Happy reading
Satu hal yang baru dia sadari selama hidup ketika melihat wajah serta penampilannya dari pantulan kaca. Elvan begitu tampan, tidak jauh berbeda dari aktor-aktor Korea saat memakai pakaian formal seperti saat ini.
Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu, yaitu acara pelulusan kelas dua belas SMA Tanuwijaya School. Secara dia tidak akan bersusah payah memikirkan tugas yang diberikan oleh masing-masing guru.
Elvan melangkahkan kakinya keluar dari kamar. Seteleh sarapan selesai dia berencana untuk menjemput seseorang di kediamannya. Namun, kali ini ada yang berbeda. Dia tidak akan mengendarai motor hitamnya.
"Pagi semuanya," sapa Elvan. Kedua orangtuanya sempat tercengang melihat penampilan Elvan yang sangat dewasa, biasa dia selalu memakai pakaian simpel dan terlihat masih seperti seorang anak kecil.
"Kalo papa jadi cewek pasti udah kelepek-kelepek," kata Bisma terkekeh.
Dia sudah menduga Bisma akan berkata seperti ini saat melihat sesuatu yang baru. Contohnya saja saat mereka pergi liburan ke pantai, hari itu cuacanya begitu panas hingga mengharuskannya memakai kacamata hitam saat keluar. Dan respon yang diberikan Bisma, histeris melihat ketampanannya.
Setiap kali dia seorang diri di kamar, Elvan memikirkan sikap kedua orangtuanya yang saling melengkapi. Syahnaz termasuk golongan cewek yang cuek sama pasangannya, sementara Bisma senang sekali mencari perhatian.
Terkadang Elvan ingin memiliki sifat Syahnaz yang tidak terlalu memperhatikan sekitar, namun dia tidak bisa melakukannya. Elvan sudah terlahir sebagai anak laki-laki yang tidak bisa diam dan senang mengganggu orang lain.
"Mama dan papa pergi duluan soalnya ada urusan lain di kantor." Elvan hanya mengangguk sebagai persetujuan. Kedua orangtuanya memang di undang, entah karena alasan apa, dia juga tidak tahu.
Tidak lama setelah kepergian Syahnaz dan Bisma, dia pun keluar dari rumahnya dan tidak lupa mengunci pintu. Setelah mengeluarkan mobil dari garasi, Elvan berjalan menuju rumah seseorang dengan senyum yang tidak pernah hilang dari bibirnya.
"Dea, Dea, main yuk!" teriaknya.
Elvan sangat kagum saat melihat kekasihnya keluar dari tempat persembunyian dengan balutan dress dan make-up yang tidak perlu diragukan lagi hasilnya yang menawan. Dia hampir saja kehilangan kesadaran jika Deandra tidak memanggilnya.
Karena gadis yang bersamanya spesial seperti martabak, dia membuka pintu penumpang. Elvan tidak langsung melajukan mobilnya, saat ini dia hanya mampu menatap wajah Deandra yang sangat cantik di matanya.
"Please, deh gak usah natep gue begitu juga. Gue jadi risih sekaligus malu," kata Deandra yang lantas memalingkan wajahnya kearah jendela.
"Gue baru sadar kalo lo jelek," kata Elvan.
"Kalo jelek ngapain diliatin," kata Deandra dengan kesalnya.
"Idih," Elvan terkekeh geli melihat wajah Deandra, "lo cantik kok hari ini."
"Berarti hari-hari sebelumnya enggak, gitu?"
"Ya ... gitu." Elvan menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal.
"Nyebelin!"
*
Tibanya mereka di sebuah gedung yang telah di sewa pihak sekolah khusus untuk acara wisuda, mereka berjalan menghampiri teman-temannya yang sedang berbincang-bincang, lalu mereka saling berjabat tangan layaknya orang tidak kenal.
"Direktur perusahaan ini sudah menunggu di ruangannya," kata Mentari bergurau.
"Dimana tempatnya nyonya?" kata Deandra bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Still love You
Teen FictionJudul awal: Elvandra Sahabat berubah jadi pacar. Pacar berubah jadi mantan. Bagaimana kisah seorang Deandra selanjutnya? Note: Sebelum baca alangkah baiknya follow akun wattpad @deliaquesha dan jangan lupa vote serta komen di setiap chapter. Jangan...