(19) Final Fantasy

42.5K 351 68
                                    

"Aku baru mau..." Ketika mau melanjutkan omongan, Monica melumat bibirku dengan buas.

Aku kaget. Aku tidak bisa melepaskan ciumannya untuk sekedar bertanya ada apa begini?

Ini adalah ciuman terliar Monica selama pernikahan kami. Lidahnya melahap zona oralku. Spontan, aku memeluknya dengan erat. Memegang pipinya. Kemudian mengangkat pantatnya lalu ku gendong dan merebahkannya di sofa. Ciuman Monica semakin liar. Matanya tajam menatap mataku. Aku hanya bisa mengimbangi.

Monica mendorong tubuhku hingga posisi kami berbalik. Kini dia ada di atasku. Masih melahap bibirku dengan perlahan namun liar. Sementara aku masih bertanya-tanya ada apa sebenarnya di dalam hati.

"Kam.. Mu kenap..."

"Udah diem aja Mas" Kemudian melanjutkan ciumannya sambil menjilati tengkuk leherku dan telingaku.

Penisku menegang. Monica merasakannya. Dia sambil menggesek-gesekkan selangkangan dalamnya di atas penisku.

Monica membuka kaosku, lalu dihisapnya dadaku, lalu terus turun menjilati perut dan membuka restleting celanaku.

Habis tubuhku disantapnya. Membuatku sedikit mengerang dan semakin menegang. Monica membuka celanaku. Menciumi celana dalamku sambil meremas-remas isinya. Aku semakin tidak kuat menahan rasanya. Begitu nikmat. Dikeluarkannya penisku lalu dijilati mulai dari ujung kepala, batang, buah zakarku kemudian dishisap perlahan dengan smooth dan lembut.

"Aaaah Sayang, enak"

Aku tidak menyangka Monica menjadi sejago ini dalam urusan blowjob. Gerakkannya sangat lembut. Hisapannya perlahan sambil memainkan lidahnya. Aku benar-benar merasa kali ini dia berkerja dengan sangat baik.

Aku sesekali mengangkat pinggangku, karena aku merasakan sesuatu yang sangat nikmat dari hisapannya kali ini.

"Aaah geli, enak Mon, enak sayang"

Aku menggenggam rambutnya yang terurai agar Monica tidak terganggu dalam melakukan tugasnya. Sesekali Monica memasukkan hingga hampir ke tenggorokkannya, dan membuatnya sedikit terbatuk. Nikmat sekali.

Hisapannya semakin lama semakin cepat. Tubuhku semakin menggelinjang, sepertinya kali ini aku klimaks dengan cepat.

"Sayang, aku mau keluar, aaahh"

Biasanya Monica melepaskan hisapannya karena merasa jijik jika aku harus mengeluarkan di mulutnya. Bahkan terakhir sempat muntah saat aku tak sengaja mengeluarkannya di mulut. Tapi kali ini berbeda. Dia benar-benar semakin dalam menghisapnya. Dan akhirnya akupun klimaks. Mengeluarkan spermaku di mulutnya.

Monica menghentikan hisapannya. Aku melihat dia benar-benar berusaha menahan rasa jijiknya. Kemudian perlahan dilepaskan hisapannya dari penisku. Aku menggelinjang lemas.

Dia mengeluarkan tisu basah dari dalam tasnya, dan membuang spermaku di tisu.

Aku masih terbaring lemas. Monica  kemudian bertelanjang, melepaskan semua yang dia kenakan.

Kemudian dia mengarahkan vaginanya ke wajahku.

"Makan Mas"

Dia duduk di wajahku memaksaku menjilati vaginanya.

Aku lakukan keinginannya sebagai hadiah. Monica mengerang mendesah dengan keras, dia paling tak kuat menahan rasa geli akibat putaran lidah dan hisapanku di klitorisnya.

Sambil menjambak rambutku dia menggerakkan pinggangnya maju-mundur dan mengocok penisku yang sedikit lemas akibat sudah klimaks.

