2. Sial

236 173 80
                                    

Fisik bukan sesuatu yang di anggap istimewa ketika hati belum sempurna
_Takdir Cinta Arnesta_

HAPPY READING!!!

Hingga pada akhirnya Arnes mengurangi laju kecepatan motornya dan tidak di sangka dari arah belakang ada mobil sport yang melaju dengan kecepatan maksimum dan alhasil.....

Byurrrrrrrr

Tubuh Arnes seketika basah kuyup dan seragam sekolahnya pun ternodai karena terkena cipratan genangan air bekas hujan semalam. Pengemudi mobil tersebut tetap melaju tanpa merasa bersalah sedikitpun, seolah-olah tidak melakukan apa-apa. Arnes yang kesal hanya bisa menggerutu. Dan saat dia menatap ke arah lain ada sebuah botol bekas dan Arnes pun langsung mempunyai ide brilian.

"Nah mumpung tuh mobil belom jauh-jauh amat gue lempar ah mobilnya pake botol bekas ini." Gumam Arnes.

"Hiyaaaaaa, rasakan pembalasanku!!!" Teriak Arnes sambil melemparkan botol bekas yang ia temui kearah mobil yang tadi mencipratkan air hingga seragam Arnes ternodai.

Dan pada akhirnya lemparan ia membuahkan hasil. Arnes melempar botol tersebut tepat sasaran dan pengemudi mobil tersebut merasa bahwa bagian mobilnya terkena lemparan benda dari seseorang. Pada akhirnya si pengendara mobil itu menepikan mobilnya untuk melihat siapa yang telah melemparkan barang ke bagian belakang mobilnya itu.

Dan pada saat si pengendara mobil itu keluar dari mobilnya, yang tertangkap mata itu adalah sesosok pria berwajah tampan dan berperawakan tinggi. Ya siapa lagi kalau bukan Alvin sang manusia kutub yang pada saat itu memakai seragam yang sama dengannya.

Saat Alvin keluar dari mobilnya tidak luput dari tatapan Arnesta yang mengaggumi ketampanan pria itu.

"Gila, kenapa yang keluar cogan gini ya Allah, tidak kuat hamba melihat ciptaanmu yang satu ini." Ucap Arnes dengan nada yang mendramatisir. Namun sepertinya cowok itu tidak perduli dengan apa yang Arnes baru saja ucapkan.

Alvin berjalan menuju Arnes yang sedari tadi menatapnya dengan tatapan kagum. Lalu Alvin menatap Arnes dari ujung kepala sampai ujung kaki. Arnes yang ditatap seperti itupun merasa risih.

"Heh!! Lo apa-apaan sih? Ngeliat nya gak usah gitu juga keles. Nanti kalo lo suka sama gue, gue gak akan bertanggung jawab ya." Ucap Arnes dengan jiwa kepedeannya yang sudah mencapai stadium akhir.

"Lo yang tadi ngelemparin botol ini ke mobil gue?" Tanya Alvin to the point dengan nada yang sinis sambil memicing kan matanya.

"Iya kenapa emangnya hah?! Masalah gitu buat lo?" Tanya Arnes dengan sarkasnya.

"Lagian ya, gue heran deh sama lo. Lo itu udah nyipratin air ke gue sampe seragam sekolah gue kotor kaya gini, tapi lo seolah-olah nggak ngelakuin kesalahan apapun." Ucap Arnes dengan nada kesal.

"Udah ngomongnya?" Tanya Alvin dengan wajah yang datar seperti tembok.

"Udah." Jawab Arnes dengan nada membentak.

Setelah mendengar jawaban dari Arnes, Alvin pun langsung bergegas meninggalkan Arnes yang sedang dibuat kesal karena ulahnya.

Sebelum Alvin meninggalkannya lebih jauh, Arnes berteriak kepada Alvin layaknya seperti seseorang yang sedang berada di hutan.

"Woi anjimm, gak ada niatan gitu buat minta maaf? Biadab banget lo." Teriak Arnes.

"Gak." Jawab Alvin singkat

Lalu Alvin langsung memasuki mobilnya dan langsung bergegas pergi ke sekolahnya. Arnes yang melihat itupun hanya menggerutu kesal.

"Cih, dasar cowok gak au diri. Udah salah bukannya minta maaf malah ninggalin pergi gitu aja." Gerutu Arnes.

Takdir Cinta Arnesta [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang