Bertemu dengan Hoseok hanya menambah rasa sakit di hatinya. Lelaki itu tidak membantunya sama sekali. Lantas karena merasa tak ada gunanya mengadu, Ji Ahn memutuskan untuk pergi. Ia memutuskan untuk tidak lagi menemui Hoseok setelah lelaki itu mengatakan, "Maaf Ji, aku tak tahu apa-apa. Ini tidak ada urusannya denganku."
Sejenak, Ji Ahn mendesis lirih, mengumpat pelan tatkala Hoseok hanya mengatakan omong kosong yang bahkan Ji Ahn yakini bahwa dia terlibat dengan ayahnya. Ji Ahn sangat kecewa pada Hoseok yang seolah tidak peduli. Sudah jelas bahwa ayahnya meyebutkan namanya, dan bicara padanya melalui telepon. Apa lagi yang Hoseok elakkan? Semuanya terlihat jelas, Hoseok menyembunyikan sesuatu darinya.
Jika Hoseok tak mau memberi tahunya, ia akan mencari tahu sendiri. Ji Ahn tidak akan menyerah, ia harus segera bertindak sebelum semuanya semakin berlarut-larut. Ji Ahn harus bisa membawa ibunya kembali, Ji Ahn harus berusaha keras untuk itu. Ji Ahn akan melakukannya sendiri jika ayahnya tak percaya padanya, sekali pun itu Jung Hoseok.
"Noona ada di mana sekarang? Kenapa belum pulang? Aku di rumah sendirian, ayah tidak ada. Kenapa kalian pergi tanpa memberitahu aku?"
Ji Ahn sedang di mini market sore itu ketika Jungkook menghubunginya. Ji Ahn memang tidak pulang ke rumah setelah kepergiannya dari apartemen Hoseok. Dia tidak mau pulang dalam keadaan yang berantakan dan menyedihkan seperti ini. Ji Ahn juga tidak mau ditanyai pertanyaan tentang mengapa dirinya terlihat seperti ini oleh Jungkook.
Tapi, apakah yang Jungkook katakan itu benar? Ayahnya tidak ada? Ke mana? Apa dia bertemu dengan Hoseok? Memikirkannya membuat Ji Ahn geram, Hoseok berkilah padanya sementara di luar sana dia bertemu dengan ayahnya. Apa yang mereka rencanakan?
"Jungkook maafkan aku, ya? Aku akan pulang terlambat."
"Ya, lalu kau ada di mana?"
"Akuㅡ" Ji Ahn menatap seklilingnya. Dia sedang di minimarket, dengan satu cup ramen instan yang dia seduh tersimpan di atas meja di depannya. "Aku ..., sedang mengerjakan tugas kuliahku bersama temanku. Aku akan pulang dengan cepat. Jungkook, jangan lupa makan malam, hum?"
Di seberang sana Jungkook menghela napas, "Kenapa tidak memberitahuku? Aku mencarimu." Katanya dengan lesu.
Ji Ahn meringis sedih, "Maaf ya? Maafkan aku." Ji Ahn menggigiti bibirnya, merasa tak tahu lagi apa yang harus dia katakan. Ia juga telah berbohong.
"Baiklah, tapi sebagai gantinya, aku ingin dibelikan pizza."
Ji Ahn tersenyum, "Ya, tentu."
"... Dan cola dengan ukuran besar, dan, dan pizza-nya juga yang besar."
Ji Ahn tertawa kecil, "Aku mengerti. Akan aku pesankan sekarang karena aku tidak yakin bisa pulang cepat. Oh, dan satu lagi, jangan keluar rumah, sekarang cuacanya sedang buruk."
Jungkook bergumam paham dan berterima kasih untuk makanannya. Jungkook juga berpesan supaya kakaknya itu tidak melupakan makan malamnya dan diangguki paham oleh Ji Ahn.
Setelah itu, panggilan telepon berakhir dengan cepat. Ji Ahn mengerang frustasi sambil meremat rambutnya yang masih basah. Di luar sana hujan masih turun dengan lebatnya, dan Jungkook sendirian di rumah.
Bagaimana bisa ayahnya pergi tanpa memberi tahu? Beliau semakin sulit ditebak, apalagi dengan keterlibatan Hoseok semakin membuatnya rumit.
"Ji Ahn?!"
Ji Ahn tersentak kecil saat seseorang meneriaki namanya. Lalu gadis itu menoleh ke samping kirinya, dan menadapati Kim Namjoon berdiri di sana.
"Hey, kupikir ini bukan dirimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Backspace [Jung Hoseok]
AléatoireJung Hoseok hanyalah teman kecilnya bagi Ji Ahn yang megetahui betapa gelapnya masa lalu Ayah dan Ibunya. Ji Ahn meminta lelaki itu menjauh, dia mendorongnya untuk pergi. Ji Ahn tidak menerima kehadiran Hoseok. Namun, Hoseok yang bebal tidak akan ma...