happy reading!
"jen ada temanmu di bawah!"
"teman siapa ma? mark? kalau mark suruh saja naik langsung."
ada-ada si mark itu, biasanya datang pun tidak pernah bilang malah langsung datang merusuh ke kamar jeno, dan sekarang malah tidak mau naik?
"bukan mark jen."
mamanya datang ke kamar jeno membuat si empunya terkejut.
"kamu sudah dapat teman baru ya sayang?"
"teman baru? bahkan aku tidak mau memiliki teman selain mark."
"lalu ini—"
"jen ini aku."
hah... seharusnya ia sadar, satu-satunya orang selain keluarganya dan mark sekeluarga tidak ada yang peduli dengannya. kecuali..
na jaemin.
"dia bukan temanku ma."
"jen.. kamu jangan bilang gitu ih mama gak suka."
"eh gapapa tante, biasa jeno mah sukanya becanda."
"oh ya udah kalo gitu, tante tinggal bikin kue ya, nanti kalo udah jadi tante bawa kesini. jen inget jangan jahat-jahat."
pintu ditutup setelahnya, aura canggung mulai melingkupi kamar jeno dan tentu jeno tak menyukainya.
jaemin masih berdiri di depan pintu jeno. sungguh jaemin tidak tahu harus duduk di mana. mau duduk di kursi, tak ada kursi selain di depan meja belajar jeno dan sudah ada si pemilik disitu, mau duduk di kasur pun sungkan.
"duduk di kasurku tidak masalah." jeno paham dengan kegelisahan jaemin,
senyum jaemin merekah. ia lantas duduk di kasur empuk jeno. ia meneliti semua sudut kamar jeno. sangat biasa, sama seperti kamar laki-laki pada umumnya. ada playstation, gitar, rak buku yang isinya komik dan buku pelajaran tebal, sungguh sangat normal.
"kau.. mau sampai kapan menggangguku?"
"hahaha, kau dulu yang menggangguku jen. kau menguntitku dari smp dan sekarang kau bilang mau sampai kapan mengganggumu? aku yang seharusnya bertanya dasar bodoh."
jeno menghela napas, kata-kata jaemin memang benar, dirinya yang mengganggu jaemin dengan membuntutinya.
"aku sebenarnya heran jen. apa yang kau mau dariku sampai terus menguntitku siang dan malam? okay sekarang kau tidak separah dulu dan perkiraanku kau tidak lagi menguntitku karna aku selalu berada di kelas yang sama denganmu, namun jika tidak, aku yakin kebiasaanmu itu akan terus kau lakukan jen."
"kau mau tahu keinginanku jaem? bukankah aku sudah pernah memberitahumu?"
"jangan menggunakan alasan bodoh itu, kau tak akan pernah bisa!"
"kau yakin?"
"ya! tak akan ada yang bisa menyelamatkanku dari dunia ini! bahkan setelah aku diangkat anak oleh mereka, kebahagiaanku tak akan pernah datang dalam hidupku, karena apa? karena semua ini hanya palsu!"
"jika kau memberiku kesempatan maka aku akan buktikan."
"kau? capmu itu pembunuh jen, jika aku berdekatan denganmu maka aku akan ditarik oleh mereka. kau tidak akan bisa mendekat."
"bahkan sekarang kita dekat na. kau, datang kemari sendirian, dan tak ada yang tau bukan? aku tak akan membuktikannya saat kita berada di lingkungan kuliah. kita bisa bertemu di luar."
"teman-temanku juga tahu kegiatanku di luar sekolah."
"benarkah? mereka tau kau merokok jaem? bukankah kau berkata tidak karena kau tidak kuat dengan asapnya?"
bangsat! sejauh apa jeno mengetahui kehidupan kelamnya?
"hanya aku yang tahu segelap apa kehidupanmu itu jaem, dan karena itu aku berani berkata aku akan menyelamatkanmu dari semua ini. jadi apakah kau mau?"
raut wajah jaemin datar namun tatapannya tajam menusuk jeno. namun jeno tidak akan pernah mau menunduk meskipun ditatap tajam oleh jaemin.
jaemin beranjak dari kamar jeno tanpa menjawabnya.
pintu ditutup cukup kencang, membuat sang empunya menyeringai,
tunggu saja nanti jaem...
.
.
.
.
.hai maaf telat update, semoga suka dengan cerita ini. terima kasih untuk yang masih setia membaca dan memberikan vote. 💚
with love,
yuu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝘮𝘦𝘵𝘢𝘯𝘰𝘪𝘢. | nomin.
Fanfiction..and who will safe him? . . . . . 𝘯𝘰𝘮𝘪𝘯 𝘧𝘢𝘯𝘧𝘪𝘤𝘵𝘪𝘰𝘯. 𝘭𝘰𝘤𝘢𝘭 𝘧𝘢𝘯𝘧𝘪𝘤. 𝘣𝘹𝘣. 𝘳𝘰𝘮𝘢𝘯𝘤𝘦. 𝘥𝘢𝘳𝘬! 𝘩𝘢𝘳𝘴𝘩!