Disclaimer: tolong ya, semua ffku itu mengandung budaya Korea, krn ceritanya cerita Korea, bkn Indo. Di Korea itu menikah setelah hamil adlh hal yg biasa, ok? Budaya Indo dan Korea is really really different! Ok?
Btw, siapa aja nih yg seneng aku fast up? 🤓🤓 Yg seneng komen dong🥺🥺
Happy Reading^^
...
Kyungsoo menatap tangannya yang terus digenggam oleh pria yang kini sudah berstatus sebagai calon suaminya. Betapa bahagianya dirinya sampai rasanya dia ingin berteriak.
"Jongin" panggil Kyungsoo pelan.
"Hm?" menoleh. Mereka sedang berjalan keluar studio.
"Mau ke mana kita?" tanyanya.
"Kau sudah makan malam?"
Kyungsoo menggeleng.
"Bagus kalau begitu. Aku sudah menyiapkan makan malam untuk kita"
"Kebetulan, aku lapar" terkikik.
Jongin terkekeh. "Kau yang lapar, atau yang di dalam perutmu yang lapar?"
Kyungsoo mengerucutkan bibirnya. "Yang di dalam perutku ini Anakmu"
"Iya, maksudku Anakku. Bercanda.." terkekeh geli. "Apa jangan-jangan kemarin-kemarin kau marah itu karena sensitif sedang hamil?"
"Bagus kalau kau tau" memalingkan wajah, malu.
Jongin tersenyum. "Mau makan apa? Bukankah wanita hamil nafsu makannya selalu aneh?"
"Kalau aku tidak. Aku makan apa saja ayo"
"Wah, hebat. Bayi itu menurun padaku sepertinya"
"Enak saja"
Jongin tergelak. Dia rangkul bahu Kyungsoo mesra dan membawanya masuk ke dalam mansion. Mereka berjalan terus ke dalam dan keluar lagi ke belakang mansion, dan terlihatlah ada sebuah alat pembakaran di sana. Kyungsoo mengernyit, dia kira akan ada dua kursi dan satu meja yang dihias dengan indah ala makan malam romantis. Tapi apa ini?
"Kita barbequean"
"Huh?"
Jongin mengangkat dua alisnya. "Kenapa?"
"Aku tidak bisa membakar daging. Kalau kau mau makan daging gosong boleh saja, aku ahlinya"
"Bukankah kau pandai memasak?"
"Memang, tapi pandai di kompor, bukan pembakaran. Lagipula, Jongin"
"Apa?"
"Kau mau membuat wanita hamil sepertiku kelelahan? Ya ampun, kau ini Ayah macam apa"
Jongin menatap tak terima. "Jaga bicaramu, Kim Kyungsoo-ssi"
Kyungsoo berkedip mendengar marganya diganti.
"Kalau memang kau tidak bisa membakar daging, biar aku yang lakukan. Kau mau daging apa? Daging merah? Daging putih? Babi? Sapi? Domba?"
KAMU SEDANG MEMBACA
This Is Not An 'One Night Stand' [END]
Fiksi PenggemarSaling tertarik saat malam 'itu' mereka lewati bersama-sama sebagai orang asing. Entah tertarik pada tubuh masing-masing serta sentuhan yang memabukkan, kita tidak tau. ___ Warning! 21+ Harap bijak dalam membaca!