Namjoon tak salah menghitung, bulan musim salju masih lama lagi, tapi entah mengapa hawa rumahnya semakin terasa dingin dan mencekam. Terlebih setiap kali dia memandang Yoongi yang hanya diam padahal kini Namjoon sedang bersiap merusak dapurnya.
Di sisi lain alasan Yoongi yang sama sekali tidak ingin menegur ataupun berbicara pada Namjoon itu dikarenakan dia masih malu karena kejadiaan tadi siang. Terlebih mengingat Jane yang masih dengan mudahnya menyapa Namjoon dan melupakan hal itu seolah tidak terjadi apa-apa. Untuk itu Yoongi memilih diam seribu bahasa sampai nanti dia merasa semuanya balik ke normal.
"Ouch!"
"Joon?!" Yoongi langsung berteriak ketika melihat tangan Namjoon mengeluarkan darah banyak.
Wajah Namjoon terang saja langsung memucat, panik bukan karena darah tapi karena Yoongi yang berteriak sambil melotot. Memang sudah kebiasaan Yoongi yang pasti bakal cerewet panjang kali lebar kalo ada kecelakaan sebelum benar-benar menolong.
Yoongi yang sadar jika dia sudah membuat Namjoon lebih canggung, memilih mendekat perlahan.
"Ya ampun. Kamu mau ngapain sih?" ujarnya dengan nada pelan. Napasnya sedikit dia tahan, agar lebih bersabar.
"Buka tutup botol."
"Buka tutup botol kok pakai pisau?! Pinter banget kamu. Ini darahnya banyak banget lagi."
Yoongi segera menarik tangan Namjoon ke arah wastafel dan membersihkannya dengan air mengalir.
"Gak ketemu tadi pembuka tutup botolnya."
"Nanya ke aku kan bisa."
"Kamu diam aja dari tadi. Takut kamu lagi bad mood."
Yoongi bergeming. Tanpa melihat Namjoon dan tetap fokus pada luka yang kini sedang dia balut dengan plester dia menjawab, "Lain kali tanya aja. Emang aku orang gila apa, marah-marah kalau ditanya baik-baik."
"Ya enggaklah. Masa iya aku nikahin orang gila. Mana mau aku."
"Joon!"
"Enggak marah lagi nih?"
"Siapa yang marah sih?" Plester berhasil tertempel rapi. Yoongi berbenah dan berencana segera pergi menjauh dari dapur dan lebih tepatnya Namjoon. Tapi bukan Namjoon namanya kalau bukan jadi bocah yang ingin tau. Si jangkung itu jelas mengekor Yoongi hingga duduk di sofa ruang tengah.
"Ya kamu. Gara-gara konsul."
"Yang konsul udah aku lupain dari kapan. Udah ah gak usah dingat-ingat lagi."
"Syukur deh," jawab Namjoon sungguh-sungguh. Lega karena Yoongi tak menyiksa dirinya dengan overthinking.
"Kamu gak masak 'kan?"
Yoongi menggeleng dan menjawab, "Delivery aja ya malam ini. Aku malas."
"Makan di luar aja, yuk. Sekalian jalan-jalan."
"Boleh," jawab Yoongi cepat.
...
Setelah makan malam, Namjoon pamit untuk mampir ke toilet sebentar. Mereka berhenti di SPBU dan Yoongi memutuskan untuk pergi ke mini market untuk membeli beberapa keperluan yang dia butuhkan.
"Yoongi."
Panggialn itu otomatis membuat Yoongi memutar badannya dari hadapan rak berisi jajanan dan menemukan Irene, teman lamanya, mendekat.
"Apa kabar?" tanya Irene sembari memeluknya.
"Kabar baik. Kamu gimana?" tanyanya balik. "Sekarang balik ke Korea, ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
l a n d e d // namgi
Fanfictiontentang Yoongi yang mencoba meyakinkan dirinya jika Namjoon mencintai dia.