Part 7

1.7K 86 5
                                    

Yang mau baca silakan ke KBM APP ya, disana lengkap sampai tamat. Cari saja username : aniswiji
Di wattpad aku sisain 10 part saja, untuk meminimalkan plagiarisme.

Nayla POV

Sampai di depan meja resepsionis, aku melakukan prosedur cek out. Ketika resepsionis melaksanakan prosedur cek out, aku sibuk meneliti lingkungan loby hotel ini. Loby memang ramai karena ini weedend, tetapi sepanjang aku melihat tidak ada keberadaan Mas Ardi. Hanya iring mudik pejalan kaki yang akan melintas mau keluar maupun masuk ke kamar mereka.

Setelah lima belas menit, resepsionis menyatakan selesai. Aku mengendong Gio untuk duduk di loby menunggu Mas Ardi. Ku ambil Hp yang berada di tas slempang yang aku bawa. Ku telpon Hp Mas Ardi, tetapi sambungan telpon seolah sedang menerima panggilan lainnya. Aku mencobanya lagi dan lagi, hasilnya sama, bahkan ketika panggilan terakhir nomer Mas Ardi tidak aktif.

Gio yang sedang dalam gendonganku sudah terlelap tidur, ini sudah pukul 11 siang waktunya Gio tidur. Ku usap rambut hitamnya dan pipi gembulnya, aku ingin lekas mengajak Gio tidur diranjang agar tubuh Gio nyaman. Aku tahu jika dalam posisi ini tubuh Gio pasti tidak nyaman. Tetapi kondisi tidak memungkinkan.

Aku masih menunggu kedatangan Mas Ardi sampai pukul 1 siang, tidak ada tanda kedatangannya. Kesabaranku seolah diuji, sudah cukup lama aku menunggunya. Kesabaranku sudah di ambang batas, bukan egoku yang merajai disini. Tetapi kondisi Gio yang membuatku marah.

Ku telpon temanku yang berada di Bogor, selang tiga puluh menit dia datang. Pria dengan setelan kaos polo dan jeans panjang yang merupakan sahabat lamaku dari SMA, namanya Marco. Marco menghampiriku dan membantu membawakan tas untuk ditaruh ke bagasi.
Seteleh selesai, kami naik ke mobil dan Marco mengemudi dibalik supir. Marco menatap jalanan yang ramai dan sesekali mengajak bicara.

"Ini Gio ya, Nay. Sudah besar banget." Katanya, denga mengelus rambut Gio dengan tangan kirinya.

"Iya, sudah tiga tahun. Lagi aktifnya, nggak mau diem kalau dirumah."

"Wah, lucu dong. Aku terakhir ketemu Gio waktu kamu bawa ke acara tujuh bulanan Novita. Gio waktu itu baru 5 bulan kalau tidak salah." Ujar Marco mengingat ingat peristiwa itu.

"Wah, sudah lama ya. Iya Novita juga sudah punya anak perempuan. Kapan kamu nyusul Ko." Tanyaku agak menggoda. Dia itu cenderung cuek sama lawan jenis. Katanya dia belum butuh pendamping diusianya yang menginjak kepala 3.

"Aku lagi sibuk sama bisnis Nay, belum mikirin pasangan.He he." Jawab Marco dengan senyum asal.

"La Ardi mana Nay, kok kamu ditinggal di loby hotel sih." Marco bertanya tentang keberadaan Mas Ardi. Aku sendiri aja nggak tahu.

"Aku juga nggak tahu Ko, tadi katanya dia sudah di loby. Waktu aku sama Gio sampai sudah nggak ada orangnya, terus aku tungguin berjam- jam ngak muncul. Aku kasihan sama Gio, makanya aku minta bantuan kamu buat nganter aku balik ke rumah." Jelasku, panjang lebar. Aku nggak mau Marco menyimpulkan sendiri masalah kami.

"Lagi ada urusan mungkin." ujarku sekenanya.

"Mungkin sih."

Marco, Novita merupakan sosok sahabatku dari SMA. Mereka sudah mengetahui perjalananku sampai dititik sekarang. Mereka juga tahu perjalanan hubunganku dengan Mas Ardi yang tidak direstui Mamah sampai drama rumah tanggaku. Tetapi ketika Marco memutuskan mengembangkan usaha di Bogor, frekuensi bertemunya kami hampir tidak pernah terjadi. Tetapi masih ada komunikasi lewat grub WA yang kami buat.

Kami mengobrol banyak hal dari zaman SMA, kuliah maupun waktu liburan ke Jogja dulu. Sebelum aku dan Novita memilih menikah, kami sempat melakukan berpetualang.

Aku, Dia, Kamu ✔ - Dunia Gio (Karyakarsa) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang