EIGHT - MBRH

24 2 0
                                    

 Yunho pun kembali menelpon kakaknya hari ini, berharap jika hubungannya dengan kakaknya membaik. 


" Semoga dia mengangkat telponku "


Ponsel Seonghwa berdering saat ia sedang rapat, ia pun segera mengambil ponsel tersebut. Ia pun meminta izin keluar ruangan.


Seonghwa terkejut
" Ini kan nomor yang kemarin "

Dengan segera ia mengangkat nomor itu

" Hallo "

" Hyung "

Terdengar suara yang familiar di seberang telpon itu, ini adalah suara adik tiri Seonghwa

" Yunho ini kamu ? " ucapnya lirih

" Hyung, apa kabar ? " tanyanya, Seonghwa pun begitu senang saat mengetahui benar ini adalah Yunho

" Kabarku baik, bagaimana denganmu ? "
" Yunho pulanglah ke rumah, apa kau tidak kangen denganku dan keluargamu " ucap Seonghwa

Yunho yang mendengar suara kakaknya di telpon itu hanya menahan rasa sedihnya karena sejujurnya dia juga merindukan suasana rumah, ia merindukan ibunya.

" Kabarku baik hyung. Aku juga merindukanmu dan ibu " -Yunho

" Kau hanya merindukan ku dan Ibu? Bagaimana dengan ayah ? "

Yunho pun memikirkan ayah tirinya setelah mendengar pertanyaan itu

" Aku rasa aku tidak merindukannya " ucapnya membuat Seonghwa terkejut

" Apa kau masih sakit hati terhadap perlakuannya padamu? "
" Yunho ku mohon maafkan ayahku " ucap Seonghwa meminta maaf atas kesalahan ayahnya

" Hm, hyung kau tidak salah "

Seonghwa pun mengajak Yunho untuk bertemu dgn nya. Yunho pun memutuskan tempat bertemu mereka.

Yunho pun bilang pada Seonghwa jika mereka dapat bertemu di kafe tempat ia bekerja.


" Aku akan kasih alamat tempat ku bekerja, Hyung "

Yunho pun mengirimkan lokasi ke ponsel Seonghwa.

Telpon pun terputus menandakan percakapan mereka berdua telah selesai.


Seonghwa sangat senang akhirnya ia bisa bertemu adiknya, ia pun kembali ke ruang rapat.

Sementara Yunho kembali bekerja, dengan senyum sumringah terpancar nyata di raut mukanya. Hingga tanpa sadar ia di perhatikan oleh Bossnya yang ikut tersenyum.



" Bisakah kamu ke ruangan saya " - Mingi

Hani pun menutup telpon Mingi, lalu ke ruangan Pak Mingi. Hani bingung kenapa Pak Mingi menelponnya


Tok tok
Hani mengetuk, pintu ruangan Mingi.

" Ya masuk "

Hani pun masuk ke dalam ruangan tersebut. Ia melihat Pak Mingi yang sibuk membaca sebuah kerja dan sesekali memainkan pulpen yang ia pegang.

" Permisi, Pak Mingi " ucap Hani membuat Mingi berhenti melakukan aktivitas

" Oh kamu sudah datang "

Mingi pun mempersilakan Hani duduk, dan tersenyum padanya.

" Ada perlu apa Pak Mingi memanggil saya? " tanya Hani

" Ah itu, ini berkas bulan depan apa kamu bisa membantuku menyelesaikannya ? " Mingi menyodorkan berkas yang ia baca tadi

Hani menerima berkas itu " Ini berkas proyek kolega dari luar negeri itu kan? "

Mingi pun menjetikan jarinya " Benar, kamu pintar "

" Bantu aku menyelesaikannya ya. Kau kan pintar jadi bantu aku ya "

Mingi memohon kepada Hani seperti anak kecil yang minta bantuan kakaknya.

" Bantu aku Please.. " ucapnya memohon

Hani pun menganggukkan kepala

" Baik aku bantu kamu Pak Mingi "

" Terima kasih, Bu Hani " ucapnya sambil senyum

Hani pun membalas senyuman itu

" Oh iya bisa kita mulai besok menyelesaikan ini ? "

" Bisa "

" Baiklah, mulai besok kita adalah team " kata Mingi semangat dan mengulurkan tangan. Hani dan Mingi berjabat tangan




Seonghwa mencari Hani ke ruangan nya.
Karena ia menelpon ke ruangan sekretarisnya itu tidak ada mengangkat.

Seonghwa pun bertemu San di depan pintu ruang kerja Hani.

" Pak Seonghwa " sapa San

" Iya, Pak San " ucap Seonghwa

" Pak Seonghwa mencari Hani ya? " tanya San

Seonghwa pun mengiyakan itu dan San memberitahu jika Hani tadi pergi bersama Mingi

" Benarkah itu ? " tanya Seonghwa

" Iya aku lihat tadi mereka keluar bersama Pak Seonghwa " jawabnya

" Ok, terima kasih Pak San "

Seonghwa pun menyusul mereka ke tempat sesuai petunjuk San karena menurut info mereka pergi ke tempat itu



Hani dan Mingi benar memang sedang di tempat restoran biasa pertemuan dengan kolega-kolega bisnis kantornya.

