Aku, diajari..
- Belajar untuk lebih sering melihat dengan hatiku, dan tidak sekedar dengan mataku.
Percaya deh, komunikasi sama hati sehabis ibadah adalah cara terbaik untuk melihat banyak warna di dunia, menerima bahwa dunia itu luas ga melulu soal sains, logika, atau ilmu sejarah. Misalnya, perihal metafisika, cerita-cerita dari mereka yang 'berbakat', atau kisah-kisah karomah dari beliau-beliau yang di cintai oleh-Nya.
- Belajar penasaran, sifat ingin tahu mengenai kebenaran.
'Eh Tam, si ***** sebenarnya suka lo tau.. ' gue yang lagi ngerjain tugas bikin akta notaris yang dikasih minggu lalu tapi baru di kerjain 30 menit sebelum kelas dimulai. 'Masa?, bukannya banyak yang suka dia ya. Tapi wajar sih.. dia cantik, pinter, ramah, temennya juga banyak. Jadi, ga mungkin dia suka gue yang begini' orang yang di omongin masuk ke kelas. Mata gue sama mata doi tatap-tatapan beberapa detik. Tanpa sadar doi berjalan kearah gue dan temen gue, Nirwan. Bau parfumnya yang menyengat dari jarak 3 meter ngebuat gue sadar. Doi yang barusan di omongin berjalan makin deket, sekarang harum dari rambutnya yang lurus berlombang kecium dari jarak 1 meter. 'Eh Tama.. Kita sekelas ya ternyata' gua dalem hati ngebatin, 'Padahal.. Gua udah tahu kita sekelas dari pertemuan pertama. Sekarang kelas udah berjalan 4x pertemuan, sebelum kelas dimulai dosen pasti ngabsen dulu di awal, baru abis itu ngajar. Kadang kalo dosen bilang 'ada yang mau di tanyain?' gua kadang ngacung terus nanya, ga selalu karena caper. Tapi, emang karena gua ga ngerti, penasaran, dan yang paling sering biar keberadaan gua diketahui sama temen-temen dikelas yang isinya 40 orang lebih. 'Ohh iya, kita sekelas ya. Ha-halo..' jawab gue, grogi. 'Lagi ngerjain apa Tam?' 'Ohh ini, tugas yang di kasih minggu lalu' 'Ohiyaa, ada tugas Tam!?' tanya doi. 'i-iya ada' 'Tama udah?' 'Ini dikit lagi, tinggal dibuat renvoinya' 'Aku liat punya kamu ya Tamm.. Please..' 'i-iya boleh' *Sraatt tugas gua diambil. 'Makasihh Tamaa!' ^o^ terus doi pergi. Gua langsung ngelirik temen gua yang duduk disamping. Terus gua bisikin ke telinganya dengan nada lembut dan pelan, 'Makasih atas bercandaanya' temen gue merespon, 'iihh geli Tammm Hahahaa suara lo lembut banget. Eh tapi lo senengkan kalo doi beneran suka sama lo?' gua ngelirik sinis terus jawab, 'Gua lebih suka kalo doi ga disukain banyak cowok. Biar kalo kita jadian ga ada cowo2 yang natep gua dengan tatapan membunuh kayak impostor mau ngekill' 'udah ah gue mau tidur dulu, biar ga ngantuk pas kelas dimulai'
- Belajar menilai dan menimbang dari banyak sisi dan kemungkinan.
Minimal, bisa toleransi dan menerima. Toleransi karena perbedaan, dan menerima kalo ada masukkan dari yang berbeda. Kadang yang merusak cara berpikir kita ya pikiran kita sendiri, dan yang lebih sering karena kita nerima pikiran orang-orang sekitar kita. 'Dia itu kenapa sih aneh banget?', 'Ada masalah apa sih dia?', 'Udah gede gini masih aja drama', 'Mungkin dia caper aja' pikiran kita yang positif bisa aja di racuni oleh pikiran orang lain yang negatif. Gua terkadang teracuni oleh pikiran gua sendiri. Sampai akhirnya gua sadar, untuk hal-hal yang ga pasti, sekalipun tindakan itu tampak jelas, atau kata-kata yang terucap begitu meyakinkan. Kita mana tahu isi hati?, kalaupun hati sudah mantap menafsir maksud, saranku, baiknya tanya langsung saja atau tanya sang Maha Tahu biar lebih pasti. Daripada merespon atau berusaha mengerti tapi justru salah persepsi. Mana tahu setan sedang berbisik biar saling benci.
- Belajar mengatakan hal yang benar-benar diketahui langsung, atau di alami langsung.
Kabar burung atau asumsi memang terdengar lebih mudah dikatakan. Tapi belum tentu hal tersebut adalah kebenaran. Tidak masalah jika kamu menduga-duga. Saranku, jangan terlalu yakin ataupun mencoba meyakinkan orang lain atas dugaanmu atau asumsimu. Kecuali, kamu sedang bermain Among Us, WhereWolf atau jenis permainan lain dimana semua peserta sepakat untuk terlibat dalam game dan saling curiga.
- Belajar berkata baik di tempat yang layak atau lebih baik diam.
Pada situasi tertentu, dan tempat tertentu. Kamu bisa jadi dirimu sendiri, mau bercanda dan ngomong apa aja bebas. Di tongkrongan misalnya, kumpul bareng temen-temen yang bisa nerima lo apa adanya. Yaaa.... minimal ga cepu sih. Biar semua aib itu di simpen diantara kalian aja. Usahain nyetir dengan sadar. Kalo mau bungkus inget-inget, inget dosa woi! dan jangan sampe ada lagi anak-anak yang lahir tapi ga tau siapa bapaknya, jangan asal crot BAJIN*AN! kalo gua lebih suka ngabisin waktu sendiri, di kamar kost, malem minggu masak mie 2-kadang 3- bungkus. Nikmati kesendirian sembari ngisi energi gua yang abis setelah ngobrol sama banyak orang seharian.
- Belajar berdamai dengan masa lalu dan memperbaiki garis waktu di masa depan.
Waktu umur gua 17 tahun sampe 19 tahun, di masa-masa sekolah yang kata orang paling berkesan. Gua bisa ngeliat masa depan, gokil! hahaa pasti diantara lo banyak yang ga percaya. Ya gpp juga, karena emang baiknya ga usah percaya. detailnya lo baca di cerita gua yang judulnya Mari Kita Berbagi Cerita (https://www.wattpad.com/955284973-mari-kita-berbagi-cerita-mirai-no-konseki ).
"Along with great power comes great responsibility." (Stan Lee - Penulis Amerika) via Peter Parker Spider-Man.
(L)ike..
Foll(o)w..
(V)ot(e)..
Sh(are)..
Terima Kasih sudah membaca cerita saya! 💌 ^_^
KAMU SEDANG MEMBACA
Corat Coret Rasa
Tiểu Thuyết ChungNote: 1. Jangan tersinggung, marah dan sejenisnya. 2. Buka hatimu untuk menerima tulisan ini, dan mengambil baiknya saja. 3. Tulisan, quotes atau tips mungkin kebetulan sama dengan apa yang kamu rasakan, tapi bukan berarti kamu harus percaya atau m...