Solar sudah mulai kembali bersekolah setelah diskors satu minggu lamanya. Saat pulang dari taman bermain, kau langsung ambruk disofa karena kelelahan. Tapi keesokan paginya, kau sudah berada dikamarmu.
Sepertinya kau melupakan bahwa ada orang asing yang hobi menggendongmu masuk kedalam kamar saat tertidur.
Mengingat kejadian itu membuatmu merinding, untung saja mereka itu sepupumu jadi tidak masalah.
Kau jadi khawatir pasal Solar yang akan jadi incaran berikutnya. Sebenarnya apa yang akan mereka lakukan pada Solar. Menghancurkan nilainya atau sesuatu yang lain yang tidak diketahui olehmu?
Kau tidak bisa memikirkan sesuatu yang lain.
Tapi yang pasti, kau sudah membuat Solar jauh lebih baik. Jadi masalah seperti itu tidak akan membuat Solar jatuh putus asa terlalu jauh. Yang penting adalah, mental ketujuh bocah kembar ini yang harus dipertahankan.
Jika tidak, kau akan tau seberapa hancurnya paman Amato nanti.
Bunyi nada dering telepon mengejutkanmu. Kau mengambil handpone di meja dan melihat nomor asing lagi. Dengan segera, kau mengangkat telepon itu.
"Halo."
Suara yang terdengar familiar tetapi juga sangat aneh. Suara itu hanya berbisik kecil tanpa gumaman aneh seperti biasanya.
"Paman?" Kau harus memastikannya dulu. Tidak ingin malah membocorkan informasi kepada orang asing.
"Iya ini paman. Maaf akhir-akhir ini tidak menelepon haha. Sebab paman telah ditangkap dan disekap selama beberapa minggu terakhir."
Suara diujung telepon masih tetap berbisik. Sepertinya kau juga harus melakukan hal yang sama. "Disekap? Bagaimana bisa?"
"Panjang ceritanya. Tapi intinya, paman harus menjelaskan ini padamu jadi dengarkan baik-baik."
Kau meneguk ludah, "Ya, aku akan dengarkan."
Diujung telepon terdengar hembusan nafas panjang. Apakah paman Amato sedang frustasi disana?
"Dia akan menghancurkan sekolah dan membuat keributan dengan menggunakan ramuan buatan Solar. Kau harus menghentikannya dengan cara apapun. Hancurkan ramuan itu sebelum direbut oleh pihak mereka."
Dia? Apakah yang dimaksud paman Amato adalah gadis yang menganggu ketujuh anaknya?
"Lalu mengenai Gempa. Tolong awasi dia dengan baik karena dia sedikit sensitif mengenai keluarganya."
"Dan yang terakhir, Halilintar. Dia diam-diam mencari tau dimana diriku dengan membantu polisi."
Kau mengerutkan dahi. "Halilintar mencarimu?"
"Iya. Hanya itu yang bisa kusampaikan. Mereka akan segera kembali, sampai--"
Brak!
Suara gebrakan pintu membuatmu terkejut. Sepertinya paman Amato berada dalam masalah.
"Apa yang kau lakukan hah?"
Kau kenal pasti. Itu bukanlah suara paman Amato, itu pasti suara penculiknya.
"Haha, aku? Aku tidak melakukan apapun kok."
"Jangan bercanda."
Tiba-tiba suara pukulan dengan sangat keras membuatmu terkejut. Tapi kau tetap diam, tidak ingin membuat keberadaanmu ketahuan oleh mereka.
Akhirnya telepon terputus, kau meletakkan handphonemu diatas meja dan bersender disofa. Kau memicit pelan dahimu, kau harus membantu paman Amato tapi disini kau juga harus melindungi anaknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
『 Save Them 』 BoBoiBoy ✔
Fiksi Penggemar【 Completed 】 『 BoBoiBoy x Reader as Cousin 』 ⊱ ────── {.⋅ ♫ ⋅.} ───── ⊰ ➢ Kabar pahit datang, orang tua sepupumu menghilang dalam sebuah kecelakaan. Sebuah surat yang berupa wasiat terakhir dari sang paman itu pun meminta dirimu untuk mengurus ketu...