Three: Met Again

2.5K 178 4
                                    

Happy Reading^^

















...

Pagi ini Jongin keluar dari sebuah hotel, berjalan menuju mobilnya dengan wajah segar? Entahlah. Semalam dia tidak main-main dengan ucapannya yang mengatakan bahwa dirinya ingin memesan jalang pada temannya itu. Bajingan memang, tapi mau bagaimana lagi? Dia tidak mau jika harus meniduri wanita di Café itu, dan dia juga tidak mau jika harus bermain solo, jadi dia memutuskan untuk meniduri jalang saja. Toh, dia tidak akan jatuh miskin hanya karena membayar satu jalang yang senantiasa memberikan jasa kepadanya.

Aksi jalang semalam memang biasa-biasa saja menurut Jongin bahkan tidak ada apa-apanya. Ah.. Kenapa dia sekarang malah membayangkan bahwa jalang tersebut adalah wanita bergaun hitam yang selama ini memenuhi kepalanya? Apa dia gila? Katakan saja iya, karena Jongin pun mengakuinya.

Jongin mengendarai mobilnya menuju mansion. Karena pastinya dia ingin mengganti setelan jasnya dulu sebelum pergi ke kantornya. Dia sesekali bersiul di dalam mobilnya sambil memandangi jalanan yang padat akan manusia. Dia lirik arjolinya yang menandakan pukul 08.21 dan diapun mendesis.

"Kenapa waktu berjalan begitu cepat?" ujarnya seraya menambahkan kecepatan laju mobilnya. Tepat pukul 10 pagi ini dia ada rapat dengan beberapa pemegang saham.

Jongin mematikan mesin mobilnya saat rasa dia sudah sampai di tempat tujuan. Jongin berjalan cepat menuju mansionnya sambil membuka beberapa kancing kemeja bagian atas. Saat ini yang ia butuhkan adalah setelan jas dan berbagai alat dan barang untuk menata rambutnya. Dia masuk ke dalam ruangan khusus pakaian kerjanya dan mengunci pintunya. Jongin segera membuka lemari yang di dalamnya berderet berbagai macam jas yang digantung, dia pilih yang berwarna abu tua garis-garis. Di sebelah lemari jas itu terdapat lemari berbagai kemejanya, dia pilih putih. Dan diapun membuka laci yang terdapat berbagai macam dasi, dia pilih hitam kelabu. Lantas dirinya pun masuk ke ruang ganti.

Setelah selesai dengan pakaiannya, kini Jongin berjalan menuju cermin dan berkaca di sana. Dia buka laci yang cukup besar yang di dalamnya terdapat berbagai macam jam tangan, dan dia memilih yang berwarna perak dan memakainya. Rambutnya sudah ia tata barusan. Kaos kaki hitam dan sepatu pantofel berwarna hitam mengkilat, dan juga jangan lupakan satu tas kerjanya yang berwarna cokelat yang terbuat dari kulit sapi asli. Dia semprotkan parfum dulu ke tubuh atletisnya, karena dia juga ingin terlihat menawan di mata para wanita.

Jonginpun keluar dari ruangan tersebut menuju mobil kembali tanpa sarapan. Dia tidak terlalu mementingkan sarapan karena itu bisa dilakukan di kantor nanti. Jika ada ibunya berkunjung ke mansionnya pagi-pagi, barulah ia akan sarapan hanya untuk menghindari omelan wanita paruh baya itu.

Dia letakkan tas kerjanya di kursi samping kemudi dan bergegas mengenakan sealtbeat lantas mobilpun melaju. Jongin tidak mau menghabiskan waktunya lagi seraya dia menginjak pedal gas membuat kecepatan mobil bertambah. Dia mengetukkan jari jemarinya di gagang stir berharap dia tidak terlambat. Karena, hei.. Seorang Kim Jongin tidak pernah sekalipun terlambat dalam menghadiri acara rapat, itu akan sangat memalukan.

Saat dia sedang fokus-fokusnya pada jalanan tiba-tiba jantungnya terasa berdebar dengan cepat ketika melihat siluet sosok wanita yang wajahnya sangat mirip dengan wanita bergaun hitam waktu itu. Dengan reflek dia memelankan laju mobilnya memerhatikan si wanita yang tengah melangkah masuk ke dalam supermarket.

Entah Jongin bodoh atau apa yang tadinya dia sedang buru-buru untuk pergi ke kantor karena adanya rapat, tapi kini dia malah memarkirkan mobilnya di parkiran supermarket dan melangkah masuk ke dalamnya, berusaha mengikuti si wanita nakal tersebut menurutnya.

This Is Not An 'One Night Stand' [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang