Sepuluh.

151 16 2
                                    

Alesya menunggu pulangnya Aska hingga larut malam di Bali.

"Kamu tuh kemana si mas." Ucap Alesya yang sedang menelfon Aska.

Alesya takut terjadi sesuatu pada Suaminya itu.

Tiba tiba ada chat masuk dr nomer tak di kenal.

Mengirim satu foto dan satu bubble chat.

Mengirim satu foto dan satu bubble chat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Alesya suaminya saya pinjem dlu ya.'

Alesya panik dan rasanya ingin menjerit saat melihat Foto serta chatnya seperti itu.

"Astagfirullah ya allah." Ucap Alesya sembari menangis kecil.

"Mas..." Ucap Alesya yang kini menelfon Aska kembali.

Tak henti hentinya Alesya melafadzkan Istigfhar pada hatinya.

Tak sadar adzan shubuh terdengar dari handphone genggam alesya.

Benar semalaman Alesya tak tidur padahal hari ini adalah hari terkahirnya di Bali,honeymoon.

Ia mengambil wudhu dan melaksanakan kewajibannya.

Alesya takut gagal menjadi seorang istri.

Matahari mulai merangkap naik,hangatnya menyapa ramah penduduk bumi pertiwi.

Alesya membuat sarapan,untuk dirinya dan juga Aska.

Jujur baru kali ini Alesya menunggu Aksa pulang selama ini.

Tepat pukul 9:33 Mobil aska sampai.

"Mas Aska.." Ucap Alesya saat melihat Aska yang di bawa oleh Gladis.

Aska tampak mabuk,efek semalam.

"Suami saya mba apain?" tanya Alesya saat Aska sudah rebahan pada ranjangnya.

"Heum,saya ajak seneng seneng doang ko Al." Jawab Gladis dengan senyum meledeknya.

"Mba tolong yaaa jangan buat saya mikir macem macem." Ucap Alesya yang tampak menahan luapan emosinya.

"Heum gmn yaaa,ini liat sendiri deh. " Ucap Gladis sembari memperlihatkan area leher yg memerah.

 " Ucap Gladis sembari memperlihatkan area leher yg memerah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
°A K A DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang