5.Stated

108 52 209
                                    

Happy reading wak. ;)

"Aku memang sudah sadar bahwa aku mencintaimu Lea."
••••••••••••••••••••••••••••••••••

Leanna masih menegang di tempatnya, dia tidak tuli. tentunya dia mendengar apa yang dikatakan lelaki itu.

"Hai kau. Kenapa kau ada disini? lebih baik kau pergi bukankah kau sudah selesai memanfaatkan sahabatku jadi pergi lah." Usir Dinnan tidak terima dengan kedatangan lelaki itu. Dia memicingkan matanya menatap curiga Lendra.

Yah benar lelaki yang tiba-tiba datang dan menghentikan perjalanan Leanna dan Dinnan adalah Lendra. Dan Dinnan sudah muak melihat wajah lelaki yang ada di depannya.

"Din kau duluan saja ke kelas."
Siapa lagi kalau bukan Leanna yang mengatakannya.

Pandangan Dinnan beralih pada sahabatnya, apa dia tidak salah dengar kali ini?

Apakah Leanna ingin berduaan dengan Lendra? Batin Dinnan.

"Apa maksudmu, aku tidak akan membiarkan mu bersama si brengsek ini." Tentu saja, bagaimana dia membiarkan Leanna dengan Lendra? Bisa-bisa Leanna dihipnotis lagi oleh Lendra agar mau dimanfaatkan lagi. Memang itu terlihat konyol tapi itu bisa saja bukan?

"Diiin aku tidak apa okeh." ucap Leanna meyakinkan Dinnan.

"Tapi aku takut kau akan dihipnotis lalu kau akan ..." Belum selesai Dinnan menyelesaikan perkataannya
tiba-tiba Lendra angkat bicara, sedari tadi dia hanya menonton dan sekarang waktunya dia ikut bicara, agar Dinnan mau meninggalkan dirinya dengan Leanna.

"Aku tidak akan melukai gadis yang aku cintai."

Terkejut, tentu saja itu yang dirasakan Leanna bukan hanya Leanna tapi Dinnan pun ikut terkejut bahkan sekarang keadaan mulut Dinnan sudah menganga mendengar penuturan dari Lendra.

Bagaimana mereke berdua tidak terkejut? Beberapa bulan yang lalu lelaki ini mengatakan bahwa dia mencintai Salsa, lalu sekarang dia tiba-tiba mengatakan bahwa dirinya mencintai Leanna apa ini sebuah lelucon.

"Tunggu apa aku tidak salah dengar, apa kau sedang bercanda Lendra?" Dinan menatap nyalang Lendra yang dengan gampangnya mengatakan bahwa dia mencintai Leanna.

"Tidak, karena aku mengatakannya dengan jujur." Lendra tidak takut di tatap begitu oleh Dinnan, bahkan sekarang dia sudah membalas tatapan Dinnan.

"Itu tidak mungkin bukankah kau kemarin.."
Belum selesai Dinnan menyelesaikan ucapannya tapi Leanna sudah memotongnya, lagi.

"Sudahlah Dinnan biarkan dia bicara padaku, jangan membuatku jadi semakin lama berdiri disini dengannya." Leanna mencoba membujuk Dinnan dengan tatapan memelasnya, dia ingin Dinnan mengizinkan Lendra bicara dengannya.

Karena dia ingin segera menjauh dari Lendra tapi Dinnan membuatnya jadi terus bersama Lendra.

"Baiklah aku akan menurut Lean, aku ingatkan padamu brengsek kau tidak boleh menyentuh sahabatku sedikitpun!" Dinnan menunjuk Lendra tepat di wajahnya.

Setelah itu dia mengalihkan pandangannya lagi pada Leanna.
"Dengar! Jangan jadi gadis bodoh lagi di depannya Lean. Karena dia pernah berhasil memanfaatkan mu sayangku."

Leanna memutar bola matanya. Dinnan terlalu berlebihan, dia juga sudah tau apa yang harus dia lakukan.

"Bayy, sampai jumpa di kelas. Ingat kau tidak boleh berlama-lama dengan si brengsek." setelah itu Dinnan melenggang pergi meninggalkan dua insan berbeda jenis itu, Dinnan tidak ingin egois dia ingin membiarkan sahabatnya sendiri yang menghadapi masalahnya sekarang.

PENGORBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang