twelefth

46 3 0
                                    

Hyunjae POV

"Udah belom?"

"Belom. Sabar napa? Dikira masang koyo gampang, hah?

"Ah, lo lama modus nya doang."

"Sotau ya, lo. Mau gue gigit lagi?"

"Tuh, kan!"

Gue terkekeh. Gue lagi masangin koyo di leher Seoyun jadi ngga fokus gegara dia rewel banget. Kan gue jadi gemes, um, anu maksud gue, kan gue jadi kesel gitu ya.

Setelah sesi bacot-bacotan selesai, akhirnya koyo nya kepasang juga.

Soeyun meraba koyo yang gue tempelin di lehernya. "Ih, anget."

"Ya, masa dingin."

"Hahahah. Makasih, btw." Ujarnya sembari mengulum senyum pendek khasnya.

Iya. Khas banget kesan nyebelinnya.

"Terus, lo mau ngapain sekarang?" Tanya Seoyun lagi.

"Kepo."

"Yaudah, ga penting juga, sih."

Gue menghela napas kasar. Kayaknya emang udah bawaan lahir karakter Seoyun ini ngeselin banget.

"Yaudah, gue balik ke apart gue, ya. Mau gue beliin makanan lagi?" Tawar gue berbaik hati.

Entah ada angin apaan gue bisa sebegini baik sama cewek. Biasanya mah, ogah gue.

Seoyun menggeleng. "Ngga, gausah. Makasih banget, Jae. Gue anter ke depan, ya." Ucap Seoyun sambil berdiri dari duduknya.

Gue ngeiyain aja. Gue langsung make sepatu gue.

Pas gue mau keluar, gue berbalik ke arah Seoyun yang berdiri di belakang gue.

"Heh."

"Apaan?"

Gue menatap koyo di leher Seoyun.

Lalu dengan laknat mata gue tertuju pada bibirnya.

'Sialan. Bibirnya kenapa cantik banget, sih?! Gue jadi pingin nyosor.' Batin gue berusaha menahan nafsu lelaki gue.

'Sadar, Hyunjae! Lo kenapa, sih, hari ini?! Tadi udah kelepasan, sekarang lo kepingin nyosor?! Gila lo!'

Kayaknya gue beneran gila. Sumpah.

"Woi, Jae! Kenapa tiba-tiba diem? Lo ngomong apaan?" Seoyun membuyarkan lamunan gue yang sungguh laknat tersebut.

"E-eh, itu, anu. Besok, itu koyo jangan sampe kelepas ya, di sekolah. Gue tadi udah beliin lebih. Besok kudu lo ganti. Hati-hati. Kalo keliatan orang berabe lo. Paham?" Peringat gue panjang lebar.

Seoyun ngangguk doang.

"Iya-iya, ngerti."

Gue menghela napas, lalu keluar dari apart Seoyun dan masuk ke apart gue.

Krek.

"Ukh, gue bener-bener gila kayaknya. Bisa-bisanya gue kelepasan ngelakuin itu ke itu dia. Udah gitu sempet salfok lagi. Aduuuuhh." Dumal gue sembari mengusap-usap wajah gue kasar.

"Bodo, ah!"

.
.
.
.
.

Gue terduduk lesu di kursi gue. Semaleman gue gabisa tidur gegara kepikiran kelakuan laknat gue. Makanya pagi ini gue mutusin buat berangkat lebih awal.

"Woi, Jae!"

"Apaansi, Kev. Gue lagi ga mood. Gausah berisik."

"Yaelah, mendung amat aura lo! Tumben amat lo dateng pagi?" Kevin dengan santai naruh tas miliknya di sebelah bangku gue.

coldest become warmest ; lee hyunjaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang