Kisah Johi

37 6 3
                                    

1 bulan kemudian, di basecamp Byoskop.

Pagi ini seperti hari hari biasa, rumah besar dengan penghuni barbar itu ramai dengan kegiatan khas di pagi hari. Memasak, menyapu, ada juga yang merapikan tempat tidur, dan pergi jogging

"Gan, tolong diliatin ya itu masakannya. Gua mau bangunin Eval, sama Sakata dulu, biar bisa mandi terus sarapan" Doie mempercayakan masakan pagi itu pada Regan. Merasa kapok percaya pada Johi, karena pada akhirnya, rasanya sangat asin, seasin masakan laki laki kebelet kawin.

"Iya Doy, nanti gua jamin ini rasanya gak keasinan kaya punya Johi kemarin" Regan nyengir, dan mengacungkan jempolnya dengan pede ke arah Doie. Doie tersenyum, lalu berlalu kearah kamar Eval dan Sakata.

Sementara itu....

Laki laki tinggi itu memasuki rumah dengan handuk melingkar dilehernya. Ya, dia Johi, dipercayakan tugas membersihkan halaman rumah dipagi hari, apalagi kalau bukan karena Doie kapok? Doie tidak mau makanan yang harusnya jadi enak, berakhir kelebihan garam ditangan Johi.

"Joh, lu udah selesai bersihin halamannya?" Itu Ten, yang baru selesai mandi.

"Udah nih, gua mau siap siap jogging dulu bentar, bilangin ke Doyi ya, jobdesk gua udah clear semua" Tukas Johi berlalu dari hadapan Ten dan menuju ke kamarnya untuk ganti baju.

Johi rajin jogging bukan tanpa sebab. Ada satu gadis yang menarik perhatiannya, gadis yang sudah menjadi partner joggingnya selama sebulan belakangan. Hal ini juga yang membuat Johi lebih bersemangat belakangan ini.

"Mau ajak dia sarapan apa ya pagi ini..." batin Johi sambil berlari pelan keluar rumah, menuju tempat dimana ia bisa menemui sang pujaan hati.

                               ****
Udara pagi memang segar, dan cocok untuk segala jenis olahraga, termasuk jogging. Dua anak manusia itu sedang makan roti bakar, sarapan mereka pagi itu disebuah taman, ditemani sekotak susu coklat dan vanilla.

"Jadi, kak Johi pagi ini bantu ngapain aja di dorm? Bantu masak? Apa keasinan lagi ya? Makanya bisa dateng jogging lebih awal daripada aku?" gadis dengan rambut panjang sebahu itu memulai percakapan pagi itu, dengan pipinya yang menggembung akibat kepenuhan makanan. Itu terlalu menggemaskan dimata Johi.

"Nggak Kia, kakak gak bantu masak kaya kemarin, kakak disuruh bantu beresin halaman depan sama belakang, tugasnya lebih gampang, hahahaha, makanya kakak bisa jogging lebih awal" Johi mengusak pelan rambut Kia, gadis yang berhasil mencuri perhatiannya selama beberapa minggu belakangan ini.

"Ah, kukira kakak diusir kak Doie lagi, gara gara masakannya keasinan" Kia tertawa pelan, yang mana berhasil membuat Johi terhipnotis sepersekian detik.

"Kia, jangan cuma jogging pagi deh, sepedaan sore juga yuk? kan lumayan, olahraga setiap hari" Johi memulai siasatnya "Ayo kita pepet Kia sampai dapat!"

"E..eh? sepedaan sore kak? A..aku gak punya sepeda dirumah. Makanya, cuma bisa jogging pagi aja" Kia menunduk sedih sambil memegang kotak susunya.

"Loh, kamu gak punya sepeda? Yaudah gak apa, tenang aja, di dorm ada beberapa sepeda gak kepake, kayanya bekas pemilik dorm yang dulu. Itu sepedanya masih bagus semua, kamu pinjem sepeda yang ada di dorm aja, gimana? Sekalian kenalan sama anak anak dorm, ya?" bukan Johi namanya kalau dia gampang menyerah. Dia menatap Kia berharap gadis lucu dihadapannya ini langsung mengiyakan idenya. 

"Kalo nggak nyusahin, boleh deh kak. Tiap mau sepedaan sore, aku pinjem sepeda di dorm kakak ya?" Kia akhirnya menyetujui ide Johi tadi. Senang bukan main, Johi langsung mengangguk dan memegang tangan Kia. 

"Tenang, itu bisa diatur. Kamu tau dorm kakak kan? Nanti sore jam 4 kamu langsung ke dorm aja ya, kita sepedaan nanti sore. Oke?" Johi terlampau semangat, ia mengelus punggung tangan gadis yang menjadi incarannya itu dengan senyum yang bahkan jika anak Byoskop sendiri melihatnya, mereka pasti akan merinding. Ini bukan Johi si Bolot yang mereka kenal. 

                                                                                          ****

Johi pulang dari kegiatan kencan berkedok joggingnya dengan Kia, dengan wajah sumringah, dan cengiran lebar diwajahnya, Johi memasuki rumah dengan santai. 

"Woy, pak bos udah pulang. Abis darimana Joh?" itu Sakata yang baru saja keluar dari kamar setelah ganti baju. 

"Oh Sak, baru selesai mandi? Ini gua baru balik jogging, biasa hidup sehat selagi masih muda. Biar tua nanti gak bangkotan" sahut Johi dengan wajah cengengesan. 

"Jogging atau pacaran lu? Kok barusan, gua liat lu pisah ama cewek depan gerbang?" skakmat, Johi lupa, kamar Sakata berdekatan dengan kamar Tuya dilantai dua dekat balkon. 

"Hah? Joho punya pacar? Baru sebulan disini udah punya pacar? Kok bisa?" Doie mendengar apa yang dibilang Sakata mulai curiga pada Johi, dan menatap Johi dengan tajam seolah menagih penjelasan "Siapa cewek yang dimaksud Saka?" 

Oh Johi, malang nian nasibmu, harus ketemu setan berwujud Sakata sepulang jogging, yang malah ngasi masalah baru ke kehidupan Johi yang baru saja berwarna. 

Story Untold Byoskop : From Home Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang