Kisah Johi 4

19 3 0
                                    

Setelah mengetahui satu fakta menyakitkan dari Sakata, semangat hidup Johi seolah menguap. Terhitung sudah 3 hari ia tidak jogging, ataupun bersepeda dengan Kia. Bahkan chat, voicenote, dan telepon dari Kia pun dia abaikan.

"Johi? Lu didalem kan? gua mau masuk, boleh?" itu Eval.

"Masuk aja Val, pintunya gak gua kunci kok" Johi menjawab seadanya, lalu kembali bergelung dibalik selimut.

"Joh, sarapan dulu yuk, anak anak udah selesai masak tuh. Ntar kita jogging ber-4? Elu, Gua, Saka, sama Zeus. Yuk?" Eval duduk dipinggir ranjang Johi, dan berusaha memberi penawaran untuk temannya yang mendadak loyo itu.

"Gua gak mau jogging dulu Val, males. Ntar kalo ketemu 'dia' lagi, brabe. Gua mau ngehindarin dia dulu"

"Tapi? Apa gak sebaiknya lu tanya dia dulu? Dia beneran punya pacar kaya kata Zeus, Saka gak? Atau cuma temen doang? Gak ada salahnya nanya loh Joh"

"Kalo ternyata bener? Lu mau gua makin loyo? Lu mau gua makin bayem?" disaat yang bersamaan, handphone Johi yang diletakkan diatas nakas menyala, menunjukkan satu notifikasi Kakaotalk, dan itu dari Kia.

Kia
08:38
"Kak Johi? Kemana aja? Kok ilang sih? Gak mau jogging sama Kia lagi ya? Bales chat Kia dong kak"

Setelah membaca pesan dari Kia, Johi meletakkan handphonenya begitu saja, dan kembali memeluk bantal guling kesayangannya.

"Gumoh gua liat lu begini jink" Eval jengah, lalu mengambil handphone Johi, dan mengetik pesan balasan untuk Kia. Kawan, ingatkan Johi untuk memberi password pada handphonenya lain kali ya.

Joh!
08:41
"Kia, gua mau nanya sesuatu dong sama lu. Oh ya, btw ini bukan kak Johi kesayangan lu, dia lagi jadi manusia!bayem, loyo bener. Gua mau nanya, lu udah punya pacar belum sih? Johi dikasi tau sama temen dorm, katanya lu sering jogging sama cowok lain dulu sebelum kenal Johi, itu siapa? Pacar lu?"

Tanpa pikir panjang, Eval mengirim pesan balasan itu pada Kia, dan menatap Johi.
"10 menit dari sekarang lu gak keluar buat sarapan, siap siap aja lu makan masakan keasinan buatan lu sendiri. Doie sama Regan gak masak banyak pagi ini" ujarnya to the point, dan keluar meninggalkan Johi sendirian dikamarnya.  

Johi bangun, dan duduk diranjang, sambil memegang handphonenya, ia membaca pesan balasan yang dikirim Eval untuk Kia.

"Lu gak perlu segininya Val, gua bisa handle semuanya sendirian..."
Ya, handle semuanya sendirian, dengan cara jadi sadboy, Joh?

                                   ****
Suasana pagi itu cukup kondusif, selain anggota lain sudah bangun dan sedang sarapan, kerjaan dorm juga sudah selesai semuanya. Jadi setelah sarapan, waktunya santai santai.

"Val? Johi mana? Kan lu kekamar dia, buat nyuruh dia sarapan bareng kita?" Itu Zeffan, setelah melihat Eval keluar kamar Johi sendirian.

"Masih loyo dia. Ceng, ntar lu bawain sarapan kekamarnya dia dah ya, kaya biasanya. Padahal tu anak kaga sakit, tapi berasa lagi ngurus orang demam aja" gerutu Eval seperti mak mak anak tiga.

Sakata melirik ke arah kamar Johi, dan menghela nafasnya kasar.
"Biarin aja dia sendiri dulu, healing time, kali aja, abis ini dia bakal balik biasa, kaya dulu. Dah sarapan yuk, ntar Johi, biar Siceng yang bawain kekamarnya"

Saat semuanya sedang asik menikmati sarapan, Johi keluar kamar, lengkap dengan handuk yang melingkar dilehernya.

"Loh? Itu bang Johi. Bang mau kemana?" Zeus menaruh sendoknya saat melihat Johi berjalan menuju pintu keluar.

"Ah? Gua mau jogging Jus, Kia ngajakin jogging nih, katanya mau ngelurusin masalah juga hehe. Val? Makasih bantuannya" Johi tersenyum tipis pada Eval, dan berjalan keluar dorm.

"WOY JOHI, SARAPAN DULU KOCAK!" itu Regan dan teriakan melengkingnya, yang berhasil terdengar menggema di dorm. Johi cuek, dan melambaikan tangannya, lalu menghilang dibalik pintu dorm.

Eval menggelengkan kepalanya pelan, gak habis pikir, Johi jauh lebih dewasa darinya, tapi untuk urusan begini saja, galaunya kaya abis ditinggal kucing kesayangan mati.
"Cuma salah paham aja, lu ampe loyo begitu, elah Joh"

                                   ****

"KAK JOHI! DISINI!!" itu Kia, setengah berteriak sambil melambaikan tangannya. Senyum lebar nampak diwajahnya. Akhirnya, kak Johi mau bertemu dengannya lagi..

"Jadi? Mau dilurusin gimana Kia?"

beberapa waktu sebelumnya...

Kia
08:50
"Hah? Pacar? Kak Johi ngehindarin Kia cuma gara gara itu? Kak, jogging yuk? Kia jelasin semuanya deh, biar kak Johi gak kepikiran lagi, gimana? call?"

Johi membaca pesan Kia dalam sekali tarikan nafas, dan menghela nafas kasar setelahnya. Mungkin, dia memang harus meluruskan semuanya.

Joh!
08:55
"Ketemu 10 menit lagi ya Kia, ditaman biasanya. Kakak siap siap dulu"

.
.

.

"Mau langsung dibahas aja nih kak? Gakmau sambil keliling aja? Biar santai ngobrolnya" Kia canggung, ini bukan Johi yang dia kenal ramah dan ceria. Jelas, ini Johi, si laki laki patah hati, yang berubah 180°.

"Kakak belum sarapan, agak lemes, jadi ngobrolnya sambil duduk aja ya? Apa yang mau dilurusin?" masih tetap pada pendirian, Johi kembali mendesak Kia untuk segera memulai semua penjelasannya.

"Jadi kak, cowok yang dibilang temen kakak itu......"

Johi mematung mendengar semua penjelasan yang keluar dari mulut Kia. Jadi, selama ini, semua hal yang dia lakukan, sia sia?
.
.
.
To Be Continued.

Story Untold Byoskop : From Home Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang