Hyun Sun menutup buku catatannya. Ia mengamati kantin yang mulai penuh. Tampak sebagian murid mulai mengantri untuk mendapatkan makan siang mereka. Beberapa yang lain tampak santai menunggu antrian sembari bercanda bersama kelompoknya. Hyun Sun melirik jam tangannya, sudah lebih lima belas menit ia menunggu Hye Mi dan Hyun Jin namun, batang hidung keduanya belum juga tampak.
Hyun Sun mengerucutkan bibirnya kesal. Ia lantas berjalan menuju mesin minuman. Tepat saat tangannya ingin mengambil minuman sebuah tangan mendahului nya. Hyun Sun tersentak dan mendelik melihat oknumnya.
"Ck. Itu minuman ku." Dengus Hyun Sun kesal. Ia membeli kembali minuman yang sama untuk dirinya. Namun, lagi-lagi minumannya kembali di rebut. Dengan menahan kesal yang sudah bertumpuk menjadi setinggi gunung, Hyun Sun berbalik menatap dongkol Jaemin yang sibuk menikmati minumannya.
"Kenapa? Mau?" Tawar Jaemin dengan wajah tak bersalahnya.
Hyun Sun menghembuskan napas kasar. Ia menarik napas berkali-kali, meredakan kekesalannya.
Jaemin mengangkat bahunya sebelum berbalik pergi meninggalkan Hyun sun yang menenangkan dirinya, tentu tidak lupa setelah memberi minumannya yang sudah ia minum setengah kepada Hyun Sun.
"Minum, biar kekesalannya hilang." Ucap Jaemin begitu ia berlalu.
Hyun Sun menatap tak percaya ke arah punggung Jaemin yang mulai menghilang. Ia tidak pernah mengerti sikap aneh Jaemin. Wah, benar-benar memancing emosi saja. Hyun Sun mendengus kesal sebelum kembali ke kelas. Tepat saat itu, sebuah pesan masuk di handphone nya. Hyun Sun membelakkan matanya menatap tidak percaya dengan isi pesan tersebut.
+82xxxxx
Orang yang kamu cari ada di dekatmu selama ini.Dug.
Hyun Sun menatap tidak percaya dengan isi pesan tersebut. Apa maksudnya ini? Orang yang ia cari selama ini di dekatnya? Tidak, ini tidak mungkin. Rahang Hyun Sun mengeras saat berusaha menebak maksud pesan itu. Pikiran mengingat kembali kejadian itu.
Flashback
Hari ini, hari minggu. Hari dimana semua orang bisa beristirahat dan melakukan refreshing bersama keluarga. Tidak terkecuali, Keluarga Choi saat ini.
"PAPA!" Panggil seorang gadis sekolah menengah atas berlari menghampiri laki-laki paruh baya yang sedang asyik bersantai.
"Choi Hyun Sun! Wah, anak papa udah mandi aja." Ujar Choi Si Won, Kepala keluarga Choi. Ia menatap putri nya yang berlari kecil menuju dirinya.
"Hyun Sun, perhatikan jalannya! Kamu bisa terjatuh!" Seru Im Yoona, berusaha mengingatkan putrinya yang terkadang bersikap kekanak-kanakan.
Hyun Sun hanya tersenyum geli tanpa mengindahkan peringatan dari Mama. Ia segera berlari ke dalam pelukan Papa nya.
Si Won hanya tertawa kecil saat putri kecilnya berlari ke dalam pelukannya. Ia mengusap pucuk kepala putrinya dengan kasih sayang. Yoona yang melihat kelakuan putri kecil mereka hanya tersenyum geli.
"Dih, masa sudah besar kelakuan masih kayak bayi sih." Ejek seseorang.
Hyun Sun mengangkat kepalanya, menatap jengkel ke arah orang yang meledeknya. Hyun sun membuka mulutnya ingin membalas ejekan itu namun, Instruksi dari Papa membuat ia mengurungkan niatnya.
"Choi Min Ho! Jangan menggangu Hyun Sun terus!" Perintah Si Won, saat melihat akan ada kegaduhan dari kedua anaknya itu.
"Aku tidak menggangu nya Papa. Bagaiman mungkin aku mengganggu adik kecilku." Ujar Minho sembari mengacak rambut Hyun Sun pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember Me: The beginning of story
FanfictionWarningg!! ini cerita Fanfinction, jdi kalo kalian gak suka, gak usah dibaca ya.... Bertahun-tahun aku mencari sosok yang bisa membuatku jatuh cinta, namun semuanya gagal. Hingga hari itu, aku melihatnya. Sebuah keajaiban yang diberikan Tuhan. Keaja...