PART-1

40 12 3
                                    

Hari ini adalah hari senin. Hari yang hampir dihindari banyaknya siswa/i, dimana pada hari itu akan diadakanya kegiatan rutin yaitu upacara bendera. Semua siswa/i berbondong-bondong memasuki pagar yang bertuliskan SMA PERJUANGAN.

Sementara itu seorang gadis sedang berdiri dipinggir pagar sekolah, nampaknya ia sedang menunggu seseorang.
Setelah sekian lamanya menunggu akhirnya orang itu datang juga.

"Lama banget sih lu."

"Hehe maap, udah yuk masuk" ucap orang tersebut dan merangkul pundak sahabatnya.

"La kantin dulu yuk, laper nih" lanjutnya sambil mengelus perut ratanya.

"Lo gimana sih 5 menit lagi bel bunyi, lo sih datengnya telat. Udah telat gak sarapan lagi, gue kira lo telat karna sempet sarapan." Ucap Nala. Ya gadis yang sedang menunggu sahabatnya itu adalah NALA ANGELIA PUTRI. Pemeran utama dicerita ini.

"Yaelah gue itu kesiangan makanya gak sempet sarapan" jawab Lidya sahabat Nala. LIDYA EMILIA. Dia adalah sahabat kecil Nala.

"Ntar aja oke, ini upacara bentar lagi mulai." Ucap Nala sambil terus menggeret Lidya menuju kelas mereka. Tepatnya di kelas 11 IPS 2.

Saat sampai di kelas mereka pun langsung menaruh tas masing-masing dan segera pergi kelapangan.

"Kalo misalnya gue pingsan gimana?" tanya Lidya. Yang saat ini sedang berjalan di koridor sekolah menuju lapangan bersama Nala yang ada disampingnya.

"Itu sih derita lo." Ucap Nala dan pergi meninggalkan Lidya.

"Sahabat macam apa itu?." Ucap Lidya dan berlari menyusul Nala, yang mungkin sudah berbaris di lapangan.

Semua siswa/i sudah berkumpul dan berbaris di lapangan untuk mengikuti upacara bendera.
Upacara bendera pun dimulai, semua siswa/i mengikuti upacara bendera dengan hikmat dan di siplin, karna jika mereka tidak seperti itu maka mereka akan mendapatkan hukuman.

NALA ANGELIA PUTRI nama yang sangat bagus bukan? Tetapi nama itu tak sebagus kehidupan gadis yang memiliki nama tersebut. Nala seorang gadis yang tidak memiliki wajah yang cantik. Bayangkan saja ia memiliki kulit yang tidak mulus warna kulitnya sawo matang tidak putih dan glowing, tinggi badan yang tidak terlalu tinggi (bisa dibilang agak pendek). Dia sudah terbiasa hidup sederhana. Keluarganya bukan dari kalangan orang kaya, bahkan jauh dari kata itu, ayahnya yang bekerja sebagai kuli bangunan dan ibunya sebagai buruh cuci baju. Nala adalah anak kedua dari tiga bersaudara, kaka dan adiknya cowo, yang artinya dia anak perempuan satu-satunya di kelurganya.

Nala memiliki seorang sahabat. Sahabat satu-satunya yang ia punya yaitu Lidya Emilia, dia adalah orang yang sangat baik walaupun terkadang menyebalkan menurut Nala. Mereka sudah bersahabat saat SD, sendari SD dan sekarang mereka selalu bersama.
Lidya ini berbanding terbalik dengan Nala, jika Nala dari keluarga yang sangat sederhana dan tidak memiliki wajah yang cantik. Sedangkan Lidya anak dari keluarga yang kaya, dia juga memiliki wajah yang cantik body yang bagus dan kulit putih mulus glowing. Tak jarang juga jika mereka pergi jalan berdua Nala merasa insecure dengan sahabatnya, Lidya. Terkadang Nala berpikir kenapa Lidya mau berteman dengannya. Walaupun begitu Nala bersyukur memiliki sahabat seperti Lidya yang pengertian, selalu ada untuknya dan tidak memandang rendah dirinya.

Upacara bendera pun selesai semua murid sudah dibubarkan dari barisannya masing-masing.
Begitupun dengan Nala dan Lidya yang sekarang pergi menuju kantin. Ya memang setelah upacara bendera semua murid diberi waktu untuk istirahat hanya 15 menit tak lebih.

Karena sendari tadi Lidya merengek ingin makan, memaksa Nala untuk menemaninya kekantin.

"La mau pesen gak nih?" Tanya Lidya saat mereka sudah memasuki area kantin.

"Gak deh gue udah kenyang." Jawabnya

"Oh oke. Kalo gitu gue pesen makanan dulu yah" pamitnya seraya berjalan menuju warung penjual bubur ayam.

Tapi saat Lidya sedang berjalan ada yang memanggilnya. "Lidya" panggil Nala kepada sahabatnya yang sudah berjalan tak jauh darinya.

Lidya pun berhenti dan berbalik. "Apa?" Tanyanya.

"Nanti kita duduk disitu aja yah" jawab Nala sambil menunjuk bangku kantin yang masih kosong berada di pojok.

Lidya hanya merespon dengan anggukan, setelah itu ia kembali berjalan untuk membeli bubur. Dan Nala pun kini sudah duduk dibangku tersebut. Saat sedang memperhatikan kantin yang lumayan ramai mata Nala tak sengaja melihat tiga laki-laki yang berada tepat dibangku tengah, mereka sedang bercanda dan sesekali mereka tertawa entah apa yang mereka tertawakan. Kini fokus Nala hanya kepada laki-laki yang memakai topi, duduk pinggir kanan dan ia sedang meminum minumannya, saat laki-laki itu tertawa Nala pun ikut tersenyum melihatnya. Walau bukan ia alasannya tertawa, tapi setidaknya Nala masih bisa menikmati senyumannya.

Fokus Nala seketika buyar karna ada yang memanggilnya. "Woy la, liatin apa lo sampe senyum-senyum begitu?" Tanya Lidya sambil duduk dan menaruh makanan beserta minumnya di meja berhadapan dengan Nala.

"Aishhh nih anak malah duduk didepan gue lagi, kan jadinya gak keliatan." Batin Nala

"Gue gak liatin apa-apa" ucap Nala datar dan melihat ke arah Lidya.

"Serius?".

"Iya serius, udah sono makan nanti keburu waktu istirahat abis." Lidya pun hanya mengangguk dan memakan makanannya dengan lahap. Sementara itu Nala melihat ke arah tiga lelaki yang sedang berjalan keluar kantin, dan kembali fokus Nala hanya kepada Lelaki yang memakai topi. Nala terus menatap lelaki itu sampai punggung lelaki itu kini sudah tak terlihat.

                       

                        √TBC

Akhirnya part-1 selesai juga.
Oh iya ini cerita pertama aku. Maaf ya kalo ada salah penempatan tanda baca atau bahasa. Buat kalian yang mau ngasih saran atau koreksi boleh kok tinggal komen aja dikolom komentar.

Makasih buat kalian yang udah baca, jangan lupa vote dan komen☺.

See you next part💓

PANTAS KAH?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang