Kami Datang! 2

40 8 3
                                    

"Doh, ini sayurnya kapan dimasaknya?" tanya Johi yang ternyata ikut membantu Doie memasak sarapan pagi ini.

"Tunggu 5 menit lagi, ini bentar lagi tambahin garam ya Joh," briefing Doie pada Johi sambil menyiapkan peralatan makan di mejanya.

"Doh, lu naruh tas gambar gua kemaren dimana? Kok gua lupa sih, anjing," tanya Tuya dari kamarnya dengan wajah kusut kebingungan.

"Ada, di atas lemari Tuy, coba cari deh," jawab Doie tanpa melihat Tuya dan masih fokus dengan kegiatannya saat ini.

"Nggak ada, Doy, cariin deh," ujar Tuya lagi. Dengan sigap, Doie langsung bergegas menuju kamar Tuya dan dengan cepat menemukan barang yang dimaksud Tuya.

"Hadeh, kebiasaan deh lu Tuya. Dicari dulu yang bener makanya," omel Doie dan kembali ke dapur untuk melihat masakannya.

Belum sampai ke dapur, sudah terdengar teriakan lain yang memanggil nama Doie. Arahnya dari kamar oknum Dong Sicheng. Doie pun segera memutar arah menuju kamar Sicheng karena takut terjadi apa-apa pada adik yang satu itu.

"Kenapa, ada apa, Cheng?" heboh Doie.

"Eh, gua lanjut tidur dulu deh," jawab Sicheng sambil menutup penuh dirinya dengan selimut.

"Sicheng kampret!" umpat Doie yang mulai naik darah dan kembali ke kegiatannya yang semula, memasak sarapan.

"Gimana, Joh? Udah lu tambahin garam?" tanya Doie yang sudah bersiap ingin mencicipi sup masakannya.

"Kayanya keasinan deh, Doh. Coba lu cicip," jawab Johi sedikit ketakutan.

"Heh, emang lu kasih garam berapa sendok, Joh?" tanya Dohi sambil mencicip kuah sup itu.

"Lima sendok,"

DUER!

Lidah Doie yang tengah merasakan sup itu pun seketika kelu. Ia menatap Johi dengan tatapan yang dingin dan tangannya seraya mengambil segelas air mineral disebelahnya.

"AAAA JOHI!! BELOM SEMINGGU AJA UDAH GILA GUA DISINI!!" 

Sementara itu, di luar rumah...

"Kayanya bener ini deh rumah yang dibilang Bang Doyi," monolog lelaki manis sambil memastikan kembali nomor rumah dengan tulisan di tangannya.

"Apa ini ya rumahnya? Bener ini sih, fix ini rumah yang diberitahu sama Bang Doyi," ujar lelaki tinggi yang lain, yang sama-sama mencari basecamp Byoskop.

Secara tidak sengaja, kedua lelaki ini memencet bel rumah hampir bersamaan dan membuat keduanya terkejut bersamaan pula.

"Eh anjir, siapa lu?" marah si lelaki manis kepada lelaki yang lain.

"Gua Gaxio, kenapa?" jawab lelaki tinggi yang ternyata bernama Gaxio tersebut.

"Lu ngapain disini? Ini rumah temen gua," lanjut si manis marah.

"Lah, ini rumah temen gua juga, anjir. Lu kali salah alamat," tukas Gaxio yang ikut naik pitam.

"Ngawur aja lu kalo ngomong, nih liat udah jelas-jelas alamat dan nomor rumahnya sama, berarti ini rumah temen gua, dong?" protes si manis lagi sambil menunjukkan kertas berisi alamat rumah yang ia bawa daritadi.

"Yaudah nih, kita tunjukin ini beneran rumah temen lu atau temen gua," jawab Gaxio mengalah dan mulai memencet bel rumah itu.

DING DONG!

"Udahlah anjir, biar gua yang bukain gerbang. Mending lu kelarin noh masakan lu sendiri Joh" Doie bete? Sudah jelas. Dengan langkah kesal dia meninggalkan Johi didapur, lalu berjalan menuju gerbang untuk melihat siapa yang datang.

cklek!

"TUH KAN INI TEMEN GUA ANJIR!" teriak kedua lelaki itu bersamaan setelah melihat Doie yang membuka gerbang. Doie yang tidak tahu apa-apa hanya melihat kedua lelaki ini bingung.

"Woi, ini kalian berdua kenapa, sih?" seketika emosi Doie pun naik kembali. Demi Dewa kenapa rasanya hari ini, semua hal membuatnya kesal?

"DOYI! ADA ORANG NGAKU NGAKU JADI TEMEN LU! DIA SIAPA?" Si manis mengadu, dengan lantang dan berani dia menunjuk ke arah Xio, si tersangka tukang bohong dimatanya.

"Aldi, dia Gaxio, temen gua, anak Byoskop juga. Ajaib ya, kalian sampe sini barengan" Setelah melewati masa masa sulit didalam rumah, meladeni Tuya, Johi dan Siceng, akhirnya senyum manis itu nampak diwajah Doie.

"Gua temen lu kan Doy? Hah! Percaya kan lu sama gua sekarang? Doyi. temen. gua. juga. PAHAM?" cukup kesal dianggap pembohong, Xio menekankan kata Doyi adalah temannya pada Aldi.

"DIH SEJAK KAPAN ADA MANUSIA MODELAN BEGINI DISINI? GUA GAK TERIMA! SOK GANTENG BANGET LAGI! LIHAT STYLENYA DOY, GAYA GAYA FUCKBOY BANGET DIH!" Masih berapi - api, Aldi benar benar se kesal itu dengan laki laki dihadapannya selain Doie.

"Lu ada masalah apa sih sama gua Al? Gua jelas ganteng, lu gak usah iri gitu deh. Udah ya? Terima kenyataan kalo gua temen Doyi juga" Xio menepuk pundak Aldi dengan tenang, berusaha menenangkan si manis agar tidak terlalu bersemangat membencinya.

"Tapi...."

TINTIN-!!!!!

"WOY! KALO MAU GELUD JANGAN DITENGAH JALAN DONG! KEPINGGIR DIKIT KEK, MAU GUA TABRAK?" kepala seorang laki - laki menyembul dari kaca mobil dan memaki ke arah Doie, Aldi dan Gaxio. Doie yang sudah pusing sejak tadi, ditambah pusing karena pertengkaran Aldi dan Xio, kini semakin pusing, ketika melihat orang orang yang ada didalam mobil itu.

"KALIAN......!!"

                               ****

Satu satu dari kami datang, mengisi rumah ini dengan cerita, kisah kami, canda tawa kami, dan kesedihan kami. Rumah kosong ini, akan ramai dengan suara tawa kencang kami.

Story Untold Byoskop : From Home Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang