(03) Hisab

102K 631 33
                                    

7.15 WIB. Aku sudah Fingerprint absen di kantor. Aku berangkat sebelum anakku terbangun dari tidurnya. Istriku mungkin sudah bangun, karena sarapan sudah tersedia di meja makan. Tetapi sampai aku berangkat, aku tidak melihatnya. Sepertinya kembali tidur atau sedang bersepeda keliling komplek.

Aku hanya mengirimkan pesan singkat di ponselnya bahwa aku sudah berangkat, persiapan presentasi pagi dengan Bapak Wawan, CEO di kantorku.

Tentu saja aku berbohong, tidak ada presentasi apa-apa, justru hari ini aku santai, karena semua perkerjaanku sudah kuselesaikan kemaren. Hanya tinggal menunggu review sebelum ditandatangani oleh Pak Wawan.

Tak biasanya, harusnya hari ini aku sendirian di ruangan karena jam masuk kantorku jam 8.30 dan semua karyawan juga paling telat datang jam 8.00. Tapi aku melihat Tifa sedang menyandarkan badannya di kursi.

"Loh udah dateng kamu pagi-pagi Tif?" Tanyaku sambil meletakkan tas kerjaku di meja.

"Bete Mas." Jawabnya tak bergairah.

"Loh kenapa? Semalem bukannya abis Ngewe?" Tanyaku sambil berjalan menuju dispenser untuk mengambil air putih hangat.

"Justru itu aku bete Mas." Jawabnya lagi masih tanpa gairah.

"Coba ceritain diapain aja semlem? Sampe diborgol-borgol gak? Hahahaha" Godaku

"Ah kamu mah Mas, ngeledek mulu."

Aku hampiri ke kursinya, aku usap-usap rambutnya yang terurai.

"Kenapa, sini cerita sama Om. Kamu mau kopi? Atau mayonnaise Om?"

Tifa memegang tanganku yang sedang membelai rambutnya.

"Om, aku gigit ya lama-lama." Kali ini dia mulai tersenyum.

Aku masih berdiri di depan Tifa membelai rambutnya.

"Kesel aku Mas, semalem aku udah persiapin segalanya. Aku beli lingerie, beli ini itu, tapi malah gitu."

"Gitu gimana?"

"Ya gitu Mas, baru juga foreplay, terus 69, eh dia udah klimaks, padahal aku lagi nafsu-nafsunya, udah gitu aku suruh bersih-bersih dulu dia."

"Isepan kamu emang enak mungkin makanya dia keluarnya cepet, tapi abis itu lanjut kan? Dipecut-pecut gak? Hahaha"

"Mas ah, ngeledek mulu, nah abis aku suruh dia bersih-bersih, udah kan tuh ya, aku rangsang lagi. Gak naik-naik lagi masa. Kesel kan. Aku kocok, aku isep, malah lemes."

"Seriusan? Jeda dikit kali Tif. Jangan langsung."

"Nah aku juga mikirnya gitu, tapi dia malah bilang, nanti subuh aja ya, aku kayaknya capek banget, makanya jadi cepet keluar. Mana aku lagi horny mas. Langsung drop aku. Cuma karna nanggung aku minta fingering, kali aja dia horny lagi."

"Terus? Terus? Muncrat gak kamu?"

"Boro-boro Mas, yang ada malah jadi sakit, lecet kayanya, kuku dia gak dipotong. Ni masih agak-agak perih."

"Mau aku tiupin biar sembuh?"

"Mauuu." Sambil menyenderkan kepalanya di pahaku.

"Eh jangan gini Tif, nanti aku konak"

Dia melihat ke arah wajahku.

"Sengaja. Abis Mas ngeledek aku terus." Sambil tertawa nakal.

Gawat. Posisi udah enak, tinggal buka restleting, lalu siap dihisab.

SI KEDUA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang