second

578 44 0
                                    

" Ya tuhan mungkin ini memang takdirku, aku akan mati sekarang, selamat tinggal dunia" ucapnya pelan

Braaakkkk........

.

.

.

.

.

.

Chapter 2

" Aaadduuhhh, kepalaku sakit sekali." Ucapnya sambil memegang kepalanya
" Emmm dimana aku? Apa aku sudah mati,, apa ini di surga? " Tanyanya kebingungan
" Eh ehh tunggu tunggu bukannya ini di kamarku,, kenapa aku bisa di kamarku, bukannya aku tadi berada di tepi tebing dan aku jatuh? La...lalu kenapa aku bisa berada di kamarku? Jangan jangan tadi itu hanya mimpi saja" gumamnya

" Yeeaahhh terimakasih tuhan ternyata itu semua hanya mimpiku saja, terimakasih terimakasih terimakasih banyak tuhan." Teriaknnya kegirangan

Drrttt.....Drrrtttt....... (Suara handphone)

"Hahh siapa yang telfon sih, mengganggu kesenanganku saja" ucapnya kesal
" Sakura jidat lebar" ucapnya saat melihat handphone
" Hem tumben ni anak telfon, klik(mengangkat telfon) ya saku-chan ada apa tumben telfon?" Tanyanya

" Hinata kamu sekarang dimana sih? Kenapa belum sampai kampus?" Teriak orang dari sebrang telefon

"Aku masih di rumah, ini baru bangun tidur emang ada apa sih, lagian inikan masih pagi buta? Cicit hinata

"Pagi buta dari mananya hah, lihat sekarang udah jam 9 tau."

" Hah apa jam 9 ?" Teriaknya kaget

" Iya, cepetan kamu berangkat, hari ini ada mata pelajarannya guru killer tau, jangan sampai kamu telat lagi, kalau kamu sampai telat aku gak mau nolongin kamu oke."

" Hah oke oke kalau gitu aku beres beres dulu."

Tut....Tut ......Tut........

"

Ya ampun kenapa aku bisa bangun kesiangan sih, mana satu jam lagi kelas mulai" gerutunya
" Aku harus cepat cepat aku gak mau dihukum lagi sama guru killer itu lagi" gumamnya

Hai sebelumnya kenalin namaku Hinata Hyuga biasanya temen temenku manggil aku Hinata. Aku adalah anak pertama dari keluarga Hyuga. Ya aku bisa dibilang orang kaya tapi itu dulu, dulu sebelum orang tuaku meninggal. Orangtuaku meninggal 4 tahun lalu karena kecelakaan dan bukan hanya orangtuaku saja tapi adikku yang paling aku sayangi juga ikut tewas dalam kecelakaan itu. Dan sekarang aku hanya tinggal sendiri di apartemen peninggalan orangtuaku ini. Tapi aku tidak terlalu sedih walaupun ditinggal seorang diri, karena aku masih punya teman teman yang sangat menyayangi ku dan peduli padaku, mereka sudah menganggap ku seperti keluarga mereka sendiri. Dan aku sangat bersyukur karena bisa mengenal mereka semua. Dan inilah kisah ku.


"Aku harus segera berangkat, sebentar lagi kelas mau masuk." Ucap hinata sambil menarik tas selempangnya.

Bruukk....... Brukkkk....... Brukkkk..... ( Suara langkah kaki )

" Ehh tunggu tunggu kenapa aku mencium bau masakan ya, tapi kan aku hari ini enggak masak terus siapa dong yang masak?" Gumamnya

Karena penasaran Hinata pun melangkahkan kakinya kearah dapur, saat dia sampai didepan pintu dapur dia terlonjak kaget karena ada seseorang yang berdiri di dekat kompor membelakanginya.

Hinata POV

" Astaga siapa dia kenapa ada orang di apartemen ku? Dan sedang apa dia di dapurku?" Gumam ku pelan

Orang itu menoleh ke arahku dengan buru buru aku bersembunyi dibalik tembok

" Ya tuhan hampir saja ketahuan, siapa sih dia kenapa bisa masuk ke apartemen ku, padahal kan aku selalu mengunci pintunya setiap malam, tapi kenapa dia bisa masuk kesini?" Ucapku pelan

" Hah jangan jangan dia maling, haduh gimana ini apa aku harus telfon polisi, eh jangan jangan nanti kalau aku lapor polisi dan ternyata dia bukan maling nanti malah aku yang ditangkap karena telah membohongi polisi, haduh aku harus apa ya, apa aku teriak minta tolong aja ya siapa tau diluar sana ada orang lewat dan mau menolongku, ehh jangan jangan nanti penjahatnya  malah tau persembunyian ku dan nyakitin aku gimana, gak gak itu bukan ide yang bagus." Batinku

" Ayo nata pikir pikir, aku harus apa ya? Apa aku lari saja atau aku hadapi saja? Ya mungkin aku harus menghadapinya saja." Batinku

Tanpa aku sadari ternyata orang itu sudah berdiri di sebelahku

" kamu ngapain berdiri di sini?" Ujarnya dingin

Deg.... Bagai disambar petir tubuhku tiba tiba mati rasa dan nafasku seakan tercekat di tenggorokan dengan takut takut aku menoleh kearah suara itu

" Kyaaaaaa....." Teriakku kaget

Hinata end POV

" Kyaaaaaa....." Teriak hinata

Karena teriakkan Hinata yang begitu cempreng dengan reflek dia membungkam mulut hinata dengan tangannya

"Hey diam, telingaku bisa pecah karena suaramu itu tau." Ucapnya marah

" Pepaskan akkku " ( lepaskan aku )

" Oke aku akan lepaskan tapi jangan teriak oke."
Hinata hanya mengangguk tanda setuju.
Akhirnya diapun melepaskan tangannya, karena masih terlalu takut diapun berteriak lagi

" Kyaaaaaaa......"

" Hey kenapa kamu teriak lagi sih, kalau kamu gak mau diam aku akan cium kamu sekarang juga" ancamnya

Hinata pun langsung terdiam dan membekap mulutnya sendiri
"Aku gak mau jika di cium oleh orang yang tak ku kenal." Cicitnya
" Aku kan sudah bilang jangan teriak lagi, aku bukan orang jahat jadi jangan takut." Ucapnya kesal
" Boo... bohong... Kamu pasti maling kan"

" Apa kamu bilang aku maling, orang tampan kayak aku gini dibilang maling."

" Tampan dari mananya, muka kayak tutup botol aja dibilang tampan."

" Terserah kamu percaya atau tidak tapi yang jelas aku bukan maling."

"Bohong kamu pasti maling kan ngaku saja."

" Aku gak bohong, masa kamu lupa kalau aku itu...."

" Ka..kamu siapa?"

" Aku itu adalah....."












To be continue.....

Ada yang penasaran kelanjutannya?

Sebenarnya siapa orang asing yang berada di apartemen Hinata?
Apa dia teman Hinata, atau penjahat, atau malah dia keluarga Hinata ?

Nantikan kelanjutannya di chap berikutnya oke 😉

Dan jangan lupa vote, follow, share, and coment oke.

Aku mengharapkan saran dari kalian semua.

Prince In My DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang