SEBELAS

17 7 0
                                    

Happy reading

Ketika Deandra sedang menonton drama Korea, dia mencium aroma sesuatu yang menyengar di indera penciumannya. Dengan berat hati dia melangkahkan kaki meninggalkan acara kesukaannya menuju dapur untuk melihat aktivitas yang sedang dilakukan disana.

Berlaga seperti seorang detektif yang handal, dia memunculkan setengah kepalanya dari balik tembok yang menjadi pembatas antara ruang makan dengan dapur. Terlihat jika bundanya, Maya tengah bergulat dengan beberapa peralatan dapur dan terlihat begitu serius.

Sejenak dia membayangkan bagaimana jika seorang Deandra telah menjadi istri dari pria yang dicintainya. Sudah pasti dan jelas dia akan melakukan semuanya seorang diri, mulai dari memasak hingga mengurus keperluan suaminya sama halnya dengan Maya.

Sepertinya menikah diusia muda terdengar seru. Tetapi dia masih ingin melanjutkan pendidikannya supaya bisa membahagiakan kedua orangtuanya. Deandra ingin bunda dan ayahnya bangga melihat kesuksesan yang akan diraihnya kelak.

Diam-diam Deandra mengamati punggung perempuan yang sudah melahirkannya dan membesarkan hingga menjadi gadis yang cantik dan disukai banyak cowok. Deandra tersenyum hangat dan berencana untuk menghampiri Maya, bundanya.

Namun, niatnya harus diurungkan. Dia sangat tahu bagaimana sikap bundanya yang selalu tak ingin diganggu oleh suaminya termasuk Deandra kala sedang memasak, karena menurut Maya sangat mengganggu konsentrasinya.

Matanya beralih pada kue-kue yang kini sudah dimasukkan ke dalam toples. Seketika air liur keluar dari mulutnya kalau saja dia tidak mengontrol rasa inginnya. Dia menginginkan kue tersebut tanpa meminta bahkan mengeluarkan suara sedikit pun.

Dia melangkahkan kaki dengan cara mengendap-endap seperti maling, diraihkan dua toples yang berisikan kue tersebut. Setelah mendapatkan keinginannya, dia kabur menuju kamar untuk melanjutkan menonton drama Korea.

Sambil memakan kue buatan bundanya, tak henti-hentinya dia memuji ketampanan cowok yang sedang beradu akting dengan pemain lain. deandra benar-benar kagum dengan wajah cowok itu yang nyaris sempurna di mata perempuan-perempuan.

"Sumpah ya, kalo lo jadi suami gue pasti hidup makmur," kata Deandra.

"Dea," panggilan bundanya membuat Deandra membelalakkan matanya terkejut. Dia jadi mengingat kue yang sudah dicurinya telah habis. Pasti Maya akan memarahi ulahnya, tamatlah sudah riwayatmu Deandra.

Dia bangkit dari duduknya, mondar-mandiri mencari cara supaya tidak ketahuan bahwa dialah pencuri yang sebenarnya. Dia memutuskan untuk menaruh toples beserta sisanya yang tinggal setengah ke lemari. Sudah pasti bundanya tidak akan tahu mengenai hal ini.

"Dea, ini ada Elvan!"

Mendengar nama sahabatnya membuat tubuh Deandra menegang kaku. Dengan buru-buru dia mengunci pintu kamarnya agar tidak ada celah untuk siapapun yang masuk. Dia sedang tidak ingin bertem dengan Elvan sementara waktu.

Tidak, Deandra tidak memiliki perasaan yang lebih pada cowok itu. Hanya saja dia terlalu kesal, karena Elvan lebih memilih Mita daripadanya. Padahal mereka pergi ke kafe bersama-sama, tapi dengan seenaknya Elvan pulang bersama Mita mengendari mobil.

"De, lo pulang sendiri bisa kan? Gue mau nganterin Mita dulu soalnya, kasian ujan."

"A-ah iya, bisa kok."

"Elvan sama Mita udah pacaran keknya, makannya dia lebih milih pulang sama cewek lain." Itulah perkataan Putra saat mereka sedang di kafe. Bahkan cowok itu juga yang rela mengantarkan dirinya pulang disaat hujan mengguyur kota Jakarta dengan motornya.

Jadi, untuk saat ini dia lebih memilih untuk menjauh dari Elvan karena kecewa.

Handphonenya berbunyi menandakan ada telepon yang masuk dari seseorang. Dia meraih benda pipih tersebut tanpa berniat melihat siapa yang menghubunginya, sebab matanya itu terlalu terkesima melihat ketampanan aktor pada drama.

I Still love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang