Happy reading
Elvan masih tidak mempercayai jika hubungan yang berawal dari sahabat kini sudah berganti status menjadi kekasih, meskipun dengan cara memaksa. Dia tidak menyangka kalau selama ini Deandra juga menyimpan rasa terhadapnya.
Tidak perlu dipertanyakan lagi bagaimana rasa bahagianya ketika mengetahui fakta tersebut, karena rasanya dia ingin terjun ke jurang yang paling dalam jika saja tidak mengingat masih banyak orang yang mengharapkan dan menyayangi.
Cowok itu melangkahkan kaki menuju kediaman kekasihnya di pagi buta. Dia menekan bel berulang kali, namun tak ada sahutan dari dalam. Hingga beberapa menit kemudian pintu pun terbuka menampilkan wajah Maya yang berseri.
Sebagai calon menantu yang berbakti yang tinggi terhadap orang tua, dia meraih punggung tangan Maya untuk menyalami. Sebenarnya sudah biasa dia melakukan semua itu, namun kali ini terasa berbeda dari hari sebelum-sebelumnya.
"Selamat pagi tante, apa kabarnya? Pasti sehat-sehat dong, iya kan?" kata Elvan dengan semangat empat limanya.
"Waduh kamu kenapa, Van, tumben banget ngucapin selamat pagi. Biasanya kamu cuek bebek." Maya terkekeh melihat perubahan sikap dari Elvan.
"Gak apa-apa dong tan, sekali-kali Elvan ngucapin tante gini. By the way, tante cantik banget hari ini, pantes aja Dea juga cantik," kata Elvan.
"Astaga, tante aja belom mandi tau masih masak. Gak mungkinlah udah cantik aja," kata Maya jadi malu sendiri.
"Cantik tante kan natural, no make-up, no filter," kata Elvan.
"Kamu bisa aja sih Elvan."
Maya menyuruh Elvan untuk masuk. Dia menghembuskan nafasnya sambil bersandar di sofa menunggu kehadiran Deandra. Elvan berencana untuk mengajak Deandra lari mengingat beberapa hari ini mereka diizinkan untuk tidak masuk sekolah.
"Nih minum dulu," kata Syahnaz menyodorkan gelas.
"Makasih tante," kata Elvan.
Sudah dua puluh menit semenjak dia duduk di sofa ini, akan tetapi kekasihnya itu belum juga memunculkan batang hidung, bahkan susu putih hangat yang diberikan calon mertuanya sudah ditegak habis dua gelas penuh.
Tanpa berpikir panjang dia melangkahkan kaki menginjak anak tangga untuk ke kamar kekasihnya atas restu dan doa Maya. Dalam diam, Elvan mengamati wajah Deandra yang damai dan seperti bayi ketika sedang tertidur pulas.
Perlahan dia melayangkan tangannya di udara dengan maksud untuk menjauhkan anak rambut yang menutupi wajah cantik kekasihnya. Tanpa disangka Deandra menggeliat semakin mengeratkan selimut yang menutup tubuhnya.
Elvan sudah mengganggu tidur gadisnya mulai dari menarik hidung, menekan hidung, menggelitiki pinggang, bahkan sampai menarik tangan Deandra. Namun, semua yang dilakukannya percuma karena tidak ada gerakan sama sekali.
"Dea, bangun woi! Kamu kebo banget jadi cewek mentang-mentang sekolah libur!"
Elvan bingung harus bagaimana lagi caranya untuk membangunkan Deandra. Padahal lari pagi bersama Deandra sudah direncakan sejak lama, akan tetapi gagal terus karena mereka lupa. Gak mungkin jika lari pagi ini harus gagal juga.
"Dea, aku cium kamu sekarang!" ancamnya.
"Astaga, lo ngapain disini. Gue kira bunda yang bangunin gue," kata Deandra.
"Emangnya kamu gak denger suara aku apa?" kesal Elvan.
"Enggak, kuping gue udah ditutup sama setan," kata Deandra.
"Ya udah sana mending kamu ganti baju sekarang. Aku tunggu kamu di bawah, no lama-lama club," kata Elvan memerintah.
"Apaan sih gue gak ngerti tau, ngapain lo nyuruh gue ganti baju. Gue cape Van, mending juga tidur lagi," kata Deandra menampilkan wajah bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Still love You
Teen FictionJudul awal: Elvandra Sahabat berubah jadi pacar. Pacar berubah jadi mantan. Bagaimana kisah seorang Deandra selanjutnya? Note: Sebelum baca alangkah baiknya follow akun wattpad @deliaquesha dan jangan lupa vote serta komen di setiap chapter. Jangan...