"Terus Mas, agak kanan sedikit, auuuwhh, geli enaaak Mas, enaak"

Lidahku bergerak sesuai arahannya. Nikmat memang. Sudah semakin basah sekali vagina Monica. Aku merasakan pahanya menegang sambil menghimpit wajahku. Lalu tak lama aku merasakan Monica klimaks. Semakin kuhisap, semakin kujilati, tubuhnya semakin bergetar. Vaginanya kurasakan juga berdenyut.

"Mau langsung dimasukkin?"

"He'emh" Jawab Monica sambil mencoba bangkit.

Penisku yang sudah menegang lagi kuarahkan ke vaginanya, posisi kami masih woman on top.

Setiap menggesekkan penisku ke vaginanya yang sangat basah, Monica mendesah.

"Aaaaaaaahhh Maaaas" Aku memasukkan seluruh penisku ke dalam vaginanya. Menunggu Monica terbiasa, lalu mulai perlahan kami berkerja.

Sambil bercumbu gerakkan kami masih pelan dan lembut. Aku tarik tubuh Monica agar memelukku, lalu aku menggerakkan penisku dengan cepat. Monica mendesah dengan keras keenakkan.

"Mentok Mas, enaak uuwhh aaah aaah hmmmph"

Monica bangkit dan melakukan gerakkan kombinasi naik-turun dan maju-mundur dengan tempo yang cepat. Penisku yang semakin lama semakin mengeras, membuat Monica klimaks dengan cepat untuk kedua kalinya.

Dia terbaring lemas di pelukkanku, aku membimbing tubuhnya menungging, posisi favoritku kepadanya, doggy style, aku bisa merasakan seluruh penisku seolah masuk dan mentok di vaginanya, pada posisi ini aku pun merasakan sensasi vaginanya yang seolah meremas penisku.

"Mentok Sayang, enak" Bisikku sambil menjambak lembut rambutnya.

Tangan kananku meremas dadanya.

Plok plok plok plok bunyi sentuhan  vaginanya yang melahap penisku.

"Maas, aaah, gak kuat, mau keluar uuwh"

Semakin Monica bicara begitu semakin kepercepat tempo tusukkanku.

Monica kembali menegang, mencengkram pinggiran kulit sofa dan membuka mulutnya seolah ingin berteriak namun tak kuasa mengeluarkan suara, akhirnya klimaks.

Aku membiarkan Monica kembali dari keadaan setengah lemasnya. Kemudian mengangkat badannya untuk aku pangku. Dan kumasukkan kembali penisku. Monica memelukku dengan erat. Aku hisap dadanya dan kupercepat tempo gerakkan penisku ke vaginanya. Aku merasakan geli menjalar di ujung kemaluanku. Aku semakin percepat temponya Monica sudah kehabisan suara untuk mendesah. Hanya bisa membuka mulutnya sambil memeluk kepalaku. Penisku semakin merasakan geli yang teramat sangat, tak lama cairan hangat antara spermaku dan cairan klimaks dari vagina Monica bertemu kami mencapai puncak bersama.

Kami terduduk lemas berpelukkan. Aku merasa sex seperti ini yang aku cari dengan Istrimu. Agak liar, nakal, menabrak norma-norma kejijik-an.

"Sayang, aku mau minta ma..."

Monica menutup mulutku dengan tangannya.

"Kamu diem jangan banyak bicara Mas, kumpulin tenaga kamu, kita ML lagi."

"Oke, aku tutup dulu pintu depan rumah kita sebentar"

Aku bangkit telanjang bulat membiarkan penisku menggantung dan berjalan menutup pintu. Dalam hatiku masih bertanya kenapa Monica tiba-tiba pulang ke rumah tanpa Duta, dan meminta melakukan hubungan sex. Minta nambah malah. Padahal sebelumnya jika kami bertengkar kami tidur saling membelakangi, atau salah satu dari kami tidur di kamar Duta.

Ketika aku kembali dari menutup pintu, aku mendapati Monica sudah duduk membuka kedua kakinya lebar-lebar di atas meja makan menatapku dengan tatapan nakal damn.

"Sayang, kamu lagi kenapa?"

"Jangan banyaj tanya Mas, sini kulum"

SI KEDUA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang