Prolog

93.2K 4.7K 740
                                    

Note : DIMOHON KEPADA PARA PEMBACA BARU UNTUK SABAR MEMBACA TIDAK TERBURU-BURU INGIN TAHU SIAPA TOKOH INI, SIAPA TOKOH ITU

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Note : DIMOHON KEPADA PARA PEMBACA BARU UNTUK SABAR MEMBACA TIDAK TERBURU-BURU INGIN TAHU SIAPA TOKOH INI, SIAPA TOKOH ITU. BACAA DENGAN TELITI NTAR JUGA TAU. SEKIAN! (yang komen *ini siapa sih, ini cerita apaan sih, gua gapaham dsb GAUSA DITEMENIN BYE!)

SEQUEL NEVER ENDING, TAPI MASIH BISA DIBACA SEKALIPUN TIDAK BACA NEVER ENDING DULU.

**********************

Bogor, 12 Agustus 2022

Maika mematut tubuhnya di cermin. Tidak ada yang special dari penampilannya hari ini. Selain dia yang mengenakan kebaya berwarna abu tua dengan panjang kebayanya hingga lutut, lengkap dengan rok batik berwarna senada. Beserta pashmina dengan panjang hingga perut berwarna abu muda.

Wajah berwarna kuning langsat hasil perjuangan skincare routine selama 3 tahun ini hanya dipoles dengan foundation dan bedak tabur. Dan sedikit sentuhan lip tint berwarna cherry.

"Udah belum, Kak?" teriak Nala-mamanya dari lantai satu.

"Bentar, Ma!" sahutnya dengan suara yang cukup kencang.

Gadis itu menatap ponselnya, ini sudah hampir seminggu dia mengirimkan pesan pada Nara. Tapi sahabatnya itu belum membalasnya. Keterlaluan memang.
Mau bagaimana lagi? Maika tahu, Nara pasti sibuk dengan kehidupannya saat ini. Dan Maika tidak punya hak untuk menuntut ini-itu pada Nara. Cukup mendengar balasan kalau Nara baik-baik saja sudah mampu membuatnya tersenyum senang.

Maika menuruni tangga yang jadi penghubung antara lantai 1 dengan lantai 2. Nampak Mama, Papa dan kedua adiknya sudah rapi.

Buset, udah kayak acara apaan aja, pikir Maika.

"Papa ikut juga?" tanya Maika berbasa-basi.

"Iyalah, Papa 'kan mau lihat anak papa wisuda." Wisuda SMK tepatnya. Maika hanya menganggukkan kepalanya.
Kelimanya berjalan keluar menaiki mobil berwarna hitam. Maika duduk di bangku paling belakang, sendiri. Dan kedua adiknya duduk di bangku tengah.

"Kamu ada kepikiran buat lanjut kuliah?" tanya Papanya.

Maika mengalihkan perhatiannya pada kedua orangtuanya. Gadis itu menggelengkan kepalanya.

"Enggak, Pa." Raut wajah Papanya mendadak jadi muram.

"Kenapa? Kamu tahu 'kan jaman sekarang kalau enggak kuliah cari pekerjaan itu susah, lebih-lebih kalau kamu cuman lulusan SMK."

Maika menghela napasnya sesaat.

"Maaf, Pa. Tapi aku memang belum kepikiran buat lanjut kuliah, planning aku sehabis lulus ini mau coba buka usaha sendiri," jelas Maika.

"Gak papa-papa kok, asalkan kamu serius rintis usaha kamu. Mama yakin, kamu bisa sukses. Gak masalah kalau kamu emang gak mau kuliah, Mama atau Papa enggak bisa maksa. Karena nantinya, toh kamu-kamu juga yang jalaninnya." Akhirnya Nala turut bersuara.

Our Ending Scene [DREAME]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang