Nezuko duduk dengan tenang di tempatnya sambil mendengarkan penjelasan Pak Muzan menerangkan mata pelajaran matematika wajib. Nezuko mempertajam indra penglihatan dan pendengarannya agar tak terlewat satu pun materi yang dijelaskan.
Puluhan menit kemudian waktu pelajaran Pak Muzan usai sudah. Guru matematika wajib itu undur diri dari kelas. Selepas kepergian Pak Muzan kelas mulai riuh. Para siswa berebut berdiskusi mengenai materi yang baru saja dijelaskan daripada pergi ke kantin meski sudah waktunya istirahat.
Tapi hal itu tak berlaku bagi Nezuko. Ia sudah lapar. Tadi pagi ia sangat terburu-buru karena saat pulang dari rumah Muichirou, waktunya sudah merepet jam masuk. Jadi Nezuko hanya sempat sarapan 2 lembar roti coklat saja.
Nezuko berjalan ke arah meja Muichirou yang tak jauh darinya. "Mui, ke kantin, yuk." ajak Nezuko dengan riang.
Muichirou tak menjawab. Pemuda itu langsung saja bangkit kemudian menggandeng Nezuko menuju kantin.
Suasana kantin yang sudah ramai menyambut keduanya. Kali ini giliran Muichirou yang memesan dan Nezuko mencari tempat. Sementara Muichirou memesan makanan, Nezuko duduk di salah satu tempat yang kosong.
Sembari menunggu Muichirou, Nezuko bersenandung kecil seraya mengetuk jari ke meja sesuai dengan tempo lagu. Tak beberapa lama, Muichirou akhirnya selesai memesan dan duduk di hadapan Nezuko.
"Mui, kata kak Tanjirou dia nanti mau ngenalin murid baru ke kita." Nezuko membuka obrolan.
Muichirou hanya mengangguk singkat. Tak berminat.
"Katanya anak baru ini temennya kak Inosuke pas SMP." Lanjut Nezuko.
Muichirou kembali mengangguk. Masih tak berminat.
Ketika mata Nezuko menjelajah sekitar, ia tak sengaja melihat kakaknya dan Inosuke. "Kak." panggil Nezuko lumayan keras.
Tanjirou yang mendengarnya segera berjalan menuju tempat Nezuko bersama dengan Inosuke dan si murid baru.
Tanjirou dan murid baru duduk di samping Nezuko sementara Inosuke duduk di samping Muichirou.
"Nezuko, ini orang yang kakak mau kenalin ke kamu. Namanya Zenitsu." Tanjirou mulai memperkenalkan Zenitsu yang duduk tepat di samping Nezuko.
Nezuko tersenyum lalu mengulurkan tangan. "Salam kenal, kak. Aku Nezuko Kamado."
"Iya, salam kenal, Nez." Kata Zenitsu gugup tapi tetap balas menjabat tangan Nezuko.
Jabat tangan itu berlangsung lumayan lama. Zenitsu sama sekali tak berminat melepaskan tangan halus Nezuko padahal gadis itu sudah beberapa kali meronta ingin dilepaskan. Merasa jika gerakan tak nyaman dari Nezuko tak digubris Zenitsu, pandangan Nezuko mengarah pada Muichirou. Meminta bantuan.
"Lepasin tangannya." Singkat, padat dan jelas namun diiringi aura mengintimindasi yang begitu ketara. Walaupun Muichirou adalah adik kelas Zenitsu, rasa takut sama sekali tak terlihat.
Setelah mendengarnya, Zenitsu buru-buru melepas jabat tangannya. Diam-diam Zenitsu berbisik pelan pada Tanjirou, siapa pemuda yang baru saja berbicara itu.
"Dia Muichirou Tokito. Sahabatnya Nezuko." Tanjirou memperkenalkan Muichirou pada Zenitsu secara berbisik-bisik.
Zenitsu mengangguk mengerti. Dalam hati, ia mematri nama Muichirou Tokito dalam daftar seorang yang tak boleh ia pancing kemarahannya.
"Woi, Monitsu pesenin gue makanan dong. Sama-in aja kaya lo." titah Inosuke.
"Lo yang bener aja dong, No. Gue murid pindahan. Belum tahu tata letak stand soto dimana, stand rawon dimana. Pesen aja sono sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall | Muichirou X Nezuko
FanfictionPerasaan terpendam dalam hati Muichirou Tokito, begitu besar dan dalam untuk seorang Nezuko Kamado. Pertemuan pertama keduanya diumur 14 tahun begitu membekas di ingatan dan hati Muichirou. Gadis manis yang bersurai legam, beriris sewarna bunga sak...