Dua puluh.

289 14 3
                                    

Suara denting jam mengisi satu ruangan sunyi itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara denting jam mengisi satu ruangan sunyi itu.

Suara isak tiga bayi yang baru menyapa dunia menjadi satu satunya suara yg terdengar jelas.

"Hei,kamu jadi mami Al." Aska berbisik melihat 3 bayi laki lakinya itu.

"Kamu hebat mam." Aska meneteskan air matanya.

"Tekanan darah turun,tingkat kesadaran juga." Ucap salah satu perawat.

Aska dibawa keruang bayi,dan meninggalkan Alesya.

"Bayinya hamdallah sehat tiga tiganya ,pa." Ucap Dokter.

"Tapi bu Alesya memasuki fase kritis." Ucap Dokter itu dengan tatapan duka.

"Al..." Lirih Aska melihat Alesya dari balik jendela.

Pikiran Aska kosong,ia rasa dunia rubuh dan tubuhnya lemas.

Aska mengadzani ketiga bayi kembarnya terlebih dahulu.

"Mas,abang,aa." Ucap Aska menatap anaknya secara bergantian itu.

"Kuatin mami yaa sayang." Aska meneteskan air matanya saat mencium salah satu anaknya itu.

Aska keluar ruangan,menemui keluarga mereka.

"Alesya kritis." Aska jatuh lemas saat memberitahukan faktanya.

"Aska kamu harus kuat,jangan gini kesian baby kamu,Nak." Ucap Ziani bunda dari Alesya.

Haidar dan yg lain matany tampak berkaca kaca.

"Tapi dede bayinya,Mas?" Tanya Haidar mendekati Aska.

"Mereka sehat,ga kurang apapun." Jawab Aska sembari senyum.

Malan itu,rasanya malam paling panjang bagi hidup Aska.
Ia beberapa kali melihat 3 bayinya yg berada diruang bayi,tertidur lelap.

"Al,anak kita nunggu kamu yaa sayang." Aska menatap Alesya yg berada dalam ruangan intensif.

Lagi lagi ia teringat betapa bodohnya pernah melukai wanita yg paling ia cintai itu.

Terulang beberapa waktu saat mereka bertengkar,saat mereka berbagi cerita tentang kesehariannya,saat mereka membuat lelucon.

Semakin diingat,semakij deras air mata Aska.

"Al,maafin aku ya." Aska menyeka air matanya.

♦♦♦

"Mas gue mau liat anak lu,boleh?" Tanya Haidar kepada Aska.

"Sok aja,A."Jawab Aska.

Terhitung sudah 7 hari Alesya kritis dan belum sadar.

"Mas,makan dlu sana kamu." Ucap Ammirah yg baru kembali membeli sarapan.

"Nanti aja,mah." Ucap Aska sembari menatao cincin kawinnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

°A K A DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang