happy reading!
"jaemin kamu sudah bangun nak?"suaranya lembut mama jeno menyapa pendengarannya. hatinya menghangat ditanyai begitu, entahlah jaemin merasa ada sebuah kasih sayang di setiap ucapan mama jeno.
"oh jadi ini yang namanya jaemin? aku papanya si jelek yang ada di belakangmu itu."
"aku dan papa saja gantengan aku."
"eits mana ada, gantengan aku. hai kak, aku jisung darren. ayo menurut kak jaemin gantengan aku, papa atau kak jeno?"
"kakak pilih kamu deh ji."
"tuh kan, udah kak jaemin sama jisung aja ya, papa sama mama, kak jeno biarin jomblo."
jeno memiting jisung setelahnya, membuat semua orang uang ada di ruang makan tertawa.
keluarga jeno itu sangat hangat. bahkan ini bukan acara keluarga yang mewah, hanya acara sarapan yang menjadi rutinitas semua orang.
keluarga jaemin tidak pernah hangat. tatapan lembut penuh sayang kedua orang tuanya hanya dilayangkan saat mereka berada di sebuah restoran mewah atau saat banyak kamera menyorotnya.
palsu!
"jaem?"
"iya ma?"
"nanti pulang diantar jeno sendiri tak masalah? mama tidak bisa ikut, maaf ya."
"tidak masalah ma. diantar jeno sudah lebih dari cukup."
jaemin menjawab dengan penuh senyuman. saat ia sedang tersenyum lebar menatap papa jeno yang sedang bergurau bersama jisung, jaemin tak sengaja bertatapan dengan jeno.
jeno menatapnya lembut membuat diirnya salah tingkah.
apa-apaan jeno darrel itu.
.
.
.
.
."sudah sampai."
"kau bahkan hafal jalan menuju rumahku."
"aku penguntit yang kerjanya tidak setengah-setengah na."
jaemin memutar bola matanya malas. ia sudah pulang sekarang, kembali kepada rumah dingin ini. jaemin jadi berharap tidak dilahirkan jika kehidupannya tetap berakhir sama.
menyedihkan.
"ya sudah aku masuk dulu. terima kasih jen."
"tak masalah, sampai jumpa nanti jaem."
jaemin masuk ke dalam rumhanya. masih jam 8 pagi berarti orang tuanya belum berangkat kerja.
benar orang tuanya sedang duduk menikmati sarapan.
"oh sudah pulang jaem, jadi menginap dimana kemarin?"
"haechan. kemarin hanya aku dan renjun yang menginap di kos haechan."
jaemin sekarang sedang duduk di meja makan. ia mengambil beberapa lapis roti saja, tadi di rumah jeno jaemin benar-benar dicekoki mavam-macam. segala jenis lauk di tambahkan ke piring jaemin. ia rasa jaemin akan menjadi lebih tambun jika setiap hari diperlakukan begitu.
"kamu hanya mengambil roti 2 lapis? tadi sudah sarapan?"
"iya mi, renjun membuat nasi goreng."
"baguslah, sore nanti jangan lupa les piano. oh iya, kamu tidak lupa kalau kamu relawan di rumah sakit citra bukan?"
"tentu tidak mi. nanti setelah dari kampus aku akan kesana sebentar untuk membantu."
"good boy. kalau begitu mami dan papi pergi. sampai jumpa nanti sayang."
jaemin hanya tersenyum anggun menatap kepergian orang tuanya, lalu dengan cepat merubah ekspresinya saat kedua orang tuanya tak terlihat di pandangan mata.
jaemin naik ke kamar untuk membersihkan diri dan bersiap menuju kampus. kelasnya masih nanti siang namun berada dalam rumah mewah seperti ini membuatnya muak lama-lama.
jaemin tidak betah di dunia yang orang tuanya ciptakan.
.
.
.
.
."jaem lo kemarin nginep dimana?"
"rahasia."
"jaem...."
"ihh rahasia dulu jun, nanti kalo aku kasih tau, kamu kaget."
renjun makin mengernyitkan dahinya. ia kemarin sangat khawatir. jaemin tiba-tiba menghilang dari kampus dan malamnya hanya menyuruhnya menginap di haechan agar orang tuanya tak mencarinya.
renjun bingung, jaemin itu tidak punya tempat menginap selain di rumahnya dan haechan. sahabat jaemin itu hanya mereka berdua.
"tidak usah khawatir ya renjun sayang. aku pergi dulu ke rumah sakit daa."
jaemin selalu begini, membuat renjun hanya bisa bersabar menunggu sahabatnya itu menceritakan semua rahasia yang ia tutupi.
ya, renjun akan selalu sabar.
.
.
.
.
.hai~
terima kasih sudah baca, semoga sukaa~
kalau suka jangan lupa vote💚
with love,
yuu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝘮𝘦𝘵𝘢𝘯𝘰𝘪𝘢. | nomin.
Fanfic..and who will safe him? . . . . . 𝘯𝘰𝘮𝘪𝘯 𝘧𝘢𝘯𝘧𝘪𝘤𝘵𝘪𝘰𝘯. 𝘭𝘰𝘤𝘢𝘭 𝘧𝘢𝘯𝘧𝘪𝘤. 𝘣𝘹𝘣. 𝘳𝘰𝘮𝘢𝘯𝘤𝘦. 𝘥𝘢𝘳𝘬! 𝘩𝘢𝘳𝘴𝘩!