Nayla POV
Aku dan Dina memasuki tempat diselenggarakannya acara pertunangan Putri. Waktu kami datang, kami disuguhkan dengan banyak ornamen yang cantik, lampu krital, dan bunga-bunga yang mengitari ruangan. Mengkin tema pertunangan "Garden Party" meskipun di tempat tertutup. Ruangan ini seolah disulap menjadi tempat yang indah, cantik, dan mewah.
Banyak tamu dari kalangan pengusaha yang hadir. Tidak salah jika calon suami Putri merupakan pengusaha sukses, yang pastinya memiliki relasi yang banyak.
Aku mengambil minum yang disediakan, Dina masih asik berbincang dengan salah satu temannya. Kata Dina, temannya ini sudah lama tidak berjumpa, terakhir ketika lulus kuliah. Maka momen ini menjadi momen reuni untuk mereka.
Yah, aku bisa melihat jika Dina memang memiliki banyak teman. Sifatnya yang mudah bergaul membuat banyak orang nyaman menjadi temannya.
Jarak aku berdiri dengan Dina memang tidak jauh, sekitar satu meter. Aku memilih menjauh dan memberikan jarak agar mereka nyaman berbicara tanpa ada diriku. Aku melihat lihat sekitar untuk menemukan Gio, sejak tadi aku belum melihat Mamah Dian dan Gio.
Ketika pandanganku tertuju di salah satu meja yang menunjukkan beberapa orang paruh baya yang sedang berbincang. Aku menemukkan Gio, dia sedang memakan puding cokelat. Memang Gio sangat menyukai olahan cokelat. Berpisah beberapa jam membuatku meraskan rasa kangen, inginku rengkuh tubuh Gio dan ku bawa ke dekapanku. Hatiku berkata untuk mendekat tetapi akal sehatku menyangkalnya. Aku tidak mau ada pertengkaran disini, jika Mamah tahu aku disini apalagi Mas Ardi juga tidak ada disampingku.
Aku menghembuskan nafas dalam-dalam, betapa susahnya agar bisa diterima disini. Menjadi menantu yang dianggap Mamah Dian saja susah, apalagi diterima di keluarga besar Mas Ardi. Dadaku serasa sesak, aku bimbang dengan apa yang ada.
Dina yang menyadari kegundahanku akhirnya menghampiriku setelah pembicaraan mereka selesai.
"Ada apa Mbak?" ucap Dina menunjukan raut kawatir.
"Nggak ada apa-apa Din, Mbak nggak enak aja berada disini."
"Mbak sakit?"
"Enggak, mbak baik-baik aja. Cuma lelah aja." Jawabku singkat, tidak mau memperpanjang pertanyaan Dina.
"Yaudah kita balik ke kamar ya Mbak, aku yang antar. Nanti biar aku bicara sama tante jika mbak sudah datang." Ujarnya, tangan Dina mengelus punggungku.
"Tidak usah, masak acara inti belum dimulai kamu menyuruhku balik. Nggak enak tahu Din."
"Yaudah kalau gitu kita cari tempat duduk. Ah disana." Dina menuntunku disalah satu meja dan kursi kosong. Tetapi sebelum kami menempatinya, suara Mamah Dian memanggil.
"Dina, sini nak. Mamah mau kenalin kamu sama saudaranya suami Putri." ujarnya dengan senyum mengembang.
"Ayok Mbak kita kesana." Ajak Dina dengan menggandeng lenganku.
"Iya."
"Ini anak saya yang bungsu namanya Dina Wisnuatmaja." Jelas Mamah Dian kepada saudara suami Putri.
"Dina Om Tante, salam kenal. Ini kakak ipar saya Nayla Safira istri dari Ardi Wisnuatmaja, kakak saya." jelas Dina memeperkenalkan diriku. Aku mengulurkan tangan untuk memperkenalkan diri.
"Salam kenal Om Tante."
"Mah, Gio antuk." kata Gio memotong sesi perkenalan ini.
"Sini nak, Mamah gendong ya."
"Yaudah, kami permisi dulu ya Om Tante. Saya sama Mbak Nayla mau kesana." Ucap Dina meminta izin untuk undur diri.
"Iya silahkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Dia, Kamu ✔ - Dunia Gio (Karyakarsa)
RomanceMemiliki keluarga yang bahagia adalah sebuah anugerah terindah. Ketika suami yang selalu mendukung dan membantu pekerjaan rumah yang belum selesai setelah habis bekerja. Rumah tangga kami selalu bahagia mesti ada batu krikil kehidupan, suara tangis...