•••
Hari demi hari kian berlalu, begitu pula dengan hubungan adik-kakak antara Wonwoo dan Seulgi yang kian berkembang.
Memang sih, Wonwoo terkadang masih bersikap dingin pada Seulgi, tapi setidaknya dia sudah lebih hangat dari sebelumnya.
Walau terkadang ada sebuah rasa yang 'aneh' yang mengganjal di kedua hati insan tersebut, mereka menghiraukan hal tersebut dan bersikap seperti tidak terjadi apa-apa.
Dan juga, nampaknya hubungan persaudaraan mereka masih belum banyak di ketahui orang karena teman-teman Seulgi saja terus bertanya bagaimana bisa Seulgi tiba-tiba memiliki seorang adik setampan Wonwoo. Karena seingat mereka, Seulgi adalah anak tunggal.
Yah walaupun terkadang ia kesal terhadap pertanyaan yang terus di lontarkan teman-teman nya itu, ia tetap terus menjawab nya dengan hati yang entah mengapa terasa sangat sesak.
"Sekian kelas hari ini saya akhiri. Ingat! Jangan lupakan minggu depan sudah mulai mengumpulkan tugas kelompok"
Ucapan penutup dari sang dosen pun kini memenuhi indra pendengaran Seulgi, membuat ia tersadar dari lamunan nya beberapa menit yang lalu.
Dengan cepat Seulgi membereskan buku-buku dan voice recorder yang Seulgi gunakan tadi untuk merekam suara Bu Eugene -Dosen Matkul Manajemen Perkantoran.
Setelah selesai merapikan barang-barang nya dan memastikan tak ada yang tertinggal, Seulgi pun menggendong tas nya dan kemudian melangkahkan kaki nya keluar dari kelas terakhir ini.
Pelajaran Bu Eugene kali ini benar-benar menguras banyak waktu dan otak, terlebih lagi tak ada satupun diantara teman-teman nya yang mengambil kelas yang sama dengan nya, membuat Seulgi merasa kesepian dan terasing disana.
Seulgi terus melangkahkan kakinya di lorong-lorong lantai 3 gedung B Fakultas Ekonomi & Bisnis tersebut dengan cukup santai.
Sambil berdehem mendendangkan sebuah nada-nada lagu, ia memasukan tangan nya juga ke dalam saku celana nya, benar-benar menikmati jalan-jalan di lorong kampus dengan santai untuk melepas beban sehabis belajar tadi.
"Seulgi!!"
Langkah Seulgi terhenti, ia berbalik arah ke belakang karena merasa bahwa ada suara yang memanggilnya dari arah belakang.
Betul saja, di sana sudah ada Jackson -teman se-perjurusan nya- yang kini sedang melambai-lambaikan tangan nya, membuat Seulgi dengan reflek membalas lambaian tangan itu.
Jackson pun kemudian melangkahkan kakinya mendekat, lalu berhenti di hadapan Seulgi sembari bertanya.
"Lo udh ngerjain powerpoint belum buat presentasi minggu depan?"tanya Jackson pada Seulgi yang kini merespon nya dengan gelengan kepala.
Bahkan ia baru ingat tadi bahwa ia memiliki tugas presentasi saat di kelas Bu Eugene. Lantas dengan cepat Seulgi pun bertanya.
"Emangnya Youngji sama Hansol udah ngerjain?"tanya Seulgi yang kemudian mendapatkan respon anggukan dari Jackson.
"Udah. Parah banget mereka ngerjain bagian narasi nya berdua doang, kesel gue ga di ajak, eh gataunya lo juga gak di ajak, emang gak cs itu mereka, besok kalau ketemu ambekin aja"kesal Jackson layaknya anak kecil, membuat Seulgi tertawa kecil melihat hal tersebut.
Sungguh, bahkan jika kalian melihat wajah Jackson disertai badan nya yang atletis –ditambah ia merupakan mantan atlet olahraga beladiri Hongkong–, pasti kalian akan merasa terintimidasi hanya dengan melihatnya.
Namun jika kalian mengenalnya lebih dekat, ia hanya seorang lelaki yang sudah menginjak dewasa dan masih bertingkah seperti kanak-kanak.
Tak heran jika ia tiba-tiba saja melakukan hal-hal konyol di depan umum seperti berdebat, merengek, ataupun jahil selayaknya seorang remaja puber.
Mengingat semua hal itu, Seulgi hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya sambil berdecak-decak 'ish,ish,ish'.
"Ada-ada aja lo, mau ngerjain kapan by the way?"tanya Seulgi memulai topik lagi.
"Gue bisa besok, lo bisa nggak?"tanya Jackson balik.
"Bisa, mau ngerjain dimana? Cafe biasa?"tanya Seulgi lagi.
Jangan salah, mereka memang sudah sangat sering menjadi mitra atau partner dalam tugas kelompok semacam ini.
Jadi tidak lah mengherankan jika mereka bahkan hafal menu makanan yang akan di pesan oleh masing-masingnya.
"Rumah gue aja bisa ga? Adek gue bilang temen-temen nya mau ke rumah juga tapi Mama gue lagi ga dirumah, jadi kudu ngawasin si curut biar ga ngelakuin yang aneh-aneh"tawar Jackson sambil menjelaskan keadaan nya, membuat Seulgi sempat tertawa sebentar.
Bagaimana mungkin ia tak tertawa saat mendengar pernyataan dari Jackson tersebut.
Pasalnya ia cukup mengenal adik dari Jackson tersebut yang sifat nya juga tak jauh berbeda dari kakaknya, membuatnya mewajari bahwa orangtua mereka mungkin khawatir nantinya rumah tidak berbentuk lagi.
"Yaudah, tapi gue kudu izin ama adek gue dul-"
"Gak, gak boleh kalo kalian cuma berdua doang"
Seulgi terperangah, lalu kemudian berbalik menatap ke arah sisi kirinya yang membuatnya menjadi lebih terkejut.
Sedangkan di sisi kiri sana sudah terpampang sang adik yang kini menggenggam tangan sang kakak eratp sambil berkata,
"Kalo kalian berdua doang gak bakal gue bolehin walau nilai kalian yang jadi taruhan nya"
Sedangkan di seberang sana, ada Jackson yang tengah menepuk jidatnya kuat.
"Heran deh, ini adeknya takut kakak nya gue makan kali ya? padahal kan gue bukan kanibal"tutur Jackson pelan.
•••
90% battery
⚪22 Oktober 2020⚪
▫13:52.WIB▫Note:
Akhirnya sempet jg nyambungin nih book.
◀ T B C ▶
KAMU SEDANG MEMBACA
H A T E | ft. Wonwoo Seulgi [On Hold]
Fanfic"𝐾𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑟𝑎𝑠𝑎 𝑐𝑖𝑛𝑡𝑎 𝑖𝑛𝑖𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑚𝑏𝑢𝑎𝑡𝑘𝑢 𝑏𝑒𝑛𝑐𝑖" [On Hold] Highest rank: #1 in Wonseul -18122020 #3 in Youngji -18122020 Start︎: 01 September 2020 Publish︎: 06 September 2020 Finish︎: - ©ˢᵗᶻᵉonᵉ