Mereka berdua makan siang bersama sambil mendiskusikan kerjaan, Mingi memberitahu maksud dan tujuan dari berkas yang akan ia kerjakan bersama Hani.



Dari kejauhan Seonghwa pun sudah melihat jika memang benar Hani dan Mingi sedang bersama. Ada perasaan cukup tidak bisa di mengerti oleh seorang Seonghwa.

Hatinya terasa panas, membara seperti seseorang sedang terbakar api cemburu.

Padahal hanya melihat Hani dan Mingi sedang duduk berdua dan membicarakan sesuatu saja.

" Mereka sepertinya begitu akrab "


Seonghwa pun memutuskan tidak jadi menghampiri mereka dia memilih pergi dari tempat itu.

Dia tidak ingin hatinya semakin aneh, perasaan aneh yang harus ia kontrol.

Seonghwa pun memutuskan kembali ke kantor.

Namun ternyata Mingi sebenarnya melihat keberadaan Seonghwa. Ia tersenyum, ia tau jika Seonghwa melihat mereka, dan pasti perasaannya saat ini sangat tak karuan.

Mingi tau jika Seonghwa pun juga mulai menyukai Hani sama sepertinya. Diam-diam mereka menjadi rival mendapatkan hati Hani.

Namun Hani tidak tau jika Mingi maupun Seonghwa menyukainya.



Seonghwa yang akhirnya sampai ke kantor pun kembali ke ruangannya.

Ia mengontrol perasaan di hatinya, menormalkan semua

" Kenapa perasaan ku begitu ya? "
" Saat melihat Hani berduaan bersama Pak Mingi rasanya kenapa aku seperti itu ? "

Seonghwa mulai berpikir jika ini semua adalah bentuk rasa cemburu

" Apa aku cemburu ? "

Seonghwa pun menggelengkan kepala mengelak semua pikirannya.

" Tidak mungkin "

Tok Tok

Suara pintu di ketuk dari luar

" Silakan masuk " 

" Permisi pak, tadi bapak mencari saya kah? "

Ternyata yang datang adalah Hani.

Seonghwa berpikir kenapa cepat sekali wanita
ini ada di hadapannya bukannya tadi ia sedang bersama Mingi. Ia pun mengucek kedua matanya takut ini hanya imajinasinya saja

" Pak Seonghwa sakit? " ucapnya menyadarkan Seonghwa jika ini benar Hani

" Tidak, saya sehat "

" Baiklah. Ada perlu apa tadi Pak Seonghwa mencari saya ? " tanya Hani

" Oh itu, aku hanya ingin memberikan berkas ini "
Seonghwa pun menyodorkan sebuah berkas di amplop hijau
" Bacalah dan pelajari. Kamu akan ikut denganku ke Jinju besok "

" Jinju..? "

" Ia Jinju, kenapa? " tanya Seonghwa

" Ah tidak apa-apa Pak Seonghwa. Sudah lama saya tidak kesana saya merindukan itu "

" Maksudmu? "

" Ah mohon maaf aku melantur "

" Ceritakan saja tidak apa-apa Hani "

Hani pun menceritakan jika ia sangat merindukan Jinju, ia dulu tinggal disana mempunyai teman kecil yang sekarang sudah pergi tidak tau kemana.

Ia pergi mendadak tanpa pamitan

" Ah maaf aku membuatmu sedih "

" Tidak kok Pak Seonghwa "

" Jangan lupa kamu pelajari berkas itu, dan besok aku akan menjemputmu di rumahmu ya. Kita pergi ke Jinju pagi hari "

Hani pun mengangguk paham, ia pun keluar ruangan Seonghwa.



" Eh Hani, kamu diajak Pak Seonghwa ke Jinju ya ? " tanya Rumi

" Ah iya, kamu juga? "

Rumi pun terkekeh " Mana mungkin aku diajak, aku kan karyawan biasa bukan sekretarisnya "

" Memang nya hanya aku dan Pak Seonghwa saja? "

" Bisa jadi, duluannya " ucap Rumi

Hani memikirkan kata-kata Rumi, kalau hanya berdua berarti ini penting sekali dan rahasia juga.

" Apa mungkin ini... "

Bayangan Hani kalau ini adalah sebuah date tak disengaja, namun buru-buru ia tepis semua tidak mau membayangkan terlalu berlebihan



Tanpa sadar sepertinya Hani mulai menyimpan rasa suka pada bosnya. Bagaimana nasib Hani kedepannya?

Jangan lupa baca dicerita selanjutnya, dan apakah Seonghwa jadi bertemu adiknya?

Ayo jangan lupa baca kalian dan tinggalkan jejak bintang atau komen nya

Makasih 💖

'leopaerd

MBRH || SEONGHWA YUNHO ATEEZ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang