Kami Datang!

61 8 3
                                    

Siang itu, di basecamp Byoskop

"DOYI!!! INI SICENG GAKMAU BANTUIN GUA BERES BERES ANYING, AH SICEEEENGGG!!! LU JANGAN MALAH BUCIN MULU SAMA DOYUNGT! BANTUIN GUA?!! ATAU MAU GUA GEPLAK SAPU?" teriakan menggelegar Tuya terdengar dari lantai satu, hingga ke lantai 2, membuat Doie memijit pelan keningnya.

"Yaelah Tuy, nyapu doang mau gua bantu? kan gua ditugasin yang lain sama Doyi, ntaran gua kerjain bagian gua lah. Udah sana, gausah ganggu gua ih!" Siceng mendorong Tuya pelan, mengusir si nyamuk pengganggu ketenangannya bermesraan dengan pujaan hati.

"Dongsicheng, lu bener bener ya, ntaran aja sih bucinnya. Gak akan
direbut siapa siapa itu Doyungt lu ish" Tuya bete? Jelas, dia hanya mau semuanya selesai dengan cepat.

"Tuya udah, selesaiin sebisa lu aja dah, nanti Johi sama Ten kan kesini, nah sekalian beresinnya bareng, gua juga lagi beresin lantai atas nih. Siceng biarin nanti beresin yang lain" Doie berusaha menenangkan Tuya, yang nampak sudah siap mengambil ancang ancang "Mari Memukul Dongsicheng__"

"Cih, selamat lu kali ini Ceng, belum aja gua takol lu, bener bener" Tuya berlalu meninggalkan Siceng, yang masih mesem mesem dengan hapenya.

"Oh iya, Doy, itu si Ten sama Johi, berangkat kesininya bareng?" Tuya agak berteriak sambil menyapu lantai satu, cepat sekali berubah moodnya ya pemirsa.

"Tadi sih mereka janjian ya mau kesininya bareng, gatau deh jadi apa nggak, gaada kabar lagi, tungguin aja Tuy" Doie menjawab seadanya sambil mengepel lantai dua.

Rumah ini adalah rumah lama yang sudah tidak ditempati selama 3 tahun, terbeli ditangan Doie dengan harga yang cukup murah, keadaan rumah juga bisa dibilang tidak bagus bagus banget.

Pada akhirnya semua sibuk pada kegiatannya masing masing. Doie sibuk dengan lantai 2, Tuya sibuk dengan lantai 1, dan Siceng yang tadinya sibuk dengan Doyungt, kini mulai bercumbu mesra dengan halaman depan, dan halaman belakang.

Sementara itu....

"Bener ini kan alamatnya, Ten?" Johi menatap rumah didepannya, lalu menatap layar hape bergantian. Memastikan mereka tidak salah alamat seperti lagu Ayu TingT*ing. Ehh! salah, lagunya Ayu TingT*ing mah Alamat Palsu-_-'

"Iya kayanya bener ini Joh, coba ya kita test dulu" Tenxlee memencet tombol bell didepan gerbang dengan ragu.

DINGDONG!!!

Suara bell memecah keheningan rumah besar, yang penghuninya sedang sibuk dengan kegiatan mereka masing masing, yes! ada tamu yang datang.

"Biar gua yang buka!" Teriak Siceng dari halaman depan, dan berlari ke arah gerbang. Dibukanya pintu gerbang dengan sepenuh tenaga. Wajahnya seketika bahagia, saat melihat dua temannya berdiri didepan gerbang itu.

"JOHI! TENXLEE! AKHIRNYA KALIAN SAMPAI! AKHIRNYA BERES BERES RUMAH BERLIMA!" sambutan ala Siceng berkumandang, membentuk sudut imajiner didahi Tenxlee dan Johi (visualisasi 💢)

"Yaudah ayo masuk, sini gua bantu angkat barang bawaan kalian. DOYI!! TUYA!! TENXLEE SAMA JOHI UDAH SAMPAI!" teriak Siceng lantang sambil mengangkat tas Johi, dan menarik koper Tenxlee. Ya, Siceng si tenaga kuli.

                           ****

"Gua pikir, kalian gak jadi bareng, abis gak ada komunikasi apa apa di gc(groupchat)" Tuya datang membawa nampan minuman untuk Tenxlee dan Johi.

"Tadinya mau misah Tuy berangkatnya, cuma si Johi takut nyasar, yaudah janjian di deket sini barusan biar ketemu" Tenxlee ingat betul, bagaimana Johi menelponnya dan bilang 'TENXLEE JANGAN TINGGALIN GUA! GUA GAKMAU NYASAR!'. Ya, Johi memang sepanik itu.

"Kalian istirahat ya, besok aja bantu beres beres rumah, ini juga udah sore. Kamar Tenxlee ada diatas, disebelah kamar gua, kalo kamar Johi, dibawah, tetanggan sama kamar Siceng. Kamar Tuya juga diatas, deket balkon. Kamar lainnya masih kosong, buat anak anak yang lain nanti" Doie menjelaskan panjang lebar, yang dibalas anggukan paham oleh Johi dan Tenxlee.

"Eung, Doy, anu, itu si Eval, kapan kesininya?" Tanya Johi sambil memainkan handphonenya.

"Chat gua gak dibales sama Eval, dia gak ada bilang kapan mau kesini sama kalian?" masih dengan Johi yang sibuk mengecek pesan pribadinya dengan Eval.

"Eval? Dia kesini besok, mau ngajak temennya, siapa itu namanya tadi, Doy, gua lupa" Tuya mengetuk pelan kepalanya, agak kesal karena terkadang suka pikun mendadak.

"Eval tadi nelp Doyi, bilang mau kesini besok, ngajak temennya Sakara? Sakasa? Eh siapa sih? Gua lupa nama temennya" Siceng ketularan Tuya, he em.

"Sakata, dia kesini sama temen baru nanti, namanya Sakata. Jadi baru bisa berangkat besok, karena bareng si Saka" Doie geleng geleng, agak prihatin dengan daya ingat dua anak manusia yang menemaninya sebelum Johi dan Tenxlee datang.

"Berarti, ditambah Eval sama temennya dia si Saka itu, kita disini ber 7? Kamarnya muat Doy?" Lagi lagi Tuya, mencemaskan perihal kamar tidur.

"Bisa diatur nanti, sekarang istirahat dulu aja. Kita bertiga udah capek beres beres rumah, Johi sama Tenxlee baru sampe juga. Besok dibahas lagi, sekalian nunggu Eval sama Saka" Doie menutup pembicaraan sore itu, dan beranjak dari sofa menuju kamarnya, disusul oleh anak anak yang lain, menuju ke kamarnya masing masing.

Semuanya akan semakin menyenangkan, kedatangan orang baru, dan membagi kisah dengan mereka yang terkasih.

Story Untold Byoskop : From Home Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang