Dua.

307 35 0
                                    

Daska melirik jam di tangannya.

Keringatnya tak henti turun dari keningnya,rasa takut sekaligus senang menjadi satu.

Beberapa jam yang akan datang Zalesya Harumia,perempuan yang ia temui beberapa hari lalu diperpustakan kampus kini akan menjadi istri sahnya.

"Bismillah." Tak henti henti lafadz itu ia ucapakan.

"Mas..." Panggil Ammirah sembari merapihkan jas anaknya itu.

"Bismillah yaa,mnta yang terbaik sama gusti Allah mas." Ucap Ammirah sembari senyum menatap Daska.

Daska dan keluargapun berangkat kerumah Alesya.

Di kamarnya,Alesya tak hentinya berdoa.

"Kenapa teh?" Tanya Haidar yang sedaritadi menemani tetehnya itu.

"Sieun A." Jawab Alesya,dengan senyum gusarnya.

Haidar senyum sembari meraih tangan Tetehnya itu.

"Dingin pisan." Ucap Haidar yg menggenggam tangan Tetehnya itu.

"Ac nya kekencengan A." Ucap Alesya sembari tertawa kecil.

"Teh,tetep jadi Teh Ecanya Aa ya." Ucap Haidar menatap Tetehnya itu.

"Aa jangan bikin tetehnya kesel,nanti riasnya rusak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aa jangan bikin tetehnya kesel,nanti riasnya rusak." Ucap Ziana,Bundanya Alesya dan Haidar.

"Mana ada bun,Aa lagi kasih nasehat ke teteh ieu." Ucap Haidar sembari tertawa.

"Aa kedepan temenin ayah,Mas Daska sama keluarganya udah mau sampe." Ucap Bunda yang kini menemani Alesya.

Jika jantung bisa berlari,mungkin jantung Alesya kini sudah lari kemana mana akibat dari rasa gugupnya.

"Teteh Bismillah yaa cantik." Ucap Bunda dengan senyum meyakinkan Alesya.

Saat tiba waktuny,Alesya di bawa oleh Kaka sepupu perempuannya untuk keluar kamar.

Gaunnya putih dengan hijab putih,menambah kesan suci bagi Alesya.

Alesya menunduk sedaritadi,tak berani menatap sekitar yang kian ramai oleh keluarga kedua mempelai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alesya menunduk sedaritadi,tak berani menatap sekitar yang kian ramai oleh keluarga kedua mempelai.

Daska benar benar terdiam,melihat anggun serta cantiknya Alesya dibalut gaun putihnya.

"Ananda Daska Fandya Alezka bin Ahdania Sulmaison saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan putri saya,Zalesya Harumia binti Muhammad Abbrah dengan mas kawinnya berupa seperangkat alat sholat dan mas 20 gr,TUNAI." Ucap Abbrah dengan lantang dalam ruang.

"Saya terima nikahnya dan kawinnya Zalesya Harumia binti Muhammad Abbrah dengan Mas kawinnya berupa seperangkat alat sholat dan mas 20gr. dibayar Tunai." Ucap Daska yang tak kalah lantang dari laki laki yang kini menjadi ayahnya juga.

Semua saksi mata berkata sah,dan terbentuklah suatu hubungan antara Daska dan Zalesya pada hari itu dan seterusnya.

Mereka saling tatap dengan mata yang sama sama berkaca,menandakan haru bahagianya mereka.

"Makasih banyak Alesya." Ucap Daska yang kini mencium kening istrinya itu.

Mereka hanya melakukan akad nikah,resepsi di adakan beberapa bulan lagi.

Akad telah selesai diadakan,Daska dan Alesya kini berada dalam satu ruang yang sama yaitu kamar Alesya.

"Kenapa?" Tanya Daska melihat Alesya menatapnya dengan sorot mata lembut dan hangat.

"Aku ga nyangka aja,dosen aku jadi suami aku." Ucap Alesya yang di jawab oleh kekehan kecil seorang Aska.

"Kenapa paa?" Tanya alesya melihat Daska justru tertawa.

"Al,saya sekarang tuh suami kamu masa masih di panggil paa." Ucap Daska.

"Maaf mas." Ucap Alesya dengan senyum khasnya.

"Dari pertama kita ketemu al,di perpus pas hari jumat siang saat kamu tanya kenapa saya ga sholat jumat dari situ saya yakin kamu udh ditakdirkan allah buat saya." Jelas Daska sembari menatap Alesya dengan penuh sayang.

"Dan kamu kenapa mau terima?" Tanya balik Daska.

"Allah udah jawab pertanyaan aku seusai sholat dzhur mas." Jawab Alesya.

Malam sudah tiba,mereka tak kunjung tidur.

"Al laper gaa?" Tanya Daska yang sehabis mandi.

"Ga si mas,kenapa?" Tanya Alesya yang baru mau mandi.

"Cari makan yu,saya laper." Jawab Daska sembari memegangi perutny.

Alesya hanya tertawa kemudian masuk ke kamar mandi untuk bebersih dirinya.

Daska melihat lihat beberapa foto yang tadi sempat ia abadikan.

"Ga salah Al saya pilih kamu." Ucap Daska melihat salah satu hasil jepretannya.

Alesya keluar kamar mandi dengan rambut sebahunya yang masih basah dan dengan baju daster bercorak batik.

"Mas,aku masakin aja ya?" Ucap Alesya sembari mengeringkan rambutnya itu.

"Gapapa Al,udh mlm loh." Ucap Daska tak enak hati.

"Gapapa lah mas." Ucap Alesya sembari senyum.

Alesya pun keluar kamar untuk memasak seporsi nasi goreng untuk suaminya.

Daska pun mengikuti langkah istrinya itu.

Mereka masih tinggal di rumah kediaman Alesya dan keluarga,dan rencanya besok mereka akan pindah ke rumah yang Daska sudah siapkan.

"Saya bantu apa?" Tanya Aska sembari melihat Alesya.

"Mas duduk aja,aku ga biasa kalo masak di bantuin." Ucap Alesya sembari senyum

Aska pun duduk di bangku dan melihat istrinya yang ternyata lincah dalam hal memasak.

"Mas nasi gorang aja gapapa kan?" Tanya Alesya dan di jawab oleh acungan jempol Aska.

Tak lama kemudian,Alesya membawa sepiring nasi goreng dan segelas air putih.

Pukul 2 pagi,mereka baru merasakan kantuk.

"Alesya." Panggil Aska,Alesya pun memutar tubuhnya menjadi menghadap Aska.

Aska mencium kening Alesya kemudian memeluknya dalam tidur untuk yang pertama kali.

Alesya dapat dengan jelas mendengar suara degup jantung Aska dan merasakan hangatnya hembusan nafas Aska di rambutnya.

Ah,kedua teman Alesya belum tau tentang pernikahannya ini.

Hari demi hari mereka lalui dengan lancar walau terkadang ada kendala perberbedaan pendapat.

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
-Next-
Like & Komen tink✨

°A K A DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang