Takut

11 2 0
                                        

Aku takut, jatuh cinta. 

Mungkin karena trauma. Entahlah. 

Ketika suka menjadi cinta, itu seperti candu. Sebagian kendali atas dirimu hilang. Lakukan apapun untuk orang yang kita cintai. Mungkin tidak apapun, hanya saja terkadang itu diluar kebiasaan atau karaktermu. 

Takut. 

Perasaan itu bisa menjadi ruang kendali agar tidak terlalu buta cinta. 

Lalu, ilfil. 

Ketika perasaan cinta berada diluar kendali dan kamu belum dapatkan ia yang kamu cintai. Gebetan bisa pergi. Karena ilfil padamu. Padahal, kamu mungkin hanya menguji. Seberapa jauh ia bisa menerimamu apa adanya. 

Menerima apa adanya. Itu kalimat yang sulit di pahami jika kamu belum menua bersama sampai mati sebagai suami dan istri. 

Kriteria.

Boleh, sewajarnya. Maunya ini dan itu. Baik, perhatian, duda, bla bla bla. Padahal, nyari yang suka sama kamu rasanya lebih sulit dari itu. 

Cinta di tolak. 

Menyakitkan. Biasa saja. Dukun bertindak?, Apapun perasaanmu saat ini, kamu hebat. Menangis saja jika memang begitu menyakitkan. Jika biasa saja, mencoba untuk terus berteman juga tidak masalah. Asal kuat saja. Kalo suatu waktu, doi tiba-tiba ngenalin pacarnya. Atau yang lebih buruk dari itu, jadiannya sama sahabat sendiri. Yakin?, Gpp. Yaudah. Mau gimana?, terserahlah. 

Berjuang atau menyerah. 

Setelah bertahun-tahun, mungkin berbulan-bulan. Harus gimana?, ungkapin atau ikhlasin. Lucu. Toh tinggal di ungkapin. Ngungkapin dan nembak untuk jadi pasangan beda loh ya. Dih, gua kan cewek, cowok lah yang harus nembak duluan. Setuju. Cowok itu harus nembak duluan, asal cowonya juga punya perasaan yang sama, maksudnya sama-sama cinta. Jangan sampe kamunya yang cinta, terus doi nembak kamu tapi doi pas putus bilang kalo sebenernya doi ga cinta. Kok bisa. Bisa kok, kalo nembaknya di depan orang rame, terus di sekitarmu orang-orang goblok yang ga tau perasaanmu yang sebenernya suka sama siapa, malah teriak-teriak, 

"Terima! Terima! Terima!"

Kebaikan itu bisa menggerakkan hati. 

Di tolak berkali-kali. Bego. Harusnya nyerah tolol. Dia tuh cuman baik doang. Dia itu baik ke semua orang. Lo kali yang baper. Memang. Curhat sana sini, jadian juga engga. Capek. Jadi badut gpplah. Your head. Lihat sekitar, itu ada tuh, banyak tuh, cakep-cakep, kenapa ga move on aja sih. 

"Ya harus di perjuanginlah."

"Yakali berjuang sendirian, berjuang tuh sama-sama."

"Yaudah ayo."

"Baru sekarang Ayo, Au ah. Hmph, Aku udah suka kamu dari lama, perjuangan Aku ke kamu, kamu udah tahu, mending kita langsung jadian aja gimana?,"

"Tapi, Aku belum suka kamu."

"Perasaan suka itu bisa tumbuh. Mending kita jadian dulu."

Beberapa waktu berlalu. 

"Perasaan suka ternyata beneran bisa tumbuh ya." 

"Tuhkan, apa ku bilang. Kita selama ini baik-baik aja, bulan ini hubungan kita setahun. Enaknya, kita rayain dimana ya?,"

"Hpmh maaf, tapi kita harus putus."

"Haah!?, kamu tadi bilang kalo perasaan suka itu bisa-"

"Kamu bener. Ternyata perasaan suka emang bisa tumbuh. Tapi, perasaan suka ku tumbuhnya justru ke adikmu, Chika. Bukan ke kamu."

"Chika!?, itukan adikku yang cwk. Dan kamu itu juga cw-"

Beberapa belas tahun kemudian. Di salah satu lembaga pemasyarakatan. 

"Akhirnya bisa bebas juga."

Di tempat pemakaman umum. 

"Maafin abang ya Chika. Semoga kamu tenang di alam sana. Al-Fatihah. Bismillah.."

Beberapa bulan kemudian. Malam pertama, setelah bercengkrama sebagai suami istri yang sah secara agama dan negara. 

"Sayang."

"Kenapa sayang?,"

"Hpmh.. Aku mau cerita. Kalo dulu, Aku pernah masuk lembaga pemasyarakatan karena.."

Setelah mendengar cerita masa lalu dari suami. Istri memeluk suami dengan erat, lalu berkata, 

"Gpp. Aku nerima kamu apa adanya." lalu tersenyum. 

"Ma-makasih ya sayang!" memeluk istri dengan haru.

"Sama-sama mas. Soalnya, Aku juga punya cerita masa lalu. Dulu, Aku sebenernya cwk."

Beberapa tahun berlalu, di tempat pemakaman umum. 

"Naya, Maya, ini makam Papa kalian. Ini pertama kalinya Mama ajak kalian kesini. Ayo kita kirim do'a buat Papa. Semoga Papa tenang di alam sana."

Naya dan Maya yang berumur 7 tahun mengangkat kedua tangannya untuk berdo'a. 

"Bismillah.."

Terima kasih sudah membaca.. ^_^

Baca cerita Saya lainnya yang berjudul Andrea Boundary, lalu baca juga judul cerita Aku, Dulu, dan Waktu. Cerita Naya dan Maya berlanjut di kedua judul cerita itu. 🤓

Corat Coret RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang