(14) Trash Talk

31.8K 357 30
                                    

Pukul 11 Mas Revi menjemputku ke hotel. Aku sudah berkemas, melakukan check out dan menghampiri Mas Revi yang sudah menunggu di parkiran.

Mas Revi terlihat takut melihat mataku. Aku menepuk pundaknya lalu masuk ke mobil. Dalam 20 menit perjalanan kami terdiam.  Aku masih merasa baru kemaren sepertinya tiba di kota ini dengan Ayu. Masih terlintas dibenakku, senyuman Ayu sepanjang jalan ketika kami tiba di kota ini.

"Mmm Mas Andre." Mas Revi memecahkan lamunanku.

"Ya Mas Revi?"

"Anu Mas, saya mau minta maaf, merahasiakan kepulangan Mbak Ayu."

"Oh, gak apa-apa Mas"

"Saat Mas Andre sedang membahas bisnis dengan Mas Arief, Mbak Ayu menceritakan semuanya ke saya tentang siapa dia dan Mas Andre. Jujur Mas, saya kaget."

"Ayu cerita apa aja Mas Revi?" Aku bertanya masih dengan melihat sepanjang jalan. Masih berharap Ayu di sini.

"Dari awal Mas, Mbak Ayu bilang walau sebentar aja, mau merasakan apa yang paling dia inginkan selama pernikahan yang gak dia dapat dengan suaminya"

"Iya semalam dia juga bicara gitu ke saya Mas."

"Mbak Ayu meminta dibelikan tiket pulang duluan karena dia takut semakin dalam"

Aku kembali melamun tidak menanggapi lagi omongan Mas Revi.

Setelah 1 jam perjalanan bertukar hening, kami pun tiba di Bandara.

"Mas Revi, saya pamit pulang ke Jakarta ya Mas, terima kasih sudah menemani saya dan Ayu di kota ini."

"Sama-sama Mas, hati-hati di jalan, ketika ke sini lagi nanti, hubungi saya lagi ya Mas, sekali lagi saya benar-benar minta maaf sama Mas" Kata Mas Revi sambil sedikit membungkuk.

"Its Okay Mas, entah saya atau anak buah saya yang ke sini lagi nanti, pasti akan hubungi Mas revi. Oh iya ini Mas ada sesuatu." Aku mengambil amplop cokelat dari tasku.

"Apa ini Mas?"

"Untuk anak istri Mas revi"

Ketika dibuka Mas Revi kaget melihat begitu banyak uang yang aku kasih. Ongkos yang diberikan kantorku untuk meninjau proyek di sini belum kugunakan sama sekali. Sekitar 5juta rupiah.

"Mas, ini banyak sekali, saya sudah digaji dari kantor untuk menemani Mas Andre"

"Ambil Mas. Saya pamit yaa."

"Mas Andre terima kasih banyak Mas, sehat-sehat selalu Mas."

Aku melambaikan tangan dan masuk ke dalam bandara.

Ketika menunggu untuk masuk ke pesawat, ada pesan WA dari Monica.

"Bang Barra bilang rumahnya kerampokkan, uang yang dikasih kita untuk beli motor diambil semua. Aku transfer 5juta untuk pegangan mereka di rumah."

Lagi dan lagi dan lagi. Aku berdecak kesal. Kemudian mematikan ponselku sampai aku duduk di dalam pesawat.

Pulang menuju Jakarta terasa sangat lama sekali kali ini. Aku hanya terdiam melihat pesawat perlahan terbang meninggalkan pulau Kalimantan. Pulau yang tadinya aku begitu excited untuk segera turun dari pesawat ketika datang dari Jakarta, pulau dimana Aku merangkai cerita indah namun singkat.

Selama aku mengenal cinta dan luka sudah 2 kali aku merasakan sesak yang teramat sangat seperti ini. Kedua-duanya diciptakan oleh wanita yang sama. Ayu Diva.

Aku menyandarkan kursiku. Lalu memejamkan mata dan berharap segera tiba di Jakarta.

********************************

SI KEDUA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang