Rindu dalam hati -Arsy Widianto,
Brisia JodieSelama ini yang kurasa, ternyata dia menyadarinya. Dan tanpa butuh waktu penyembuhan luka, dengan gampangnya dia bilang suka
-Sesil Rashela***
Pagi ini Sesil sedang bersiap kesekolah, ini hari Senin. Kemarin hari Minggu dan Lulu sudah pulang.
"Sesil, kamu emang udah sembuh sayang?, Kok mau sekolah" Tanya Tante Sarah menyembul dari luar pintu.
Sesil yang sedang menyiapkan buku pelajaran menoleh ke belakang mendapati mamahnya ada dipintu.
"Udah kok mah, Sesil udah sehat" Kata Sesil antusias.
Pasti pada binggung kenapa mama Sesil nanya begitu. Iya jadi tuh ceritanya....
Flashback off
"Lo mau jadi pacar gue?" Tanya Juan yang berhasil membuat Sesil bungkam.
"Hah? Sesil?" Tanya Sesil tak percaya sembari melihat sekeliling siapa tau Juan bukan berbicara padanya.
Tetapi yang ia temukan hanya Lulu yang sedang berbicara kepada Yudha ditempat mereka tadi.
'Kampret, malah berduaan' rutuk Sesil dalam hati.
"Iya, kamu. Sesil Rashela. Kamu mau gak jadi pacar aku?" Tanya Juan sekali lagi
Sesil menghela nafas perlahan, dari dulu ini yang dia inginkan, tapi sekarang rasanya aneh berada di situasi ini.
"Juan kan baru putus dari Menur, Sesil gak mau nanti menur salah paham" ujar Sesil kecil. Kecewa. Dia kecewa ternyata itu yang keluar dari mulutnya. Dia terlalu polos untuk menyakiti hati sahabatnya.
Berbeda dengan Juan yang tersenyum.
"Kamu suka kan sama aku?"
Sesil diam
"Kamu bukan tolak aku, melainkan gak mau ada masalah. Aku juga suka kamu dari dulu. Kamu selalu Dateng pas aku latihan futsal, apalagi pas lomba. Kamu selalu kasih aku selamat walaupun aku kalah. Kamu sahabat aku. Walaupun kamu polos tapi aku suka. Karena kadang jodoh kita gak harus selalu sama dengan kita karena saling melengkapi" ujar Juan panjang lebar.
Sesil menatap Juan, kalimat terakhir Juan. Dia yang ciptakan, kenapa Juan tau?.
"Kamu juga ngerasa yang sama kan? Karena kita satu hati" kata Juan tersenyum manis
"Sesil gak akan tolak Juan. Tapi kasih Sesil waktu buat mikirin (roti anget) lagi" Jawab Sesil cepat bercampur suara tukang roti anget.
"Senin kasih tau (anget roti) Juan disekolah ya apa jawaban Sesil" tanya Juan senang.
Sesil hanya mengangguk dan tersenyum. Tanpa aba-aba berlari ke tukang roti anget.
Memarahinya? Sesil terlalu baik untuk melakukan hal itu pada orang yang merusak suasana indahnya. Dia meraih kedua tangan tukang roti anget dan menari-nari, Lalu pergi meninggalkan Abang roti anget yang beristighfar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlalu Berharap
UmorismoTentang harapan, yang selalu aku harapkan. Satu kata, Yang akan menjadikan kamu mempercayai sesuatu yang akan terjadi dimasa depan. Menunggu adalah salah satu konsekuensi yang harus aku sanggupi. Tapi semua sia-sia hanya karna dia memandang kekurang...