hanya ada suara ombak dan deru kapal yang terus terngiang dikepala. Sisa-sisa manusia yang hidup dikapal ini telah dimusnahkan, sudah tidak ada lagi saksi hidup yang perlu diwaspadai. Mayat-mayat laki-laki dewasa bergelimpangan disana-sini, darah ada dimana-mana memenuhi arena. Peti raksasa sudah ia buka satu persatu selagi kapal menjauhi pelabuhan dan ia tidak lagi menemukan apapun selain obat-obatan terlarang yaitu narkoba. Dan sisanya organ-organ tubuh yang dirapikan didalam kotak kecil berisi penuh es batu. Lagipula itu cuma organ tubuh, tidak begitu penting untuk dirinya.
Ia memasang satu-persatu bom yang ia rakit sendiri beberapa menit yang lalu, ia letakkan menyebar diseluruh penjuru kapal. Dia akan memastikan seluruh kapal ini hancur tak bersisa, memusnahkan segala hal busuk diatas kapal ini dan dosa-dosanya.
Ia memutuskan untuk berjalan kepinggir dan menjauhi ledakan besar ditengah-tengah kapal. Namun tanpa ia sadari, ada seseorang yang masih hidup tapi sekarat menembak tangannya. Tombol bom itu terlempar dan seseorang itu mendapatkannya. Ia lalu menekan tombol itu dengan wajah ketakutan tapi menyeringai lebar, "Kau akan mati bersama kami semua, gadis kecil."
Mata gadis kecil itu membulat. Satu-persatu bom mulai meledak silih berganti. Harusnya ia berada di dek agar aman namun kejadian barusan membuatnya tidak bisa bergerak karena ledakan dimana-mana. Salah-salah bergerak, dirinya bisa jadi bubur gosong. Ia mendengus benci pada sosok itu, ia lantas melempar belati miliknya tepat ke dada lelaki itu. Sontak saja lelaki itu jatuh dan meringkik karena efek dari racunnya itu.
Tangan kirinya terluka, karena tembakan dari makhluk sialan tadi. Ia memutuskan untuk keluar selagi kapal belum benar-benar hancur. Mencoba menghindari beberapa bom yang bisa aktif kapan saja.
Namun naas, dirinya tidak bisa memperkirakan hingga meledaklah sebuah bom tepat disamping, beberapa meter darinya. Ia sontak terpental jauh dengan kepala menghantam sisi kapal dan membuat genangan darah saat ia terdiam sejenak.
Ia meringis sesaat, telinganya berdengung karena ledakan yang bisa dikatakan cukup dekat tadi. Kepalanya pusing seolah dihantam palu berkali-kali, ia tidak bisa berdiri dengan benar dan selalu jatuh pada akhirnya.
Kemudian lagi-lagi ledakan muncul namun lebih besar karena itu adalah akibat dari tumpukkan api yang melahap narkoba. Ledakan itu menghempaskan gadis kecil tersebut keluar kapal dan membuatnya jatuh ke dalam laut dingin.
Ia diam, tidak sanggup berenang ke atas karena kesadarannya perlahan-lahan mulai menghilang. Makin jauh ia tenggelam, makin menghilang cahaya yang terlihat.
Inikah akhir dari dirinya? Inikah balasan atas semua yang dia lakukan? Apakah semesta tidak mengizinkan ia menyelamatkan lebih banyak nyawa tak berdosa?
"Kembalilah."
Suara anak kecil saat itu terngiang dikepalanya. Ia tersenyum kecil, janjinya pada anak kecil itu pada akhirnya tidak bisa ia tepati.
Namun ia merasakan tubuhnya ditarik naik keatas oleh seseorang hingga ia mencapai permukaan. Ia melihat kebelakang dengan sisa energinya. Terlihat seorang lelaki berumur belasan tahun dengan surai ungu dan mata merah tengah mengangkutnya dengan senyuman tipis.
Ia ditarik masuk ke dalam sebuah kapal kecil. Sekali lagi ia melihat kapal pengangkut tersebut, yang perlahan-lahan menenggelamkan diri kedalam laut.
"Kau berhasil melaksanakan tugasmu, sekarang beristirahatlah."
Ia tak bisa menahan kesadarannya lebih lama. Kepalanya yang bocor terasa membeku karena dinginnya air menusuk kulit. Kegelapan perlahan-lahan menggerogoti sekeliling. Dirinya menutup mata dan akhirnya tak sadarkan diri.

KAMU SEDANG MEMBACA
『 Save Them 』 BoBoiBoy ✔
Fanfic【 Completed 】 『 BoBoiBoy x Reader as Cousin 』 ⊱ ────── {.⋅ ♫ ⋅.} ───── ⊰ ➢ Kabar pahit datang, orang tua sepupumu menghilang dalam sebuah kecelakaan. Sebuah surat yang berupa wasiat terakhir dari sang paman itu pun meminta dirimu untuk mengurus ketu...