Chapter 4

58 0 0
                                    

Denia POV

Sudah beberapa hari Valerie menjalani sekolahnya dan dilihat dari reaksi Valerie dia cukup menyukai aktivitas barunya dan saat ini dia juga sudah mendapatkan cukup banyak teman dan ada beberapa temen dekat yang aku perhatikan sangat dekat dengan Valerie dan yang kutahui dari Andre bahwa dia memilih sekolah ini dikarnakan usul dari temannya yang menyekolahkan anaknya disini, dan saat hari pertama aku sudah diberitahu bahwa anak yang dimaksud Andre adalah Chael sejak awal Valerie sudah sangat ramah tapi entah kenapa Chael tak merespon Valerie sama sekali tapi memang Chael anak yang ceria tapi dia hanya berteman dengan beberapa anak saja tak seperti Valerie yang bisa berbaur dengan cepat.

Ketika aku dan Valerie sampai dirumah akupun langsung menganti baju sekolah Denia POV

Sudah beberapa hari Valerie menjalani sekolahnya dan dilihat dari reaksi Valerie dia cukup menyukai aktivitas barunya dan saat ini dia juga sudah mendapatkan cukup banyak teman dan ada beberapa temen dekat yang aku perhatikan sangat dekat dengan Valerie dan yang kutahui dari Andre bahwa dia memilih sekolah ini dikarnakan usul dari temannya yang menyekolahkan anaknya disini, dan saat hari pertama aku sudah diberitahu bahwa anak yang dimaksud Andre adalah Chael sejak awal Valerie sudah sangat ramah tapi entah kenapa Chael tak merespon Valerie sama sekali tapi memang Chael anak yang ceria tapi dia hanya berteman dengan beberapa anak saja tak seperti Valerie yang bisa berbaur dengan cepat.

Ketika aku dan Valerie sampai dirumah akupun langsung menganti baju sekolah valeriedengan pakaian rumah setelah itu mengajaknya keruang makan untuk makan siang tapi ketika kami sampai di ruang makan tak terlihat adanya makanan diatas meja, akupun kedapur berniat mencari mbok Jah dan sepertinya dapur sangat sepi dan tak ada tanda-tanda keberadaan seseorang disana, akhirnya aku memilih memasakan spageti untuk Valerie setelah itu membawanya kekamar untuk tidur siang.

Setelah menidurkan Valerie akupun kebelakang bermaksud untuk mencari mbok Jah yang sedari tadi tak terlihat padahal semenjak Valerie bersekolah mbok Jah akan langsung menyiapkan makan siang dimeja makan dan akan menegur kami ketika kami sudah pulang, akupun mengedor kamar mbok Jah dan pintu terbuka ternyata mbok Jah sedang dikamar, apakah mbok Jah sakit? Atau ada sesuatu

"Mbok Jah kenapa?" akupun duduk diatas kasur disebelah mbok Jah terlihat mata beliau yang sudah sembab

"Ada masalah di kampung non, anak mbok sakit lumayan serius" aku sedikit terkejut dikarnakan aku mengira keluarga inti mbok Jah tinggal di Jakarta

"Apa mbok tidak pulang saja meminta ijin Andre?"

"Sebenarnya saya ingin pulang tapi saya berfikir tuan Andre sangat membutuhkan saya disini"

"Katakan saja mbok mungkin saja Andre mempunyai solusi lain" mbok Jahpun menangis dipelukan ku, sepertinya penyakit anaknya bukan sekedar penyakit deman biasa

Ketika sore datang aku dan Valerie pun sedang bermain di taman belakang seperti biasa namun ada yang mengajal di hatiku, semoga saja Andre memberikan solusi terbaik untuk masalah mbok Jah dikarnakan terlihat dari raut wajah mbok Jah bahwa ia sangat khawatir dan mbok Jah bukan orang yang lalai dalam tugas seperti tadi siang jika memang keadaannya tidak terlalu buruk. Sepertinya mbok Jah sedang berbicara dengan Andre dikarnakan aku sudah mendengar suara mobil Andre sedari tadi tapi batang hidung nya belum terlihat padahal biasanya langsung ke teras belakang untuk menemani Valerie tampa ke kamar dahulu.

"Nia" suara bass tersebut selalu saja mengagetkan aku

"Ada apa?" aku bertanya dengan raut muka polos ku

"Mbok Jah akan pulang kampung malam ini juga bisa kah kamu bantu beliau untuk bersiap, Valerie biar aku saja yang jaga untuk sementara" akupun langsung berlalu ke belakang untuk membantu mbok Jah

A Beautiful MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang