Begitu Ji Ahn dan Hoseok tiba di sekolah Jungkook, Tuan Jeon sudah berada di sana bersama dengan Jungkook berada di sampingnya. Kepalanya tertunduk dalam, seolah tak mau menatap sepasang mata yang sedang menatapnya dengan sayang. Entah, Ji Ahn tidak melihat raut kesal atau pun marah di wajah ayahnya itu. Sebalaiknya, ia hanya melihat wajahnya yang lembut dan tatapannya yang teduh.
Awalnya, Ji Ahn merasa khawatir dan juga ragu untuk mendekat, namun, hati dan pikirannya mengatakan bahwa Ji Ahn harus ada di sana untuk tahu apa yang terjadi. Juga, rasa penasarannya akan sang ayah yang terlihat baik-baik saja membuat Ji Ahn bertanya-tanya, apa kiranya yang ada di pikiran sang ayah sehingga terlihat begitu tenang.
"Ji Ahn."
Begitu Ji Ahn hendak menghampiri, Hoseok menahan tangannya lebih dulu. Ji Ahn menoleh untuk menatap Hoseok dengan raut wajah yang terlihat cemas.
"Apapun yang terjadi, tetaplah tenang, ya?"
Ji Ahn terdiam untuk beberapa saat. Jemarinya saling meremat satu sama lain. Perasaannya tidak tenang.
"Aku akan ada di sampingmu. Jangan khawatirkan apapun, oke?"
Perlahan, Ji Ahn mengangguk. Hoseok tersenyum kemudian menggenggam tangan Ji Ahn untuk berjalan bersamanya. Ji Ahn selalu percaya pada Hoseok, apapun yang terjadi Hoseok selalu ada bersamanya.
Bahkan sedari dulu, Hoseok selalu ada di setiap kesempatan. Kapan pun dan dimana pun, dia selalu siap membantu. Dan Ji Ahn ingin selalu mempercayai lelaki itu, meski ia tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Setidaknya, untuk kali ini, Ji Ahn tidak benar-benar merasa sendiri ketika semua orang berusaha menutup diri darinya.
Perhatiannya kembali tertuju pada sang ayah, Ji Ahn tentu saja tidak tahu apa yang terjadi, ia lantas hampiri begitu saja ayahnya yang tengah menepuk pelan bahu Jungkook. Ia tegur ayahnya, lalu ia bertanya begitu sudah berada di depannya.
"Ayah?" sapanya.
Tuan Jeon tersenyum meski awalnya agak terkejut melihat putrinya ada di sana, dia kemudian menatap Hoseok juga Ji Ahn dengan tatapan hangat. Ia juga tersadar bahwa Ji Ahn tidak sendiri.
"Ji Ahn, apa yang kalian lakukan di sini?"
Ji Ahn mengerjap, "Oh, a-aku baru saja mendapat kabar kalau Jungkook," Ji Ahn teridam, tidak melanjutkan perkataannya seolah itu sebuah larangan. Ia tidak mau membuat Jungkook bersedih lebih dalam. Mengingat apa yang terjadi bukanlah sesuatu yang bagus.
Hoseok berdeham, merasa bahwa ia cukup megerti dengan situasi sekarang ini, segera ia menyela. "Paman, aku pergi bersama Ji Ahn setelah wali kelas Jungkook menghubunginya. Ji Ahn sangat khawatir. Jadi, aku pikir, aku harus menenaminya."
Ji Ahn menggigit bibirnya, "Aku kira ayah tidak akan datang."
Tuan Jeon terkekeh. "Ayah datang setelah diberitahu. Sedikit terlambat, tapi, semuanya sudah selesai. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi."
Ji Ahn menatap Jungkook yang melulu menundukkan kepalanya. Lalu, ia hampiri adiknya itu. Tangannya diraihnya untuk Ji Ahn genggam. Ia bertanya dengan pelan, "Jungkook, kau baik-baik saja?"
Jungkook tidak menjawab. Ia juga tidak menganggukkan kepalanya sebagai bentuk jawaban untuknya. Hal itu membuat Tuan Jeon menghela napas, "Lebih baik kita pulang ke rumah lebih dulu. Biarkan Jungkook beristirahat."
Ji Ahn menganggukan kepalanya, ia membiarkan ayahnya itu menuntun Jungkook untuk pergi bersamanya. Koridor sekolah nampak sepi setelah kepergian Jungkook dan ayahnya itu. Tersisa Hoseok dan Ji Ahn yang masih termenung dengan pikirannya.
"Ji, ayo, pulang."
"Hoseok," Ji Ahn menoleh untuk menatap Hoseok. "Aku khawatir sekali padanya. Apa kau juga melihatnya? Dia terluka. Ada luka di pelipis dan tulang pipinya. Dia, dia benar-benar berkelahi dengan temannya. Apa yang harus aku lakukan, Hoseok-ah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Backspace [Jung Hoseok]
RandomJung Hoseok hanyalah teman kecilnya bagi Ji Ahn yang megetahui betapa gelapnya masa lalu Ayah dan Ibunya. Ji Ahn meminta lelaki itu menjauh, dia mendorongnya untuk pergi. Ji Ahn tidak menerima kehadiran Hoseok. Namun, Hoseok yang bebal tidak akan ma...